PART 39 SECOND LEAD ||

1.4K 95 16
                                    

" menuju akhir yang indah "







Kardelia duduk di bangku rumah sakit meremas seluar yang ia gunakan, kepalanya penuh dengan andaian yang tidak tepat.

Hampir 15 menit doktor di dalam sana. Kardelia termenung memandang pintu rumah sakit, menunggu kapan pintu itu terbuka membawa berita baik.

Seketika Kardelia melirik ke arah Aisyah yang menanggis di pelukan ibunya. Gadis itu tidak berhenti menanggis sedari tadi memikirkan manusia yang ada di dalam sana.

Kardelia meraup kasar wajahnya, kejadian tadi sangat menakutkan untuknya.


Throwback on

Kardelia berdiri di belakang tiang dan memerhati ke arah sebuah keluarga bahagia . Kardelia tersenyum menatap Steven yang mengelus lembut kepala Aisyah.

Hari ini adalah hari keluarga, Sekolah Kardelia pasti bakal mengundang orang tua ke sekolah dan merayakan hari itu bersama-sama.

Dan setiap tahun, Kardelia hanya sendiri dan tiada yang menenmani. Terkadang ia akan masuk ke dalam keluarga Alina dan Sekar untuk ikut bermain dalam aktiviti yang dijalankan.

Namun kali ini beda, Kardelia lebih memilih untuk menonton mereka dari jauh. Sebenarnya tadi, Sayyidina menawarkan Kardelia umtuk masuk ke dalam tim keluarganya, namun gadis itu menolak.

" aduh papa capek banget, udah lama banget papa engga kayak gini " Steven menhenyakkan punggungnya pada sebuah bangku.

" Makanya kita itu harus sering senam Stev. Elu sih sibuk mulu di kantor " Gerald menepuk lembut pundak temannya.

" kerjaan numpuk di kantor, kalau ditinggal. Bergh makin bikin pusing " Steven tertawa kemudian meneguk air mineral water.

Kardelia datang menghampiri keluarga itu dengan membawa pendaftaran di tangannya. Steven terlihat merasa tidak enak dengan kehadiran Kardelia.

" ngapain sih ke sini. Lupa janji atau gimana?" ujar Alkana dengan ketus kemudian berdiri di samping Aisyah yang hanya diam.

" Maaf pak buk, ini ada borang untuk lomba selanjut. Kalau mau ikut, kalian bisa isi dan hantar ke fasilitator tadi ya " ujarnya dengan lembut kemudian memberikan borang itu kepada Gerald dan Steven.

" yaudah, kalau gitu saya permisi dulu. Makasi " Kardelia melirik Steven sekilas dan ingin pergi.

" eh Del, orang tua kamu engga datang juga tahun ini?" Gerald memandang Kardelia.

Deg

" emm engga yah, mereka masih sibuk di luar negeri " ujar Kardelia dengan tersenyum.

" mereka selalu hubungi kamu ngga?" Gerald melipatkan tangannya ke dada. Jujur, ia sangat tidak suka dengan orang tua Kardelia.

" ada kok ya. Lagian mereka kan kerja buat Adel, adel engga mau ganggu ah " Kardelia masih tersenyum menatap Gerald yang terlihat emosi.

" Kerja ya Kerja. Anak jangan ditinggal lama ah. Kan kasian " ujar Gerald dengan nada yang bete.

" Kapan-kapan ke rumah ayah okay? Terus telfon orang tua kamu biar ayah yang ngomong ke mereka. " ujar lelaki itu dengan nada yang merah.

Kardelia hanya tersenyum dan pergi meninggalkan mereka. Steven hanya bisa terdiam mendengar kata-kata yang Gerald katakan tadi.

" Jujur loh stev gue engga pernah liat sekali pun orang tua si Adel. Adel tuh anaknya berpretasi loh meskipun dia bukan di kelas depan. Tapi waktu lalu dia nombor satu loh untuk semua kelas " Gerald melirik Alkana.

Second leadWhere stories live. Discover now