AFTER BEFORE

1. Waktu Berburu

.
.
.
.
.

Magnus
.
Paris

DARI TEMPATNYA yang tinggi di langit, Magnus melihat mangsanya. Akhirny, ini akan kuakhiri. Rahangnya menegang dan kulitnya tertarik kencang. Dengan ketegangan, kelegaan, sepenuh tekad, ia melompat dari puncak menara Eiffel, jatuh dengan cepat... Tamparan angin menyibak rambutnya. Saat mendekat ke darat, ia menciptakan kilatan petir untuk memperlambat lajunya. Orang-orang di bawah tampak tidak menyadari. Beberapa tahun ini, Magnus lebih suka melompat dari satu tempat ke tempat lain, alih-alih menggunakan portal.

"Dia berubah bentuk, lagi. Seorang nenek Tua menuju ke arahmu." Magnus berbicara melalui earphone.

Magnus melihat seorang pria menggunakan tali yang terbuat dari baja dan sudah dimantrai melilit tubuh nenek Tua. Mereka berdua menyeret tubuh itu ke lorong terpencil Kota Paris.

"Well, seorang iblis rendahan membunuh wanita." Jungkook berseru sembari berdiri dihadapan nenek Tua yang terduduk dengan lilitan tali baja.
"Lakukan dengan cepat, Kookie. Tidakkah kau bosan mendengar Jinnie mengomel." Magnus berdiri di samping Jungkook bersedekap dan menyeringai melihat ke nenek Tua.
"Son of Amadeus." Nenek Tua berubah bentuk menjadi bentuk aslinya dan menatap kedua bersaudara itu.
"Wow, setelah ledakan---selain dapat bicara, apakah kaum-mu bermutasi bentuk lain lagi?" Magnus mengejek.
"Kau juga dapat merasakan energi Kami? Hebat juga mutasimu!" Jungkook berseru.
"Tidak, setelah ledakan Kami dari kasta terendah hanya bermutasi dengan dapat bicara. Aku tidak bisa merasakan energimu, tapi Aku pernah mendengar Amadeus menyebut nama kalian. Seokjin, Magnus, dan Jungkook--- son of Amadeus. Jika kalian ingin membunuhku, bunuhlah Aku." Iblis berkata dan tertawa diakhir.

"Sesuai pesanan." Jungkook mengarahkan belati magis tepat ke jantung iblis--sebelum itu. "Mengapa kau begitu senang dibunuh? Kau iblis pertama yang membuatku terpukau" Tanya Magnus menghentikan Jungkook sejenak.

Iblis menatap mata Magnus, "semenjak kehilangan Amadeus, Edom menjadi hilang arah. Kelima pangeran neraka memperebutkan kekuasaan sebab Lucifer juga pergi. Golongan kami lebih menyukai Amadeus, sebab dia bisa memberi apa yang Kami mau. Selama kelima pangeran sedang sibuk memperebutkan tahta. Portal Edom melemah, hingga banyak dari Kami keluar. Sebagai pengabdi Amadeus, Aku sangat senang apabila Aku bisa menyenangkan tuanku."
Magnus dan Jungkook saling berpandangan, "apa yang dilakukan Dia?" Tanya Magnus.
"Yang Aku tahu, sang Maha Tinggi mengutus Amenadiel mencari saudaranya, Lucifer--untuk kembali mengisi tahta di Edom."
"Bukankah Lucifer tersegel di Edom bersama pangeran yang lain?" Tanya Jungkook.
"Dua ratus tahun yang lalu, Lucifer berhasil memecahkan segel. Tuanku, semua yang Aku tahu sudah kau ketahui, sekarang bunuhlah Aku---" iblis itu menyeringai dan melanjutkan "bawa Amadeus kembali ke Edom, tuanku. Jika kau ingin semua ini berakhir."

Jungkook menusuk iblis dengan belati setelah mendapatkan tanda berupa anggukan dari kakaknya, Magnus.

##

Alec
.
New York

Di daratan tempat berpijak, Jace melihat parabatainya---Alec sedang mengitari langit tempat yang diduga menjadi portal penghubung dunia manusia dan Edom. Di tempat yang tinggi di langit, Alec bersama adiknya Isabelle mencari portal. Tamparan angin menyibak rambut keduanya. Saat mendekat ke darat, mereka membiarkan sayap panjang hitam legam---mulai merentang dari punggung dan menangkap arus angin, memperlambat lajunya.

Mereka prajurit untuk Germanus (tempat tinggal sekarang), pemimpin kaum utusan para kesatria bersayap, seperti malaikat, tapi... bukan. Mereka merupakan salah satu dari Tujuh Elite. Tujuh orang penting penyelamat rakyat Idris (tempat tinggal dulu). Selama lima puluh tahun setelah tragedi ledakan, Shadowhunters menyadari mereka bermutasi menjadi makhluk immortal dengan darah dari malaikat Azazel. Memiliki sayap besar panjang dan hitam legam.