34.

1.3K 109 19
                                    

       Nanon duduk bersama kedua orang tuanya untuk menikmati makan malam. Sejak tadi ia hanya diam, Sesekali menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

       "Tadi beli apa aja Non? Bunda ngga liat kamu bawa barang pas pulang."

       "Ngga jadi, Temen aku udah beli ternyata."

       "Terus pulangnya lama banget kemana aja?"

      "Muter muter doang bun."

      Mild mengangguk, Ia merasa ada yang aneh dengan putranya kali ini. Nanon lebih banyak bungkam, Ia hanya berbicara untuk menjawab pertanyaan. Namun Mild tidak mau mengulik lebih dalam tentang hal ini. Mungkin suasana hati Nanon sedang kurang baik, Atau anak itu sedang lelah.

       Nanon yang sedari tadi memaksakan diri untuk makan meski tidak lapar akhirnya menyerah. Tujuannya duduk semeja dengan orang tuanya bukan untuk makan malam.

       "Balikin ponsel aku." Ucap Nanon tiba tiba. Tay dan Mild yang sedang makan sontak menoleh ke arah Nanon.

       "Balikin ponsel lama aku yang kalian simpen. Ponsel yang ayah bilang rusak parah tapi masih bisa dipake buat ngeblokir semua temen temen aku termasuk Love, Adiknya Ohm."

       Tay tercengang, Ia sangat terkejut saat Nanon meminta ponselnya kembali.

       "Kamu-"
       "Aku tau ayah sembunyiin ponsel lama aku dan memblokir mereka yang berusaha menghubungi aku. Yah, Dari awal aku ngga percaya sama ucapan ucapan ayah tentang diri aku tapi aku nyoba buat percaya karena aku pikir seorang ayah ngga mungkin tega menyesatkan anaknya. Tapi ayah aku ngga, Dia memanipulasi ingatan anaknya dengan memberikan informasi informasi yang keliru. Aku ngga nyangka orang yang paling aku percaya tega ngelakuin hal jahat kaya gini. Ayah ceritain semua cerita fiksi ke aku. Tentang kecelakaan yang merenggut nyawa orang yang aku sayang. Ayah bilang kecelakaan itu cuma kecelakaan tunggal. Tentang siapa aku sebenernya, Ayah bilang aku seorang nerd yang ngga punya temen. Asal ayah tau ya, Temenku tersebar dimana mana begitu aku menginjak dunia perkuliahan. Seorang yang nerd harusnya kesulitan mencari temen, Iya kan yah? Lantas anak siapa yang ayah gambarkan karakternya?"

       Mata Nanon berkaca kaca, Suaranya timbul tengelam menahan tangis, Kesedihan dan kekecewaan yang ia tujukan pada sang ayah.

       "Ayah melakukan itu semua demi kebaikan kamu. Ayah ngga mau kamu merasa sedih karena kehilangan Ohm."

       "APAPUN YANG AYAH LAKUKAN NGGA MEMBUAT AKU MERASA LEBIH BAIK!" Nanon sudah habis kesabaran. Air matanya menetes karena amarah yang meluap luap.

       "Aku tetep merasakan sedih. Aku mimpi buruk hampir tiap malem, Aku terus merasa sedih tanpa alasan yang jelas. Aku merasa ada yang hilang dari hidup aku tapi aku ngga pernah menemukan jawabannya sampe kemaren aku tau, Aku kehilangan Ohm. Yang hilang cuma ingatan aku yah, Bukan cintaku ke Ohm."

       Tay hendak menjawab namun Mild mencegahnya. Ia tahu akan terjadi pertengkaran hebat jika dua laki laki di keluarganya itu beradu mulut.

       "Aku benci sama ayah." Ucap Nanon. Ia pergi meninggalkan meja makan dengan suasana hati yang buruk. Sementara Tay hanya diam, Bom waktu yang ia ciptakan kini telah meledak.

       "Aku udah menduga hal kaya gini pasti akan terjadi. Cepat atau lambat ingatan Nanon pasti bakal kembali. Dan disaat ingatan itu kembali, Nanon bukan hanya merasa sedih karena kehilangan Ohm, Dia juga sedih karena ulah ayahnya yang memanipulasi ingatannya. Mas, Yang kamu lakukan bukan menyelamatkan Nanon dari kesedihan, Itu hanya mengulur waktu, Memperlambat kesedihan Nanon. Sekarang aku minta ponsel Nanon, Dia berhak memilikinya kembali."

REMEMBER ME ( END )حيث تعيش القصص. اكتشف الآن