Part. 2 - 18+

1.3K 41 1
                                    

Author POV.

Apa dia mabuk ? Entahlah yang dia tahu dia hanya ingin menyalurkan hasratnya pada wanita di depannya.

Karin semakin gemetar dan panik saat pria itu mendekatkan wajahnya dan melumat bibirnya dengan kasar.

"Kumohon jangan berhenti, aku tidak mengenal mu tuan" ratap Karin sambil memohon.

Dia takut, dia sangat takut dengan pria yang ada di depannya.

SRAKK....

"AAAHHKKK" Karin berteriak keras saat baju kerjanya di robek dengan mudah oleh pria di depannya.

"Ja-jangan menyingkir dari ku sekarang"

Karin berusaha mati-matian mendorong dada bidang dan lebar pria di depannya.

"AAAHHKK TIDAK AKU MOHON JANGAN TUAN, MOHON PADAMU"  teriak Karin sambil memberontak dengan keras di bawah kurungan lengan Sean yang kekar.

Sean benar-benar tidak peduli dengan teriakan dan tangisan wanita yang berada di bawahnya, baginya yang lebih penting saat ini adalah penisnya yang sedari tadi berdiri kokoh di tengah-tengah selangkangannya.

Sean membuka jubah mandinya dan bertelanjang bulat di depan Karin, membuat Karin berteriak saat melihat penis Sean yang berdiri tegak.

"AAAAKKKK TIDAK AKU TIDAK MAU" rontah Karin sekuat tenaganya.

Sean menarik tangan Karin dan mengikatnya dengan tali jubah mandinya.

"Tenang aku akan melakukan dengan lembut, aku akan bertanggung jawab saat kamu hamil nanti" bisik Sean lembut.

"BRENGSEK, BAJINGAN SIAPA YANG MINTA PERTANGGUNG JAWABAN MU, LEPASKAN AKU SEKARANG JUGA SEBELUM AKU LAPOR KE POLISI, AKU MOHON LEPASKAN AKU" ratap Karin putus asa.

Sean menutup mulut Karin dengan bibirnya, mencium bibir Karin hingga tidak ada kesempatan bagi Karin untuk berteriak atau memaki.

Bhuk...

Karin menendang paha Sean dan merangkak keatas ranjang  dengan susah payah dan tangan yang masih terikat.

"AAAGHHKK" Karin berteriak saat kakinya di tarik dan buka lebar-lebar selangkangannya.

"Uuuhhhsss Diam jangan banyak memberontak, kau akan merasakan sakit saat adik kecil ku masuk" bisik Sean vulgar.

"TIDAK...TIDAK TOLONG AKU, AKU MOHON SESEORANG TOLONG AKU" Teriak Karin dengan wajahnya yang sudah penuh dengan air mata.

"AAAAKKKK" mata Karin melotot lebar saat penis besar dan panjang milik Sean masuk tiba-tiba.

"AAAAKKKK SAKIT, SAKIT BRENGSEK" teriak Karin kasar.

Sean tersenyum lembut hingga wajah tampannya berkali-kali lipat lebih lebih tampan dari yang awal.

"Masuk, semua masuk" bisik Sean sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dengan perlahan tapi pasti.

"AAAGHHKK....TU-TUNGGU....AKU AAAAHHH" Sean tersenyum sambil sambil terus menggerakkan penisnya.

Uuuhhhsss.....

Desahan Karin yang awalnya penuh teriakan kesakitan dan marah kini berganti dengan desahan nikmat.

Karin menutup matanya rapat-rapatnya bagian bawahnya terasa nikmat tidak bisa dia jelaskan, perutnya seakan-akan di lilit, kepalanya juga kosong hanya rasa nikmat yang terus menghantam logika dan kesadarannya.

Sean sendiri benar-benar menikmati tubuh Karin gendut Karin dalam pelukannya.

Dia tidak pernah tahu bahwa berhubungan intim dengan lawan jenis itu ternyata bisa indah ini.

24 hours with Crazy RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang