14

665 73 0
                                    

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________

"Huaa..Hiks.. hiks."

Shaquille menangis dengan keras setelah sampai di rumah keluarga Anederea, sejak kedatangan Xyan yang menghampiri ayahnya, dia sudah menahan diri agar tidak menangis.

Dan Shaquille baru mulai menangis setelah Keanu membawa Shaquille ke dalam mobilnya.

"Stt, tenang ya, baby. Mereka udah gak ada kok." Ujar seorang wanita cantik dengan lembut, ia adalah ibu dari Keanu dan Karina, Vanessa Bilia Anederea.

Sejak awal kedatangan Keanu yang menggendong Shaquille di gendongan koalanya, ia sudah menduga bahwa ada sesuatu yang terjadi pada putra bungsunya, dan ia sangat marah mengetahui apa yang terjadi setelah Keanu bercerita tanpa menghilangkan atau menambahkan cerita itu.

"Udah ya dek, nanti kamu sakit." Karina mengelus kepala Shaquille lembut, sudah hampir empat jam Shaquille menangis, Karina takut adik bungsunya itu kenapa-napa.

"Iya, kamu gak mau kan kalo sampe minum obat pahit?" Timpal Keanu dan Shaquille menggeleng kuat mendengar pertanyaan dari Keanu.

"Sha gak mau- hiks... minum obat." Gumam pria manis itu.

"Makanya, adek tenang dulu ya, tarik nafas~ hembuskan~" Shaquille mengikuti intruksi Karina dan ia merasa sedikit tenang.

"Mommy.. " Lirih pria manis itu sambil melihat ke arah Vanessa yang masih setia memangkunya dengan tangan yang tidak berhenti mengelus punggung kecil itu.

"Iya sayang?" Tanya Vanessa lembut dan menghapus sisa air mata yang ada di pipi Shaquille.

"Daddy- huk ke- mana?" Tanya Shaquille yang masih sedikit sesegukan walau tidak lagi menangis.

"Bentar lagi Daddy pulang, sekarang baby mandi dulu, habis itu kita makan bersama." Titah Vanessa dan di beri anggukan oleh Shaquille.

Shaquille beranjak dari pangkuan Vanessa dan pergi ke kamarnya sambil berlari kecil.

"Mommy tidak habis pikir, mereka benar-benar menganggap sepele keluarga kita." Ujar Vanessa setelah melihat Shaquille telah benar-benar pergi dari ruang keluarga.

"Aku juga tidak menduga hal ini Mom, mereka sudah berani melanggar perjanjian yang kita buat!" Sahut Karina menggebu-gebu.

Tiga tahun lalu, tepatnya dua bulan setelah Shaquille melarikan diri dari pamannya, ia berada di rumah keluarga Anederea dan di perlakukan dengan sangat baik.

Satu bulan setelahnya, keluarga Anederea sepakat untuk mengadopsi Shaquille, mereka mengundang Symon dan membicarakan mengenai pengadopsian Shaquille.

Awalnya Symon menentang keputusan itu, tetapi langsung dengan cepat ia setujui setelah Bagas Akala Anederea, selaku kepala keluarga Anederea, mengatakan bahwa ia tidak akan mengambil sepeser pun uang yang di tinggalkan oleh orang tua Shaquille.

Dan Bagas juga menambahkan sebuah perjanjian di antara keluarga Anederea dan keluarga Gunandhya, bahwasanya keluarga Gunandhya yang saat ini di pimpin oleh Symon tidak boleh menunjukkan diri mereka di hadapan Shaquille, baik itu Symon sendiri atau anak dan istrinya.

Memang tidak ada catatan jika melanggar apa konsekuensi yang akan di dapat oleh keluarga Gunandhya, tetapi Bagas dengan tegas mengatakan "Jika kau melanggar, bersiaplah untuk kehilangan semua yang kau miliki."

Mereka tidak menyangka, ancaman yang di katakan Bagas hanya di anggap angin lalu, dan mereka melakukannya setelah mengetahui bahwa Shaquille sekarang sudah hidup lebih baik dan bahagia.

"Apa yang kalian pikirkan?" Suara berat seorang pria dewasa terdengar mengalihkan perhatian ibu dan dua anak yang tengah melamun itu.

"Dad!" Ujar Keanu dan Karina bersamaan.

"Kalian ngelamunin apa sih? Daddy pulang gak ada yang sadar." Ujar pria itu, dia adalah kepala keluarga Anederea sekaligus CEO di perusahaan Anederea yang baru di lengserkan padanya satu tahun uang lalu, Bagas.

"Maaf, kami terlalu larut dalam pemikiran kami tadi." Vanessa mendekati suaminya lalu mencium pipinya sekilas.

"Kalian mandi dan siap-siap, ada yang mau Daddy bicarakan dengan kalian." Perintah Bagas dan di beri anggukan oleh kedua anaknya.

Setelah Keanu dan Karina pergi, Bagas merangkul pinggang istrinya lalu mencium bibirnya sekilas.

"Oh, iya. Aku tidak melihat baby, apa dia tidur?" Tanya Bagas sambil celingukan mencari putra bungsunya itu, biasanya saat dia pulang, putra bungsunya itu akan langsung menerjangnya.

"Ada, dia sedang mandi."

"Ada masalah apa?" Tanya Bagas, ia melihat aura kekhawatiran dari wajah istrinya.

"Ini tentang Baby." Jawab Vanessa.

"Memangnya baby kenapa?"

"Akan ku jelaskan nanti, kamu mandi dulu, aku akan ke kamar baby."

Bagas mengangguk mengerti, ia lalu pergi ke kamarnya dan melakukan apa yang di perintahkan sang istri.

Tok tok.

Vanessa mengetuk pintu kamar Shaquille yang ada di tengah antara kamar Keanu dan kamarnya, sedangkan kamar Karina ada di sebelah kamar Keanu.

"Baby, Mommy masuk ya." Ujar Vanessa saat tak mendapat jawaban dari dalam.

Merasa khawatir, Vanessa langsung masuk ke dalam, dia tidak melihat Shaquille di kasur atau di walk in closet, jadi ia yakin bahwa Shaquille masih di kamar mandi.

Saat Vanessa mengetuk pintu kamar mandi, tidak ada jawaban dari dalam, hanya ada suara air shower.

Ia langsung membuka pintu karena perasaannya tidak baik, dan ia sangat terkejut saat melihat Shaquille yang pingsan di bawah guyuran air shower.

"Baby!" Teriak Vanessa histeris, ia langsung mematikan shower dan menyambar tubuh Shaquille yang basah dan masih mengenakan baju sekolahnya.

"Sayang! Keanu! Karina!" Teriak Vanessa kencang, membuat ketiga nama yang di teriaki kaget dan langsung pergi menuju sumber suara.

Karina dan Keanu baru selesai mandi, mereka bahkan masih memaki handuk dan kimono mandi, sedangkan Bagas baru melepas pakaian atasnya.

Ketiganya masuk ke dalam kamar Shaquille yang terbuka dan menuju kamar mandi, mereka terkejut saat melihat Vanessa yang menangis sambil memeluk tubuh Shaquille yang basah.

"Mommy! Baby!" Keanu dan Karina langsung masuk ke dalam kamar mandi dan membantu Vanessa untuk berdiri.

"Keanu, ganti baju baby, Karina, ambilkan baju dan handuk Mommy, Daddy akan menelpon Ivona." Ujar Bagas dan keduanya langsung mengangguk patuh.

Beberapa menit kemudian, seorang perempuan datang dengan setelan dokter dan sebuah koper di tangannya, dia adalah Ivona Belen Bratadikara. Putri pertama keluarga Bratadikara yang juga menjadi dokter pribadi keluarga Anederea.

Vanessa dan Shaquille telah di tangani oleh Keanu dan Karina, Bagas langsung meminta Ivona untuk memeriksa keadaan Shaquille.

"Dia hanya demam, ku pikir dia terlalu banyak menangis, di tambah karena terlalu lama di kamar mandi, jadi suhu tubuhnya meningkat dengan drastis." Jelas Ivona saat melihat tatapan khawatir keluarga yang telah lama bersahabat dengan keluarganya itu.

"Kalian tidak perlu khawatir, dia hanya perlu beristirahat beberapa hari, dan di beri vitamin." Lanjutnya lalu menyerahkan sebuah kertas berisikan beberapa nama obat pada Bagas.

"Baiklah, terimakasih karena sudah datang." Ujar Bagas dan di beri anggukan oleh Ivona.

"Ini sudah menjadi tugasku, lagi pula, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan putra kesayangan keluarga Anederea."

.
.
.
.
Tbc.

Selenophile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang