Prolog

4.2K 223 11
                                    

       Orang bilang, Masa SMA adalah masa yang paling berkesan sepanjang hidup. Suka duka remaja, Romansa khas anak sekolah, Dan masih banyak lagi. Malam ini, Anak anak kelas 12 dari SMA Trisia berkumpul dalam rangka merayakan perpisahan mereka. Ujian telah berakhir, Begitupun kehidupan mereka di SMA.

       "Guys, Kita pisah bukan berarti kita lost contact yaaa. Ngga mau tau pokoknya kalo ada waktu kita harus main bareng." Ujar seorang siswa bernama First kepada teman temannya.

       "Kayanya bakalan susah buat Khao deh, Kan dia bakal kuliah di Belanda. Iya kan Khao?" Ucapan Drake dibalas dengan anggukan kepala oleh Khao.

        "Yah... Ngapa mesti jauh jauh sih? Padahal deket deket sini juga banyak kampus yang bagus." Tutur Frank.

        "Ya gimana, Andai orang tua gue ngebolehin gue milih kampus yang gue mau, Gue juga maunya disini sini aja biar bisa main sama kalian. Tapi bokap gue bilang, Udah cukup main mainnya di SMA. Ayah ngga mau kamu gagal sampai kamu dewasa. Ingat, Perguruan tinggi bukan untuk tempat bermain main bla bla bla. Gue cape banget, Tapi gue ngga mau keluar rumah karena gue takut jadi gembel."

        Sebelum benar benar berpisah, Anak anak yang tergabung dalam sebuah geng itu menikmati waktu dengan berbincang, Bercanda ria dan mengabadikan momen melalui jepretan kamera.

        "Ohm sama Nanon foto dulu dong. Kalian kan belum foto berdua, Buat kenang kenangan. Ayo cepet, Gue yang fotoin."

       Malu malu, Ohm dan Nanon berdiri berdampingan. Tangan Nanon memeluk pinggang Ohm sedangkan tangan Ohm merangkul bahu Nanon. Mereka sudah menjadi sepasang kekasih sejak tahun pertama di SMA. Ohm dan Nanon tergabung dalam geng yang sama dengan Chimon, Perth, Khao, First, Drake dan Frank.

       "Acieeee, Eh tapi sumpah gue ngga nyangka banget hubungan lo berdua bisa bertahan sampe kita lulus gila. Gue bakal kangen banget dicurhatin sama Nanon malem malem karena berantem sama Ohm." First berseru. Ia merangkul kedua sahabatnya itu.

       Malam begitu cepat berlalu, Satu persatu para siswa dan siswi pulang bersama teman atau kekasih masing masing termasuk Ohm dan Nanon. Mereka pulang menggunakan mobil yang dikemudikan oleh Ohm.

       Sebelum mobil melaju, Ohm menatap mata Nanon lekat lekat. Nanon sendiri tak mengerti apa arti tatapan itu, Namun ia selalu menyukai manik mata Ohm yang menatap lurus ke arahnya.

       "Non, I love you." Ucap Ohm secara tiba tiba.

       "Tiba tiba banget Ohm? Hahaha I love you too."

       Wajah keduanya kian dekat, Semakin dekat hingga tak ada jarak. Bibir Ohm dan Nanon beradu padu, Berbagi rasa dalam satu ciuman manis.

        Nanon dapat mencium bau alkohol dari mulut kekasihnya. Memang tadi mereka sempat minum alkohol bersama yang lainnya. Nanon melepas ciuman dan menatap wajah Ohm dari dekat.

       "Ohm, Kamu lagi tipsy ya? Aku aja sini yang nyetir."

       "No no, Aku masih bisa nyetir kok. Biar aku aja yang nyetir. Kamu istirahat aja, Pasti cape kan?"

       Perlahan Ohm mulai menginjak gas. Sejujurnya ia merasa sedikit pusing efek alkohol yang ia minum tadi. Namun Ohm memaksakan diri untuk mengemudi karena ia pikir dirinya masih cukup sadar dan tak begitu mabuk.

       Lagu bunga terakhir yang dinyanyikan oleh Bebi Romeo mengalun menemani perjalanan mereka berdua.

       "Lagunya sedih banget ngga sih? Serem banget liriknya." Ucap Nanon.

       "Huum, Tumben banget ya. Tapi aku suka lagunya, Jangan diganti." Ohm merespon. Mendengar itu Nanon menurut. Ia tahu kekasihnya itu sangat menyukai lagu seperti ini.

       Rasa kantuk mulai menyerang keduanya. Namun Ohm berusaha sekuat tenaga agar tetap terjaga dibelakang roda kemudi. Mobil berhenti di perempatan lampu merah. Karena pusing dan mengantuk, Ohm menginjak gas terlebih dahulu sebelum lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Naas, Dari arah lain ada truk barang melaju dengan kecepatan tinggi. Truk itu menabrak mobil yang dikendarai oleh Ohm dan Nanon. Kecelakaan tak terelakan, Mobil terpental dan terguling.

       Dengan napas tersengal Ohm meraih jemari Nanon. Ia ingin memastikan Nanon baik baik saja. Namun sepertinya Nanon tak sadarkan diri. Ohm mengkhawatirkan Nanon disaat kondisinya jauh lebih mengkhawatirkan. Truk itu datang dari sisinya dan menabrak tubuhnya dengan sangat keras.

       Orang orang mulai datang mengerumuni mobil Ohm yang sudah tak berbentuk. Mereka tak berani melakukan pertolongan dan memutuskan untuk menunggu polisi. Untungnya tak lama polisi datang untuk mengamankan TKP. Tubuh Ohm dan Nanon dievakuasi. Proses evakuasi Nanon lebih mudah daripada Ohm karena pintu mobil bagian Ohm hancur lebur.

       "Pak, Korban yang ini sudah meninggal..." 

Ayo ayo tebak siapa yang meninggal wkwkwk jangan lupa vote ya guys, thank you <33

REMEMBER ME ( END )Where stories live. Discover now