"Kala rembulan jadi saksi bisu kelamnya akhir kisah seorang ibu. Luas samudera menjelma menjadi sekeping hati dalam raga pria kecilnya. Bersama daksa mungil yang terisak, dersik sarayu mengalun mengiringi halaman pertama sebuah cerita."
- Arnav dan Lautan -
.
.
.
.
..
.
.
.
.“Diam atau anakmu akan ku bunuh saat ini juga!” ancam pria berkemeja seraya melepas ikat pinggangnya.
“Tolong jangan lakukan ini... Arghhh berhen- Arghhh,” pekik perempuan dengan dress biru yang sudah robek hingga ke pinggang.
Di tengah rasa sakit yang ia rasakan, netranya memandang nanar seorang bocah laki-laki yang tengah tertidur lelap di sampingnya. Bayangan suaminya juga terus tergambar di dalam kepala. Kini tangannya berusaha menyentuh pipi lembut sang anak.
Dengan bulir bening yang terus mengalir ia berusaha melepaskan diri dari laki-laki bejat yang tengah menikmati kesuciannya.
BRUGH
Tubuh besar pria itu berhasil terguling ke lantai membuat mata bocah itu terbuka. Manik kecilnya merekam betapa kejamnya pria bertubuh jangkung itu menampar ibunya beberapa kali. Ia takut, tangannya gemetar, dan bingung harus berbuat apa.
Beberapa saat setelah mengumpulkan keberanian anak itu bangkit dari tidurnya. Ia mengambil sebuah pajangan berbahan logam berukuran sedang yang ia lemparkan dengan sekuat tenaga hingga mengenai punggung pria jahat tersebut.
“Argh sialan,” desis pria itu lalu berbalik menatap anak kecil di hadapannya dengan tatapan nyalang.
“Jangan sentuh putraku!” seru perempuan bernama Hanin saat melihat pria itu mengambil patung logam tersebut.
Anak itu berjalan mundur hingga berhenti saat tumitnya beradu dengan dinginnya dinding. Dengan tangan yang gemetar bocah itu terduduk seraya memandangi wajah pria yang mungkin saja akan membunuhnya saat ini juga. Ia praktis memejamkan mata saat pria dewasa itu mulai mengayunkan tangan ke arahnya.
BUG
Benda tumpul itu berhasil mengenai kepala hingga menciptakan genangan merah di dalam kamar mewah ini. Mata kecil itu terbuka perlahan dan membelalak saat mendapati sang ibu yang sudah tergeletak lemas berlumuran darah demi menyelamatkan nyawanya.
“Bunda...” lirih bocah itu dengan suara bergetar.
“Diam atau kau mau ku bunuh juga, ha?” ancam pria itu lagi.
Pria itu memakai kembali ikat pinggangnya lalu mengancingkan kemejanya yang terbuka. Terdapat tato sepasang mata singa yang membuat penampilannya menjadi lebih menyeramkan. Setelahnya ia berjalan mendekati bocah yang tengah ketakutan di ujung ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arnav dan Lautan | Haechan [END]
Fanfiction[Follow dulu sebelum membaca] ⚠️Belum direvisi, mohon maaf jika terasa berantakan. Lazuardi Arnav Baswara, pria penuh luka dengan sejuta tawa. Bertahan hidup dengan satu dendam yang tersemat dalam hatinya. Perjalanan untuk menemukan sosok yang telah...