Chapter 1 - Ksatria Pedang Emas

4 2 0
                                    

"Kamu beneran nggak mau ditemenin?"

Anak perempuan yang masih menginjak kelas 3 SD itu menggeleng pelan. Ia terlihat baik-baik saja dengan senyuman yang kini terukir di wajahnya itu. Namun, raut wajah temannya itu berkata sebaliknya, dahinya berkerut, ia perhatikan kedua mata anak perempuan itu bergantian, memastikan bahwa semuanya benar baik-baik saja. Kini anak perempuan itu menyingkirkan tangan temannya yang sedari tadi memegang kedua bahunya dengan erat.

"Aku bisa sendiri kok. Jangan terlalu khawatir." ucapnya dengan memberikan senyum tipis yang telah diperlihatkannya tadi. Terlihat jelas dari wajahnya bahwa temannya itu merasa bingung dengan tingkahnya kali ini. Telah dipastikan bahwa anak perempuan itu lugu, baik, dan tipikal yang tidak bisa melawan jika sesuatu terjadi padanya. Namun, anak perempuan ini juga secara mengejutkan menolak ajakan untuk ditemani temannya yang lebih tinggi darinya, badan pun lebih besar dan berisi, dengan lengan baju yang dilipat berkali-kali ke atas agar terlihat lebih pendek. Terlebih lagi rok di atas lutut dan kancing baju yang sudah terbuka menampilkan perawakan preman Sekolah Dasar Internasional Anak Bangsa itu.

Segera sebelum anak perempuan itu membalikkan badan, temannya menahan tangannya dan menggeleng, "Firasat aku buruk, Amy."

Anak perempuan yang disebutkan namanya tadi pun hanya tersenyum dan menepuk lembut bagian atas tangan temannya itu. Lalu ia lepaskan genggamannya dan berjalan pergi. Amy berjalan cukup jauh sebelum akhirnya ia berbelok ke arah toilet dekat kantin. Ia segera menyandarkan punggungnya pada dinding pintu masuk toilet dan membuka secarik kertas putih kecil. Di dalamnya tertulis 'Belakang sekolah, bangku hijau, jam istirahat.'

Pasti ini dari Paris, batinnya. Ia menjerit kencang dan melompat riang kesana kemari walau hanya di dalam hati. Tanpa berpikir lebih panjang ia bergegas menuju tempat yang tertulis pada kertas itu. Perasaannya tak karuan sebentar lagi melihat sosok pujaan hatinya. Ia berbelok melewati pos Pak Somad, kepala satpam sekolah yang paling dikenal dengan kegarangannya. Tempat yang dimaksud itu terletak cukup jauh dari keramaian murid dan jarang didatangi siapapun karena hanya ada satu bangku taman warna hijau di bawah pohon jambu yang sudah mulai mengering. Dari jauh pun, warna hijau bangku taman itu telah mencolok pandangan siapapun yang melihatnya. Akan tetapi, semakin langkah kaki Amy mendekat ke tempat itu, semakin ia menyadari bahwa penulis kertas itu bukanlah Paris.

Sekitar empat anak perempuan yang tengah duduk di atas bangku hijau itu kini menyeringai mendapati Amy yang telah tiba di hadapan mereka. Seringaian disini tidak sama sekali mengartikan hal yang baik dalam bentuk apapun. Amy berdiri terpaku, ia melangkah mundur mengikuti rasa takutnya yang mulai datang menghampiri. Namun upaya Amy yang bahkan belum setengah jalan itu terhenti oleh seseorang yang menghadang tubuh Amy di belakang. Dilihat dari bayangan tubuh Amy yang tertutup oleh bayangan tubuhnya, sudah pasti orang di belakangnya jauh lebih tinggi dan besar dari dirinya. Salah satu anak perempuan menarik kasar dagu Amy dan menyeringai, ia bukan lain adalah Dixie.

Amy's POV

Diksantaria Putri Dewata atau lebih akrab dikenal sebagai Dixie, adalah putri tunggal dari keluarga Pak Dewata, penyumbang dana tertinggi di sekolah ini. Dixie juga dikenal sebagai keturunan terpintar dalam keluarganya. Awal dia masuk ke sekolah ini, semua murid melihatnya sebagai murid teladan biasa sebelum akhirnya ia berubah 180 derajat dan mendapat julukan sebagai ci hoekhoek karena setiap tingkahnya bisa buat murid lain jijik atau muntah (hoek) dan perangainya mirip anjing cihuahua. Tak lama setelah perubahannya, Dixie membentuk sekumpulan anak perempuan sekolah yang ditakuti seluruh murid, Dixie and the gang. Semua murid perempuan yang masuk ke dalam grup itu diberi nama baru oleh Dixie dan tentu saja kami, para murid, menjadi lebih mudah mengingat siapa saja deretan Dixie and the gang yang dimaksud.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 25, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hi, Mr. Bear!Where stories live. Discover now