Part 3

38.7K 221 19
                                    

Tiga hari telah berlalu sejak kepergian kedua kakakku itu. Kak Lin malam itu hanya datang sebentar dan kemudian kembali pulang. Saat ini aku hanya sibuk beberes rumah, mencuci seragam slaveku, menyiapkan peralatan sekolah, main game, dan lain sebagainya. Bisa dibilang, kehidupanku tiga hari terakhir sangatlah normal. Kamarku saat ini terkunci rapat, sebagai gantinya aku memakai kamar kak Naufal untuk tidur. Aku juga sudah mengatur bagaimana barang-barangku masuk tanpa menganggu posisi barang kak Naufal. Aku hanya membawa barang-barang yg menurutku penting saja ada di kamar. Kamarku yg asli kini terlihat lebih kosong dan semakin terlihat seperti gudang dengan beberapa barang yg aku masukan ke sana.

Hari ini aku berniat untuk menonton film di bioskop. Aku mandi, dan bersolek ala kadarnya. Aku membuka lemari, dan mengambil mini dress goth-lolitaku yg sudah lama tidak aku pakai. Setelah memakainya, aku bercermin dan menemukan diriku yg begitu rapih.

"cantiknya diriku". Gumamku saat bercermin.

Siksaan selama hampir dua minggu sedikit membuatku lupa bahwa aku juga adalah gadis SMA yg perlu bersolek juga. Tidak ada lagi seragam dekil dan bau yg menempel di tubuhku. Kini aku memakai pakaian yg benar-benar pantas untuk diriku. Setelah semua selesai, aku merapihkan kamar sedikit dan memesan ojek online. Tak perlu waktu lama untuk pengendara menemukan alamatku, karena dulu aku memang cukup sering menggunakan jasa ojek online ini. Dengan menaiki ojek online, aku menuju salah satu mall yg ada di dekat komplek rumahku. Jaraknya hanya 15 menit naik motor. Meski begitu, aku termasuk jarang pergi kesana karena menurutku itu sangat melelahkan.

"adek masih skolah?". Tanya abang ojek membuka obrolan.

"iya pak, baru masuk SMA". Jawabku ramah.

"waah... Seumuran sama anak bapak berarti".

"oiya?, sekolah di SMA X juga pak?".

"yo enggak lah, ga cukup nilainya". Jawabnya singkat.

Kami mengobrol cukup asik meski hanya membahas topik yg basa-basi. Namun itu cukup membuat perjalananku terasa singkat.

"yoo... Makasih pak, hati-hati yaa!". Ujarku memberi salam padanya.

Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Satu jam lagi film yg aku mau tonton tayang. Aku berjalan menyusuri mall sendirian, sedikit berlari agar segera sampai ke bioskopnya. Sesampainya di bioskop, aku langsung ke loket dan memesan tiket. Tiba-tiba, aku mendengar suara yg memanggil namaku. Aku menengok kebelakang dan ku lihat Fauzan menyapaku. Aku menyapa balik, dan menghampirinya

"baru dateng?, mau nonton film apa? ". Tanyanya ramah.

Kami pun mengobrol tentang film yg akan ku tonton dan yg telah dia tonton. Disini aku sedikit merasa bahwa Fauzan tidak seaneh itu. Dia ramah, baik, pembawaanya pun menyenangkan. Bahkan aku hampir melewatkan film yg sudah ku pesan tiketnya.

"eh Jan, gw masuk dulu yaa. Filmnya udah mau mulai".

"okedeh, see u yaa... ". Sapanya. Kami pun berpisah disana.

Aku berjalan memasuki teater bioskop. Sepanjang menonton film, pikiranku terbagi pada Fauzan. Orang yg kukira freak dan aneh ternyata bisa mengobrol denganku seintens itu.

"mungkin aku harus lebih akrab dengannya". Pikirku.

Singkat cerita, filmpun selesai bersamaan dengan liburanku. Tidak ada yg spesial dari perjalanan pulang ku. Hanya berjalan, naik ojek online, dan sampai rumah. Jujur saja, aku mengharapkan bertemu lagi dengan Fauzan. Sepulangnya dari mall, aku langsung merapihkan buku-bukuku yang akan aku pakai besok. Sesekali, aku berpikir untuk melakukan self bondage. Namun aku sudah bertekad untuk tidak melakukannya dalam waktu dekat ini. Kedua kakakku ku pun setuju akan hal itu. Tentu saja aku enggan mengecewakan mereka.

A Little Masochist GirlWhere stories live. Discover now