montok.

480 38 0
                                    

"Ayo mandi bareng pengin liat simontok dibawah. " Ucap axel dengan tersenyum menatap kebawah selangkanganku. Aku lantas reflek menggeplak kepalanya.

Dia tersenyum kecil entah apa artinya. Aku menatap axel dengan dalam seolah yang sedang kuhadapi didepanku bukan axel yang aku kenal sebelumnya, seolah ini tidak semudah dibayangkan. Mata polos dengan senyuman indah. Namun entah mengapa di tatapan ku itu hal yang mengerikan lebih mengerikan dari pada seorang polisi yang mengejarku dulu.

"Jangan mulai masih pagi. " Ucap ku dengan datar.

"Berarti kalo udah siang boleh dong.?" Jawabnya dan aku jawab dengan diam.

Aku bangun dari dudukku lalu melipat selimut yang kujadikan alas tikar untuk tidur.

Bertanya dingin? Tentu tidak. aku sudah terbiasa.

Axel menatap ku tak henti disetiap pergerakan. Yang aku selidiki sebelumnya bahwa axel itu hanya seorang siswa SMA normal. Ingat normal. Seharusnya dia tidak seperti ini apakah karena aku? Aku si bodoamat tidak memikirkan nya untuk apa toh?

"Mandi katanya mau sekolah. Aku mau mandi nih. " Ucapku dengan semangat seolah tiada apa apa.

"Bareng na. " Ucapnya aku kembali melotot.

"Bercanda.ya udah aku duluan ya. " Ucapnya dia bangun dari duduknya dan berjalan pergi sebelumnya dia sudah memberikan senyuman manis dan Kecupan hangat dipipi.

"Ih." Aku menggusap udap pipiku yang tadi diciumnya.

Jangan bilang ini adalah rutinitas yang akan aku lalui hingga hari esok ya besok adalah ulang tahun itu aku menunggunya.

"Hadiah yang tak kan kamu lupakan ada dihati esok. Axel. " Gumamku dengan tersenyum. Semoga dia masuk syurga.

Aku berjalan menuju kamar mandi membersihkan tubuhku lalu bersiap untuk sekolah. Aku tak sabar bertemu angel. Aku ingin menjailinya sekalian mengikat silahturahmi dan sekalian nego minta skincare nya hahaha.

Bukan ngga mampu tapi kalo milik angel skincare nya keren keren cuy.

Aku menatap diriku dicermin.
Berapa lama sudah jadi laki jadi jadian yah? Mikirin banget emang.

Aku menggepuk kepalaku yaelah besok bakal jadi wanita sejati kok tenang semisal ngga bisa ya ngga papa kapan kapan aja.

Aku berjalan keluar dari kamar melihat axel dan leo yang sedang makan roti bakar. Tumben sarapan dirumah maksudnya apart duitnya udah abis kali ya? Awog⅔.

"Na sini gabung. " Ucap axel diiringi mata dipitnya yang menutup bola matanya. Aku mengangguk.

Ku tatap mereka berdua yang sedang lahap memakan roti bakar tersebut. Aku beberapa kali sedikit curiga pada axel. Jika pun hanya membunuh seorang bocah tengil kenapa bayarku lumayan fantastis? Pasti ada sesuatu. Aku menatap rotiku.

"Mau sekalian tak ambilin susu xel?" Tanya leo yang berdiri.

"Jus apel segelas. " Jawab axel santai dia melanjutkan kuyahannya.

"Aku susu stoberi. "

"Lo ngga diajak maaf. Ngga ditawarin. " Ucap ale ale tengil itu langsung berjalan pergi. Sialan emang.

"Ngga ku kasih racun. " Ucap axel dengan senyumannya dia berbicara dengan berbisik kearahku. Karena kursi ku dengan axel bersandingan.

Aku menatap axel. Axel langsung mengambil rotiku lalu menggigitnya dan memakannya lalu menelannya. Dan benar tidak terjadi reaksi apa apa. Aku memakannya. Aku melupan sesuatu. Kenapa aku memunculkan sikap kecurigaan ku?. Omega tiga emang.

Setelah memakan habis seluhunya. Aku pamit kearah kamar mandi.

"Hoek hoek. " Ku muntah kan seluruh isi perutku dengan awalan menyogok mulutku sendiri. Aku menatap lemas kaca padahal bukan 1 , 2 kali aku melakukan seperti ini namun sama saja pasti akan lemas.

Usai memuntahkan semuanya aku pergi dari kamar mandi dan menyusul axel.

7:15.

Kami sudah berada dimobil beberapa kali aku sudah bergerak gelisah. Seperti nya aku tahu apa.

Obat prangsang.

Sialan!.

Aku menatap axel yang focus menatap jalan. Wajahnya polos tanpa terlihat disana sama sekali. Padahal dia, aku tahu? Dia yang mengambil kan minum ku sebelumnya.

Kenapa dia melakukannya? Memang sinting.

Dia beneran napsu sama pisang apa yah? Walaupun nyatanya aku  tapi dia kan nganggepnga

Anathan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang