Part. 1

918 39 0
                                    

Author POV

Malam minggu jam 7 malam tempat cafe Aulifer yang berada di lantai hotel Blue moon yang berada di Jakarta penuh dengan pengunjung.

Sean duduk dengan tenang di pojok cafe menunggu adiknya laki-lakinya datang.

"Kak"

"Kau telat lagi Vero"

Pria jangkung berkulit putih dan berwajah tampan itu langsung meringis saat melihat tatapan tajam kakaknya.

"Maaf tapi macet, kakak tahu sendiri bukan bagaimana jalanan Jakarta saat malam Minggu" balas Vero.

"Jangan banyak alasan kakak tahu kamu datang ke sini bukan untuk menyapa kakak saja seperti di chat mu tadi" balas Sean.

"Nih Mami masakin makan di kamar yang khusus di pesan Mami buat ulang tahu kakak" kata Varo sambil menyerahkan key card pada Sean.

Alis tebal indah milik Sean langsung berkerut saat melihat kartu kunci khusus kamar VIP di depannya.

"Buat apa Mami pesan kamar di sini ? Kakak masih pemilik saham terbesar di sini dan buat bayar telp saja jika Mami ingin Reservation di hotel ini" kata Sean datar.

"Memang Mami tahu kakak pemegang saham di hotel ini, keluarga kita tidak tahu di mana saja kakak investasi atau beli saham" kata Vero.

( Nah di sini aku kasih penjelasan sedikit yang sayang, investasi termaksud saham dalam KBBI misalnya kalian menanam modal dalam suatu aset atau proyek kalian akan dapat bagian saham dalam perusahaan itu, nah kalau membeli saham ini seperti kalian membeli saham dari orang lain yang sudah memegang saham di perusahaan itu biar saham kalian bertambah begono kalau kurang jelas bisa tanya Mbah google )

"Jangan bicara omong kosong cepat pulang dan jangan mampir ke club malam lagi, jika aku tahu kau masuk ke club malam lagi aku sendiri yang akan mematahkan kaki mu" ancam Sean tajam.

Tubuh Vero langsung menegang saat melihat tatapan tajam kakaknya, seharusnya dia tadi dia bilang menolak saja saat suruh antar kunci hotel ke kakaknya.

"Iya...iya aku akan pulang langsung pulang malam ini" kata Varo kesal.

Sean tersenyum kecil sambil mengeluarkan kota hitam dari Jas biru tuanya.

"Ini, bawa ini mami bilang kamu suka kamu suka jam tangan ini"

Varo tersenyum lebar saat melihat kita hitam yang berikan Sean dan membuka isinya.

"Wa kak kamu beli ini di mana ? Ini jam tangan keluaran Richard Mille Tourbillon, harganya USD $525,000 atau 6,9 milyar rupiah bukan ?" Kata Varo sambil tersenyum lebar.

"Ya, itu salah satu model terbaru keluaran Richard Mille tempat ku berinvestasi baru-baru ini" jawab Sean lugas.

"Gila aku enggak tahu kakak juga investasi di pasar luar negeri apalagi di Swiss" kata Varo.

"Enggak juga ini pertama kalinya aku masuk ke Swiss pasar AS ( Amerika Serikat ) terlihat baik jadi aku mulai mencoba masuk ke pasar-pasar luar negeri lainnya, apalagi tambang mereka juga bagus" kata Sean.

"Cukup, aku pusing kak aku enggak paham tentang Bisnis atau pergerakan Ekonomi intenasional jadi jangan bahas kaya begitu sama aku" kata Varo.

Kening Sean menyergit tidak suka saat mendengar kata-kata santai adiknya yang membuatnya kesal.

"Belajar dengan benar mulai sekarang, bagaimana bisa anak seorang pengusaha bicara seperti itu" kata Sean tajam.

Hic....

Varo terkekeh canggung saat melihat tatapan tajam Sean yang sukses membuatnya merinding.

Hahh...

Dia menghelai nafas dan melihat jam tangannya sebelum bangun dari duduknya.

"Pulang sekarang, kakak masih punya jadwal dengan kolega bisnis di sini" kata Sean.

"Baiklah kak" kata Varo yang buru-buru lari.

"Anak itu tidak memang tidak ada berubahnya" gumamnya kesal.

Sean memilih untuk untuk istirahat di kamar yang pesan ibunya sebelum menghadiri rapat pemegang saham di perusahaan berlian miliknya.

Dia bahkan tidak tahu saat mata memperhatikannya sedari dia keluar dari cafe hotel dan berjalan masuk kedalam Lift khusus tamu VIP hotel.

"Nyonya tuan Sean sudah naik kelantai atas" bisik suara berat itu ke layar ponselnya.

'Bagus ikuti terus Sean, pastikan dia minum anggurnya dari anggur yang aku berikan tadi' balas suara perempuan dari seberang telp.

"Ya baik nyonya, anda tenang saja saya sudah memerintahkan Room Services untuk membawakan pesanan anda" balas pria itu pasti.

'bagus kalau ini berhasil aku akan memberikan mu bonus besar kali ini, dan juga pastikan jika wanita itu masuk kedalam kamar hotel putra ku kali ini' balas wanita itu tegas.

"Pasti nyonya anda tidak perlu khawatir" balas pria itu.

Tok...tok....

"Layanan Room Services tuan"

Sean menyergit bingung saat melihat layanan Room Services yang tidak pesan, dia baru saja mandi dan belum melakukan layanan pesanan apapun.

Klik...

Sean menatap pelayan pria di depannya dengan dingin hingga membuat pria itu mengigit ketakutan.

"Siapa yang melakukan pemesanan ?" Tanya Sean datar.

Pelayan pria itu harus mati-matian menelan ludahnya, tenggorakan terasa tercekik saat melihat tatapan predator milik Sean.

"Nyonya Anita, nyonya Anita yang memesan layanan kamar untuk putra yang hari ini ulang tahun tuan" jawab pria itu susah payah setelah berusaha untuk berdiri tegak.

"Masuk"

Sean menyingkir ke samping memerintahkan pelayan itu untuk masuk kedalam kamarnya.

"Ini mu dan Jangan biarkan siapapun mengganggu ku, suruh salah satu pelayan untuk membangunkan ku nanti jam 9 malam" perintah Sean lugas.

"Baik tuan terima kasih untuk tipsnya" balas pelayan itu saat melihat 5 lembar 100 ribuan.

Sean tersenyum saat melihat hidangan yang pesan ibunya.

Anggur merah berusia 30 tahun depan hidangan khas Eropa.

Hanya ibunya yang tahu makanan kesukaan.

.........

"Karin hari ini kamu bersihkan kamar 1091 ya VIP atas, nanti akan ada tamu penting" kata Bu Maya pengawas Cleaning servis di hotel.

Karin menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Baik" balas Karin patuh.

Bu Maya senang melihat karyawan yang rajin dan ulet seperti Karin yang tidak pernah protes dengan kerjaan sekalipun harus bekerja lembur.

Selama gaji dan bonusnya besar Karin tidak akan protes.

Karin mengambil peralatan kerjanya dengan cepat dan berjalan masuk kedalam lift khusus tamu VIP hotel.

Karin memeriksa setiap nomor kamar hotel dan tersenyum saat melihat kamar 1091, dia cepat-cepat mengeluarkan kunci cadangan yang dia pinjam dari Resepsionis hotel sebelum dia naik tadi.

Dia masuk kedalam kamar gelap itu dan tersentak kaget saat tiba-tiba saja ada tangan yang menarik pinggangnya.

"YA TUHAN" Karin berteriak kaget saat tubuhnya di angkat dan banting dengan mudah ke ranjang lembut hotel.

Dia semakin panik saat melihat seorang pria yang berdiri di depannya dengan nafas yang berat dan wajah yang memerah.

"Tunggu tu-tuan saja ti-tidak tahu jika kamar ini a-ada orang, sa-saya minta ma-maaf" kata Karin dengan susah payah.

Sean menatap wanita yang gemetar di depannya, dia tidak peduli teriakan dan ratapan wanita itu.

Dia hanya peduli dengan tubuhnya yang semakin aneh  pandangan juga semakin kabur, wajahnya semakin panas dan kepalanya semakin pusing.

......

TBC
 

24 hours with Crazy RichWhere stories live. Discover now