6. Sekarina Anastasya Ayu Diningrat

134 15 3
                                    

[TYPO BERTEBARAN]
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶

Tok. Tok. Tok.

"Siapa?"

"Kenandra"

"Masuk mas, gak dikunci" Kenandra atau Ken pun masuk ke kamar sang adik, terlihat Karin yang sedang menonton drakor ditemani berbagai cemilan.

"Ada apa mas?" Atensi remaja putri itu tertuju pada Ken.

Ken diam sesaat, mengamati kamar sang adik lalu menggeleng. "Enggak, mas mau pesan pizza, mau?"

"Boleh deh"

"Oke, tunggu ya?"

"Iya" Mas Ken keluar tanpa menutup pintu kamar. Karin masih menjeda drakor nya, lalu menutup cemilan yang tadi ia buka.

"Hah~" Perempuan april itu membaringkan tubuhnya terlentang, memikirkan kejadian pagi tadi, dimana dia dan Gina jatuh ke kali. Jika mengingat nya Karin merasa geli sendiri, bisa-bisa sahabatnya itu melamun saat berkendara, syukur tidak ada luka serius yang mereka alami. Bunda, serta mas nya hanya tertawa saat mendengar cerita Karin. Ibu pun hanya menggeleng pasrah, bukannya merengek kesakitan, keduanya malah cengengesan waktu menghampiri dirinya.

Berbicara soal tadi, Karin jadi mengingat saat ibu dan Gina mengucapkan terimakasih untuk kesekian kalinya, dia langsung mengingat kejadian lima tahun lalu, kejadian dimana keluarganya membantu ibu dan Gina yang sedang di timpa cobaan. Bisa dibilang, keluarga Karin adalah keluarga yang mampu, ayahnya adalah seorang arsitek, dan bundanya seorang disainer yang memiliki 3 warung makan (selain yang diberikan untuk ibu), mas nya memiliki cafe di Arso 2 dan Koya, ayah juga memiliki beberapa sapi dan rusa sebagai hewan ternak.

Sedari kecil hidup Karin memang tidak kekurangan suatu apapun, baik dari sandang, pangan, maupun papan. Namun untuk membuat hidup keluarga tidak kekurangan, tentu ada yang harus dikorbankan, kasih sayang misalnya. Karena ayah seorang arsitek, membuat beliau lebih sering menghabiskan waktunya di kantor, atau bahkan sampai keluar kota selama beberapa bulan, walaupun tidak sampai melupakan keluarga (kadang), tetap saja ayah adalah orang yang sibuk. Bunda yang seorang disainer lebih sering berada dirumah, beliau bisa bekerja dari rumah, hanya ke kantor saat ada rapat penting, tapi saat pekerjaannya banyak, bunda hampir tidak pernah keluar dari rungan kerja, mereka tetap orang sibuk. Lalu mas Ken? Mas Ken tidak sesibuk itu, dia memiliki dua cafe tapi seperti seorang pengangguran, dia memantau cafe dari rumah, dan hanya datang untuk mengecek secara langsung di hari senin. Karin ingin seperti mas Ken, kerja sedikit uang lancar.

Membicarakan soal keluarga nya, entah kenapa rasa rindu Karin pada ayah yang sudah satu bulan di luar kota membeludak. Ayah memiliki proyek besar yang harus dipantau secara langsung, membuat beliau sangat sibuk, sangking sibuknya hanya bunda yang mendapat kabar dari ayah.

"Ayah.. Belum pulang ya?"

"Ayah.. Kapan ya ayah libur?"

"Ayah.. Masih sibuk kah?"

"Ayah.."

"Karin?"

".. Karin kangen ayah bun"

Bunda diam, bunda mendatangi kamar Karin karena mendengar sang anak berbicara sendiri. Ternyata si bungsu tengah memikirkan sang ayah. Bunda lantas mendekat dan ikut berbaring di samping Karin, mengamati wajah yang begitu mirip dengan nya. Jika Ken adalah jiplakan ayah, makan Karin adalah jiplakan bunda.

TITIK TEMU! [00L AESPA X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang