[6] Hal yang di pesan

36 18 0
                                    

𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚗 𝚌𝚘𝚖𝚎𝚗

*𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚒𝚕𝚎𝚗𝚝 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛 ;> *

𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚓𝚊𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚜𝚎𝚑𝚊𝚝𝚊𝚗

*𝚂𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚔𝚎𝚝𝚎𝚖𝚞, 𝚂𝚎𝚎 𝚢𝚘𝚞 𝚕𝚊𝚝𝚎𝚛 :> *

𝙵𝚛𝚘𝚖:𝚃𝚘𝚍𝚘𝚛𝚘𝚔𝚒 𝚗 𝙰𝚞
(𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚗𝚐𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚝𝚠)

********

Ryo-chan membuka pintu tersebut, ternyata pintu itu dua sisi, dengan anggukan kepalanya dia menyuruhku bergegas masuk. Aku sengaja berlama lama untuk membuatnya kesal, tapi ujungnya dia malah mendorongku sampai nyaris terjerembab ke lantai yang indah.

***
Dibelakangku, Ryo-chan menutup pintu sekaligus melepas kacamata siencenya, dan aku mengikutinya.

Sekarang ku jelaskan ruangan yang sekarang aku pijak ini. Karena sangat unik dan sangat keren! Ruangan ini hanya ruangan 120x60 meter, dikelilingi dinding dinding kaca yang menampakkan keadaan di luar gedung, macam CCTV layar lebar menurutku. Dinding kaca itu setebal 2 meter dan tinggi 4 meter, dengan plafon setinggi itu ruangan luas ini menjadi terlihat sangat luas apalagi dengan dinding kaca. Sedangkan lantai sebagai pijakan menggunakan lantai dengan nuansa kayu yang hangat namun juga terasa lembut dan dingin, perpaduan apa itu? Entahlah, pokoknya itu teknologi, bukan keramik biasa.

Sementara prabotnya, hanya kursi panjang mirip sofa di rumah namun melayang. Dan sebuah kursi serupa untuk satu orang. Bergerak ke arah kiri, di sana ada meja dengan warna hitam yang kontras dengan dinding kaca dengan layar holo yang menampilkan keadaan luar gedung. Meja itu di bentuk melengkung, juga melayang layang tak menyentuh lantai.

Begitu pula dengan kursi yang berada di belakangnya. Sementara di atas meja kertas kertas berserakan. Sisa ruangan kosong lainnya di isi oleh sebuah rak buku yang tinggi nya sampai ke plafon, dan di sebelahnya sebuah meja menempel ke dinding kaca. Pokoknya semua prabot yang ada di ruangan ini mengambang, tak menyentuh lantai.

"Yo! Aku tak memanggilmu Tomoharu, do shita no? " suara serak yang kukenal menggema.

Ryo--ah maksudku Tomoharu mendorongku sampai aku terduduk di sofa mengambang. Sofa itu langsung bergeser pelan dari tempatnya.

"Orang menyebalkan ini ingin menemuimu, dia anak baru. " Ujarnya.

Voza yang tengah asyik mengaduk kopi menoleh.

"Astaga, kita berpendapat sama! Orang ini memang salah satu orang ter menyebalkan," Voza pura pura terkejut, dia menggut manggut saat Tomoharu menceritakan soal diriku.

"Toh aku tinggal bilang pada ottosan, Ni-san jahat, " aku menyeringai, menyela percakapan kedua lelaki itu--yang satu anak sekolah menengah sih.

"Eh? Apa? Dia adikmu? " Tomoharu melongo, Ni-san terlihat mengangguk 'terpaksa'.

"Kau bilang aku menyebalkan artinya kakaku pun menyebalkan, " kataku lagi.

Ni-san melambaikan tangan, memintaku berhenti berdebat. "Terimakasih telah mengantarnya, nah, sekarang kau pergilah, tugas yang kuberi padamu harus selesai malam ini. "

⚠ NO PLAGIAT ⚠ 🄼🅄🄽🄳🄸  I̶n̶t̶e̶r̶i̶t̶u̶s [Shoto X Reader] Where stories live. Discover now