CHAPTER 10 [Rumah Chiko]

706 66 0
                                    


-----

Selamat membaca.

-----

"Halo Yah."

"..."

"Heksa izin main ke rumah Chiko ya."

"..."

"Iya."

"..."

"Oke."

Heksa menyimpan kembali ponselnya pada saku celana putih abu-abu nya.

"Udah?" tanya Januar.

"Udah," jawab Heksa. "Yuklah! Let's go."

Waktu sudah menunjukkan pukul 15:00. Yang artinya semua murid SMA Gerdana sudah bisa pulang, termasuk Heksa dkk. Saat ini mereka sudang berada di area parkiran.

Mereka bertujuh memutuskan untuk berkunjung ke rumah Chiko yang tentu saja langsung disetujui sang pemilik rumah.

Sesuai dengan anjuran sang ayah tempo lalu, jika ingin main harus mengganti baju seragam. Heksa sudah mengganti baju seragamnya dengan baju kaos biasa yang sering ia gunakan, begitupun dengan Jidan yang juga mengganti seragamnya. Baju mereka sudah dilapisi dengan hoodie yang pas dibadan keduanya.

Sedangkan Jiko, Januar, Rasya dan Yoga hanya melapisi seragam sekolahnya dengan jaket yang memang mereka pakai tadi pagi.

Mereka mulai melajukan motor masing-masing, kecuali Chiko dan Januar yang mengendarai mobil.

Sesampainya di rumah Chiko mereka langsung memarkirkan kendaraan masing-masing.

"Gue mau ganti baju dulu, kalau kalian terserah mau ngapain. Kalau mau minum minta aja ke Bibi di dapur," ucap Chiko saat akan menaiki tangga.

Setelah kepergian Chiko, Januar langsung mendudukan pantatnya pada sofa yang tersedia disana.

Jiko langsung merebahkan tubuhnya di lantai dekat sofa, sedangkan Yoga dan Rasya berlari menuju dapur, guna mengambil air minum dan beberapa cemilan ringan.

Sedangkan Heksa dan Jidan memilih berjalan ke arah halaman belakang rumah Chiko yang terdapat kolam berenang, taman, sebuah gazebo sedang juga rumah pohon yang letaknya di ujung.

Heksa dan Jidan memutuskan untuk berdiam diri di rumah pohon tersebut.

Wajah Heksa mendongak, menatap langit biru yang dihiasi awan membuat pemandangan disana terlihat indah. Mulutnya berdecak kagum sebelum bersuara, "Indah benget anjir."

Jidan yang berada disamping Heksa pun ikut mendongak, dan ya dia menyetujui decakan kagum Heksa, saat melihat salah satu ciptaan Tuhan yang berada diatasnya.

Sepuluh menit berlalu mereka habiskan dengan memotret pemandangan tersebut.

"Gue cariin ternyata disini." Itu Jiko yang menaiki tangga rumah pohon, di punggungnya bertengger sebuah gitar akustik yang sering mereka gunakan jika bermain ke rumah Chiko.

Setelah terduduk, Jiko langsung menyerahkan gitar tersebut pada Heksa, yang langsung Heksa terima dengan senang hati.

Heksa mulai memetik senar gitar tersebut, mencoba membuat instrumen yang enak didengar. "Nah daripada bosen. Mendingan kita nyanyi aja, gue yang gitarin. Soklah request lagu apa?"

Jidan terlihat berpikir. "Emm, gimana kalau lagu yang judulnya 'Hampa' yang nyanyinya 'Ari Lasso' lo tahu kan Bang?"

"Tahulah."

Heksa pun mulai meminkan gitar tersebut sesuai dengan chord lagu. Matanya terpejam mencoba menghayati, mulutnya juga mulai bersuara melantunkan lagu 'Hampa' yang sering abangya dengarkan jika di rumah.

Heksa Story ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang