#32 : Retak

215 107 113
                                    



Jam istirahat kedua, Gebi langsung menarik tangan Alin agar gadis itu mau ikut dengannya. Ia penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Jujur ia kaget saat melihat postingan diinstagram story dari akun OSIS SMA Nusantara. Tidak mungkin Rain sampai depresi seperti itu hanya karena dibentak oleh Daniel.
Gebi menghempaskan tangan Alin ketika mereka sampai di rooftop.

"Jawab dengan jujur Lin, siapa?"

"Cuma yang kemarin kok," jawab Alin dengan takut, gadis itu tidak berani menatap Gebi.

Jawaban Alin sudah cukup membuatnya yakin, atas perintah siapa Alin nekat melakukannya.

"Nggak mungkin kalo cuma itu, Rain itu pasien dia punya trauma jadi please, apa yang dia lakukan?"

"Dia nyuruh aku buat neror Rain saat di sekolah."

"Sejak kapan? Kenapa gue nggak tahu sama sekali?"

"Dia yang minta aku buat tutup mulut. Kamu ingat waktu aku dan kak Grace ikut jemput kamu ke sekolah?"

Gebi mencoba mengingat-ingat apa yang dikatakan oleh Alin. Mungkin yang dimaksud Alin adalah, saat Alin mendaftarkan diri untuk bersekolah di SMA Nusantara. Lalu ia pun mengangguk dan mempersilahkan Alin untuk melanjutkan ceritanya. Sungguh ia benar-benar tidak tahu menahu tentang aksi teror yang diberikan pada Rain. Seingatnya hanya mengatakan bahwa ia akan membantunya untuk membongkar kebohongan Rain. Tapi sudah pernah ia tolak dengan tegas, ia tidak segila itu.

"Waktu itu dia nyuruh aku untuk naruh voice recorder yang isinya rekaman suara pesawat di loker Rindu. Dia juga yang minta aku untuk masuk ke sekolah ini, saat kerja kelompok di rumah Rain, aku nyimpen kamera di kamar Rain dan dia yang  menyebarkan vidio-vidio Rain."

Gebi tercekat mendengar itu, mengapa bisa ia sama sekali tak tahu apa yang dikerjakan oleh-nya selama ini? Mengapa ia tidak curiga sedikit pun saat seseorang itu melarangnya untuk masuk ke kamarnya. Ia tahu orang itu sangat sayang kepadanya, namun bukan seperti ini caranya. Ia memang cerita semua yang ia alami di sekolah, termasuk tentang ketidaksukaannya saat Daniel dekat dengan Rain. Dan ia tak menyangka bahwa orang itu akan nekat melakukan hal seperti itu.

"Grace neror apa aja?"

"Kak Grace neror pake handphonenya, cuma waktu itu aku diminta untuk neror langsung."

"Neror gimana?"

"Aku sengaja kasih surat untuk Rain yang isinya foto kakak laki-laki Rain yang gantung diri di kamar."

Gebi menutup mulutnya dengan tangannya. Dari mana orang itu mendapatkan foto seperti itu? Gebi langsung lemas mendengar semua penjelasan dari Alin. Ia langsung menunduk dan menangis.

😱😱😱


"Gebi kamu udah pulang?"

Gebi menatap kakaknya dengan nyalang. "Lo apa-apan sih kak?"

"Loh kamu kenapa sih pulang-pulang kok marah-marah?"

Gebi tersenyum remeh, jika perempuan yang duduk dihadapannya sekarang bukanlah kakak kandungnya, sudah ia pastikan untuk menjambaknya. Ia pikir kakaknya tidak akan melampaui batas, namun tanpa sepengetahuannya kakaknya lebih jahat. Ia tak menyangka akan seperti ini kejadiannya, ia tak mau jika berurusan dengan polisi.

"Kenapa lo lakuin semua ini kak?"

"Gebi, kakak cuma bantuin kamu kok. Kan kamu yang bilang kalo kamu nggak suka Daniel deket-deket sama Rindu."

"Tapi itu berlebihan kak dan gara-gara lo, Daniel jadi benci sama gue."

"Benci gimana? Kan kemarin-kemarin kamu bilang kalo Daniel jengukin kamu waktu di rumah sakit."

Pesawat Kertas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang