Prolog

4 2 0
                                    

Seorang Pria dengan tinggi 182 cm dengan rambut model soft spin swallow perm, seperti milik aktor Kim Young-Dae tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia tengah berdiri di seberang sana, pandangannya terpaku pada seorang Wanita dengan tinggi kira-kira 160 cm. Wanita itu tidak sendiri, tangan kanannya menggenggam sebuah tali yang ujungnya terikat pada leher seekor anjing poodle coklat berdiri di sampingnya. Lampu lalu lintas telah berganti menjadi warna merah bersamaan dengan langkah kaki Wanita itu yang mulai melewati zebra cross di depan toko roti L&W yang jaraknya hanya 5 meter dari tempat Pria itu berdiri. Bola matanya terus mengikuti kemana Wanita itu melangkah. Jarak di antara mereka kian mendekat namun ia yang ditatap tak kunjung menoleh dan ia yang menatap tak juga bersuara. Bahkan untuk menelan air ludah pun sulit dan sesak di dadanya tak bisa dijelaskan. Ia mengernyitkan dahinya dan tangannya terkepal cukup kuat berusaha tetap berdiri tegap, matanya masih tak lepas dari sosok yang kini telah berjalan cukup jauh, menyisakan kenangan pahit tak terlupakan.

"Ini dia," ucapnya pada dirinya sendiri.

Kilatan cahaya dari langit menyelesaikan kalimatnya barusan. At least we're under the same sky. Langit pun sudah lelah mendengar kalimat bak secercah harapan itu. Terlambat sudah, tak kan ada lagi namanya kesempatan kedua karena memang setiap jenis kesempatan yang tadinya berlimpah telah disia-siakan begitu saja selama ini. Seiring sosok Wanita itu mulai menghilang di antara keramaian kota, Pria itu menghela nafas cukup panjang. Ia menoleh ke arah kaca etalase toko perhiasan di sampingnya, pandangannya tembus mengarah ke salah satu cincin yang sedang ditawarkan penjual kepada sepasang kekasih di hadapannya.

"Tidak, memang aku yang bodoh." bisiknya seperti hinaan pada dirinya sendiri.

Kaca etalase yang tadinya bersih seketika ditaburi oleh berpuluh-puluh tetesan air dari langit. Gemuruh yang diraungkan terdengar seperti amarah dari seseorang di atas sana. Lengkap sudah, hari buruk yang tidak pernah diinginkan Pria yang kini membiarkan dirinya diguyuri hujan di tengah kota London itu.

Ia bergumam sekali lagi dengan penuh harapan, "At least ...."

Hi, Mr. Bear!Where stories live. Discover now