Part 16

303 32 9
                                    

Chimon bersiap dan keluar dari kamar dengan setelan pakaian yang rapi. Nanon menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan, Nanon menaikan alisnya dan berdiri dari sofa yang ia duduki. "Mau kemana?".

"Ahh, aku mau bertemu kekasihku, aku lupa ada janji dengannya hari ini". Ucap chimon polos. Nanon terasa seperti tersambar petir. Dia menahan amarahnya, dia sangat ingin menahan chimon, tapi bagaimana jika chimon malah mengomelinya dan marah padanya?
"Ini sudah malam, haruskah kau pergi?". Tanya Nanon pelan dan tak mau menatap chimon, dia menunduk dan meramas kuat baju bagian bawahnya.

Chimon hanya mengangguk. "Antar aku kesana".

Nanon sedikit lega. Setidaknya dia tahu dimana tempat chimon akan pergi menemui wanita itu. Dia mengangguk dan bergegas mengambil kunci motornya.

"Pakai mobil". Ucap chimon lagi mencegah nanon meraih kunci motornya.

"Hmm". Nanon hanya mendehem lalu meraih kunci mobil dan berjalan keluar di ikuti oleh chimon.

Tidak ada percakapan di dalam mobil tersebut. Hanya hening, Nanon sedang kesal. Dia tidak ingin berbicara ataupun menatap chimon, mungkin dia sangat cemburu saat ini. Mereka tiba di cafe yang chimon maksud, pria manis itu turun dari mobil. Sebelum turun dia menoleh dan menatap ke arah Nanon. "Pulanglah lebih dulu, aku akan menggunakan taxi nanti".

Nanon masih diam. Saat chimon sudah hendak turun dia menarik tangan chimon pelan. "Bolehkah aku ikut?"  Tanyanya penuh harap. Chimon menggeleng.

"Aku ini pergi berkencan. Bagaimana mungkin aku membawamu".

Nanon memasang wajah cemberut. "Cium aku" pinta pria tampan itu dan seketika membuat pria manis itu menghela nafas panjang. Dia tau jika tidak di turuti, singa di depannya ini akan ngotot dan bisa-bisa dia menghancurkan acara kencan mereka. Tanpa aba-aba chimon mengecup lembut bibir Nanon. Saat dia ingin melepaskan ciuman itu nanon menarik tengkuknya dan menahannya agar tidak melepaskannya dulu dan menciumnya lebih lama. Sesaat mereka bercumbu di dalam mobil, sampai chimon melepaskan ciuman itu karena dia harus segera masuk kedalam sebab kekasihnya pasti sudah menunggunya.

"Jangan lupa untuk makan malam". Ucapnya sebelum dia benar-benar turun dari mobil tersebut. Nanon memandangi punggung chimon yang perlahan-lahan mulai menghilang dan masuk ke dalam cafe tersebut.

"Arghhhh----sial!. Umpat nanon kesal. "Wanita sialan itu! Beraninya dia----akan ku buat dia menyesal karena sudah berani merebut milikku". Nanon benar-benar kesal saat ini, dia terlihat sangat geram. Dia ingin kembali, tapi perasaannya tidak enak. Dia akhirnya menunggu hingga chimon keluar dari sana.

Setenga jam dia menunggu matanya seketika terbelalak kaget ketika melihat chimon keluar dari sana di papah oleh gadis cantik yang dia kenali sebagai kekasih dari tunangannya itu.

"Apa yang terjadi?". Gumannya pelan dengan wajah khawatir.

Chimon, malam ini kau akan menjadi milikku.

Gadis itu bergumam sambil tersenyum senang. Dia menahan taxi yang baru saja lewat. Saat hendak memasuki taxi tersebut, tangannya di cekal oleh seseorang dari belakang.

"Siapa?" Tanyanya jengkel sambil menoleh. Betapa terkejutnya dia karena nanon berdiri disana dengan tatapan mata yang berapi-api.

"Beraninya kau!! Apa yang kau lakukan padanya hah?". Kini Nanon berteriak, membuat gadis itu terlihat ketakutan. Wajah nanon yang dingin dan datar itu membuat sang gadis sedikit gemetar.

"Lepaskan tanganku, dia milikku, minggir!". Ucap Love dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan genggaman tangannya dari nanon.

"Berikan dia padaku". Nanon menarik chimon dengan kuat. Dan hanya dengan sekali tarikan chimon sudah masuk dalam pelukannya.

I Love You Bunny (END)Where stories live. Discover now