7 : Pulang

1K 95 6
                                    

⚠️Warning ⚠️
Ada sedikit scene 18+ di dalam part ini
Yang belum 17 tahun mohon kesadaran nya yaa teman teman ☺

------------------------------

Dalam sebuah ruang bernuansa biru muda, mereka, sepasang kekasih tengah bermanja dalam balutan selimut hangat yang menutupi setengah badan mereka. Tenang, mereka hanya sedang menikmati film bukan sedang "menciptakan" film. Si perempuan yang begitu nyaman bersandar pada dada bidang sang lelaki, sangat khusyuk mencermati setiap adegan film yang tersaji. Tangan dan mulutnya tak berhenti menghabisi popcorn caramell yang kini hampir tandas karena ia sendiri. Pipi gembilnya semakin mengembung tatkala ia lahap beberapa popcorn sekaligus. Hal itu membuat pacarnya merasa sangat gemas. Saking gemasnya, ia eratkan pelukan itu dan menggigit pipi kanan sang gadis hingga menjerit.

"Akkhh Jenoo sakitt!!!!" Pekiknya sembari menjauhkan diri dari pacar ganas nya itu.

Si tersangka hanya terkekeh melihat gigitannya memberi bekas merah pada pipi sang kekasih.

"Ketawa lagi. SAKIT TAU GAK?! KALO LAPER TUH MAKAN!!"

"Ya ini aku kan lagi makan. Makan kamu," ucap Jeno santai dan alhasil mendapat tamparan ringan dari korbannya.

"Gak usah banyak bacot. Pergi aja sana kamu. Gak usah kesini lagi,"

Melihat kekasihnya sedikit memberi jarak, ia lantas menarik pinggang perempuan itu untuk lebih mendekat. Seperti tak rela jika ia jauh dari wangi tubuh itu. Jeno peluk lagi tubuh mungil itu. Ia sembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang kekasih, menghirup banyak banyak aroma yang menjadi obat penenangnya selama ini.

"Jangan usir aku dong sayang. Kalo gak disini aku harus kemana coba?" Ucap Jeno sedikit manja.

"Pulang makanya. Apartemen aku ini bukan tempat penampungan!"

"Ishh males Si. Pulang ketemu Papa bikin kesel. Mending disini sama kamu,"

Jeno terus mendusal di ceruk leher Sisi lebih dalam. Ia gesekkan ujung hidung bangirnya hingga ke rahang Sisi yang selalu Jeno kagumi. Garis rahang yang terbilang tegas untuk seorang wanita. Jari jari panjangnya kini turut andil meraba pipi kiri Sisi agar lebih mudah ia jelajahi paras ayu wanita 19 tahun itu.

Merasa geli dengan perlakuan Jeno yang semakin menjadi, ia dorong kepala itu sedikit menjauh hingga dapat ia tatap mata sipit yang kini terlihat sayu. Ia tangkup wajah Jeno dengan kedua belah tangan mungilnya.

"Jeno, pulang. Rumah kamu bukan di sini. Papa mu bakal jauh lebih marah, kalau tau anaknya selama beberapa malam ini tinggal di apartemen seorang perempuan,"

"But you're mine."

"Yes i know. Tapi lari itu bukan solusi. Kamu cuma menunda suatu masalah dan membiarkan masalah itu terlupa tanpa ada penyelesaian. Dan nantinya masalah itu bakal keulang terus-terusan. Aku tau kamu udah dewasa Jeno dan paham sama yang aku bicarain,"

Laki laki itu hanya diam menatap ciptaan tuhan yang paling indah di hadapan nya. Entah Jeno yang terlalu keras kepala atau Sisi yang terlalu mempesona untuknya.

"Cantik,"

Sisi yang tampak jengah dengan keras kepala nya Jeno, membuang wajah tampan itu. Lelah. Ia lelah dengan perkataan nya yang tak pernah di dengar oleh sang pacar. Ia hanya tidak ingin pacarnya ini memiliki hubungan yang buruk dengan orang tuanya. Dan ia juga tak ingin mendapat impresi yang buruk dari orang-orang karena Jeno yang tidak hanya sekali dua kali menginap di apartemen nya. Salah dia juga tak bisa melarang.

"Kamu bisa gak sih Jen dengerin aku? Serius sedikit dong. Tuh liat handphone kamu, banyak notif dari Haidar nyuruh kamu pulang. Adek kamu loh itu yang nyuruh, masih gak mau pulang juga?"

The Chandra Twins || 00L NohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang