22

11.9K 1.1K 6
                                    

Fay mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang ada. Kemudian merenggangkan tubuhnya yang terasa kebas akibat terlalu lama diposisi seperti itu.

Menelisik sekitar, sedetik, dua detik, dirinya masih belum sadar kenapa dia bisa berada disini.

Hingga tatapan cewek itu jatuh kepada cowok didepanya. "Vier?" Gumamnya pelan.

Vier yang sendari tadi memang hanya duduk diam bersender sembari memandang Fay pun hanya terkekeh ringan. Tanpa membalas ucapannya.

Fay mengganti posisinya menjadi duduk. Dengan suara khas orang sehabis tidur ia berucap, "Lo ngapain? Rapatnya udah selesai? Kok Lo malah disini?"

Vier menggeleng-gelengkan kepala. "Selesai." Jawabnya singkat.

"Kok cepet banget ya,"

Omong kosong. Cepat katanya? Wey lihatlah bahkan sekarang sudah masuk waktu jam pulang terbukti dengan datangnya satu cowok keruang Osis untuk memanggil Vier bukan tanpa alasan. Bila dihitung berapa lama Fay tidur mungkin 4 jam lebih.

Tadi memang Vier menyuruh salah satu siswa untuk datang mengabarinya keruang osis saat waktunya jam pulang.

"Hmm," Vier hanya berdehem singkat untuk membalas cowok tadi, dari raut muka Vier dia terlihat sangat malas dan ogah-ogahan.

"Mau kemana?" Tanya Fay kepo. Pasalnya cowok tadi berbisik kearah Vier, jadi dia tidak bisa kedengaran dan tahu maksud cowok tadi.

"Ada dua tikus yang harus dibasmi." Jawabnya.

Fay mengerutkan kening bingung. Ia tahu ada arti lain dalam kalimat itu, setelah berfikir dengan keras akhirnya ia menemukan jawaban.

"Dia buat masalah apa? Tumben banget Lo turun tangan langsung," Seingat Fay, dinovel saat membasmi 'tikus' yang Vier maksud itu, biasanya dia hanya menyuruh orang karena tak mau repot-repot mengotori tanganya.

Vier melirik Fay dengan sorot aneh.

Fay yang dilirik seperti itu hanya mampu menelan ludah. Ia merutuki dirinya sendiri karena bertindak bodoh. Dan what! Pertanyaan apa barusan? Kenapa dia sangat kepo. Sepertinya dia terkena gangguan pada otaknya karena terlalu lama tidur.

"Ngusik punya gue." Balas Vier sembari melirik Fay lagi, Kemudian terlihat samar sudut bibir cowok itu tertarik keatas.

Fay hanya ber-oh ria, Kemudian satu kalimat laknat meluncur bebas dari mulut Fay, tanpa bisa dicegah. "Oh mainan baru lagi, semoga awet ya!" Ia mengucapkan itu dengan nada senang.

Fay berfikir, setelah itu mungkin Vier tidak akan mengganggunya lagi karena cowok itu udah punya mainan baru. Tanpa menerka dan bertanya siapa yang dimaksud Vier.

Vier terkekeh berat, "Ya semogaaa."

Fay mengangguk kaku, ia merasa merinding sendiri dibuatnya.

"Itu dimeja ada makanan buat Lo. Makan yang banyak. Gue tinggal sebentar nanti gue balik lagi," Ucap Vier sambil menunjuk meja.

"Kalau bosen, mainin hp gue aja. Ada disamping Lo!" Lanjutnya. Setelah mengatakan itu Vier langsung berbalik dan berjalan dengan secepat kilat.

"Eh tunggu! Gue mau balik kekelas aja!" Pekik Fay kencang, suaranya bahkan menggema disudut-sudut ruangan.

Tanpa berbalik, Vier menjawab ucapan Fay barusan. "Awas aja kalau Lo berani keluar dari ruangan ini. Gue obrak Abrik mulut Lo." Balas Vier setengah teriak juga.

Fay dengan sepontan menutup mulutnya sambil menggeleng. Asu! Kenapa Vier sangat brutal sekali.

Setelah itu Fay melihat punggung Vier mengecil dan kemudian menghilang dibalik pintu.

"Anjing anjing anjing." Cibir Fay. Ia melirik handphone Vier sekilas. "Dih, hp kan privasi kenapa dia malah ngasih ke gue."

Masa bodo!

Fay tak peduli, ia memilih memakan makanan yang sudah ada dimeja. Tanpa mengotak atik handphone itu barang sedikitpun.

Ting!

Bunyi nontivikasi dari handphone itu. Fay melirik sekilas, terlihat kerutan didahinya. Kemudian tanganya tanpa bisa dicegah telurur untuk memencet nontivikasi itu.

Raga.
|Bangsat! Dia sekarat bego. Otak lo kosong sih.


PRECARIOUS [Womankind] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang