3. Tidak Melunak dan Kamar Baru

61 8 2
                                    

---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

---

"Gue beneran bisa langsung pindah?"

"Besok pagi udah bisa langsung dateng ke apart-nya. Tapi nih orang banyak maunya anjir."

"Tenang aja, gue bisa ngatasin."

"Yang bener? Katanya orangnya agak gak bener, lebih ke... gila?"

"Ey segila apa sih? Lo pikir bertahun-tahun di luar sana gue gak ketemu orang aneh?"

"Gue sih percaya sama lo, tapi dari dia ngasih 3 syarat itu aja udah aneh. Gue jadi lo sih mending cari tempat lain."

"Heh, tempat mana lagi yang nyediain harga segitu tanpa deposit?"

"Iya sih, apart-nya juga diwilayah elit."

"Cuma syarat gitu aja gue bisa kok."

"Kalo lo gitu, mau gimana lagi."

Tas, koper, peralatan komik-ku pun sudah lengkap. Tinggal bawa saja sebentar lagi.

Sekali lagi kulihat profil wajah sang pemilik rumah yang akan kutemui nanti. Wah orang ini tampan dan terlihat gagah, tak kusangka namanya secantik itu.

Miyawaki Sakura, pertama kali dengar kupikir itu nama perempuan, setelah ku lihat profile picture-nya, nama dan raut wajahnya begitu kontras sampai aku tak menyangka sama sekali bahwa pria segagah ini memiliki nama seindah bunga dari negeri sebelah. Dia orang berdarah campuran, namun bila kulihat dari namanya sepertinya ia lebih dominan Jepang dibandingkan Korea.

Oh iya ngomong-ngomong aku juga sudah bertukar ID chatting dengannya. Setelah sampai akan ku kabarkan si pemilik rumah ini.

Dia lebih tua setahun diatasku, haruskah ku panggil hyung nanti? Hanya sekedar agar lebih akrab, beberapa kali bertukar kabar sebenarnya dengannya, setelah mengirim chat  dan membahas beberapa hal penting. Kupikir aku akan cocok dengan orang itu.

Klek

Selesai aku menggendong tas dipunggungku, tiba-tiba pintu terbuka, membuatku terkejut setengah mati karena kupikir orang rumah masih tertidur.

Ya, ini masih pukul 6 pagi. Di luar pun masih gelap, hanya ada sedikit cahaya yang menyingsing di cakrawala-cakrawala langit, sisanya langit yang membentang luas itu masih meredup.

Ku putar balik kan tubuhku, kemudian alangkah terkejutnya sebab kulihat Chaewon dengan baju tidurnya tengah berdiri di depan pintu.

Muka bantalnya itu tampak terkejut, melihat diriku yang sudah rapih, siap meninggalkan rumah.

"Kak Yeonjun pagi-pagi banget perginya." Ia melangkah menghampiriku.

"Iya, lumayan jauh tempatnya. Titip salam ya sama yang lain, maaf kakak gak bisa lama-lama disini." Wajahnya semakin murung, sejak kemarin memang tak bisa kulihat ekspresi wajah Chaewon yang cerah seperti biasanya.

RUMAH PULANG [YEONJUN x SAKURA]Where stories live. Discover now