.
.
.
.
.
Saka natap abang sama kakak iparnya lekat, sejak Alma di kembaliin buat tinggal sama keluarga ayah nya. Sukma mulai sering nanyain Algis, dan wanita itu baru tau kalau ternyata anak nya udah lebih dari seminggu gak pulang ke kosan dan nomor hape nya juga gak bisa di hubungi.Terutama Sukma juga baru tau kalau semua aset warisan orang tua nya udah resmi jadi milik Algis.
"Mas Sakti, mas bisa hubungi Algis?" Sakti ngegeleng.
"Aku juga gak bisa hubungi Algis sejak beberapa hari lalu." Sukma beralih natap ke Saka.
"Algis kemana ya? Saka kamu pasti tau kan?" Saka ngedikin bahunya.
"Kalau pun aku tau, kak Sukma mau apa? Bukannya udah gak peduli sama Algis?" Sukma terdiam.
"Gak ada orang tua yang gak peduli sama anak nya Saka!" Saka mencibir.
"Kalau gitu selama ini apa kak? Kakak peduli sama Algis? Tapi yang bisa kakak lakuin cuma bikin dia nangis." Sukma balik lagi diem.
"Saka, kamu kapan pulang?" Saka natap ke arah abang nya.
"Besok." Sakti ngangguk.
"Sampaiin ke Algis, kita restuin dia sama Arya. Kita bakal tetap ajukan perjodohan ke Arya tapi buat Algis." Saka senyum, beda sama Sukma yang udah natap ke arah Sakti tajam.
"Mas!"
"Diem Sukma, aku mau anak kita bahagia. Biarin dia sama Arya, kalau kanu tetap maksa Algis nikah sama perempuan kamu sama aja maksa dia buat kesiksa."
.
.
.
.
.
Arya beberapa kali kebangun malam ini, tiba-tiba aja dia denger suara Reshan tadi. Arya jadi khawatir sekarang, soalnya dia udah lama gak denger suara adek-adek nya."Ar?" Arya noleh dan senyum waktu nemuin Algis ngedeket ke dia.
"Kebangun Gis?" Algis ngangguk.
"Kamu kenapa belum tidur?" Arya narik Algis buat duduk di depannya terus meluk tubuh tinggi Algis dari belakang.
"Aku kebangun, udah dua kali kayaknya." Algis ngernyit dan noleh ke arah Arya.
"Ada apa? Mimpi buruk?" Arya gelengin kepalanya, cowo manado itu nyenderin dagunya ke pundak Algis.
"Aku denger suara Reshan, aku takut Gis." Algis ngelus tangan Arya yang ada di pinggang nya.
"Mau pulang aja?" Arya ngelirik ke arah Algis.
"Kamu gimana? Siap kalau pulang?" Algis keliatan ragu,tapi habis itu dia ngangguk.
"Kita pulang ya Ar, aku kangen sama anak-anak kosan. Kita juga gak akan bisa nyelesein semuanya kalau kita diem disini." Arya ngulas senyum.
"Iya kita pulang, nanti pagi biar aku hubungin mami sama papi." Algis ngangguk lagi.
"Arya."
"Hm?"
"Kita ini apa?" Arya langsung diem begitu Algis nanya gitu.
"Kamu mau nya kita apa?" Algis nunduk dan ngegenggam tangan Arya.
"Aku bingung Ar, aku gak mau jauh dari kamu, tapi aku takut mau minta status ke kamu." Arya senyum tipis dan ngebales genggaman tangan Algis.
"Buat sekarang aku gak bisa kasih kamu status Gis, karena dari awal niat ku langsung ngikat kamu pake status yang serius. Jadi tunggu kita pulang dulu dan aku ketemu sama mami sama papi ya." Algis ngangguk, cowo itu senyum manis banget.
"Makasih Ar, makasih karena gak ikut pergi ninggalin aku."
.
.
.
.
.
Jana ngeliat layar hape nya lekat, ada pesan dari Arya yang bilang kalau dua kakak mereka itu bakal pulang lusa."Jan, kenapa belum tidur? Udah jam sebelas ini." Jana merengut waktu Dane meluk badan dia dari belakang.
"Gak iso tidur Dan, kangen ambek kak Ar." Dane senyum.
"Ya di telpon aja Jan." Jana gelengin kepalanya.
"Gak usah, lusa mereka pulang." Dane ikut bahagia waktu liat Jana senyum.
"Ya udah sekarang tidur, aku gak mau kamu ikutan sakit. Cukup Reshan aja." Jana ngangguk.
Reshan emang ngeluh gak enak badan tadi sore sehabis bude Laras pulang, katanya cuma pusing, tapi waktu habis isya' badannya udah mirip sama kompor, oanas banget.
"Semoga aja Reshan langsung sembuh waktu kak Ar sama kak Gis pulang."
.
.
.
.
.
Reshan ngegulung badannya di dalam selimut, badannya kerasa lemes banget tapi dingin. Padahal sebenernya suhu tubuh dia itu lagi tinggi."Kak Ar..."
"Kak Ar...Hiks..."
"Kak Ar..."
Dane cuma bisa ngelus dahi Reshan yang berkeringat, cowo itu sengaja nungguin di kamar Reshan karena dia tau sepupunya itu pasti ngigo.
"Lusa kak Ar pulang Res, sembuh ya. Biar kak Ar gk ngerasa bersalah." Dane nepuk-nepuk tangan Reshan waktu ngeliat raut gak nyaman di wajah Reshan.
"Setelah ini semua pasti baik-baik aja Res. Aku denger kalau orang tua kak Gis akhirnya ngatur perjodohan buat kak Gis sama kak Ar." Dane terus cerita ke Reshan, tenang aja semua aman, soalnya Reshan lagi tidur.
Dane bangun waktu tangannya di tepuk sama Reshan, sepupunya itu kebangun dan minta di anter ke kamar mandi.
"Masih jam enam Res, balik tidur lagi sana." Reshan cuma ngangguk. Resha kalau sakit emang manja banget, tapi cuma ke Dane sama Arya.
"Nanti gue bilangin ke Jana buat bikinin lo bubur, habis itu gue anter kesini."
.
.
.
.
.
Arya lagi berdiri di depan satu makam yang setiap tahun rutin dia datengin, makam ibu kandung nya. Sebenarnya Arya ingin mengunjungi makam ibu kandung nya bersamaan dengan makan bunda dan adik-adiknya tapi tidak bisa. Makam ibu kandung nya terletak di lokasi berbeda."Mama, maaf Arya telat dateng nya." Arya naruh bunga di atas makam sang mama. Sedangkan Algis berdiri di belakang cowo itu.
"Mama, makasih karena udah pertahanin Arya dan berjuang ngelahirin Arya di dunia ini. Arya sayang sama mama, meskipun kita belum pernah ketemu secara langsung, tapi Arya beberapa kali liat mama waktu Arya kecil." Arya ngejeda omongannya dan beralih natap ke Algis.
"Mama, kali ini juga Arya dateng sama Algis." Algis yang denger itu cuma senyum.
"Halo tante, ini Algis. Tante tenang aja Algis pasti jagain Arya disini." Arya ketawa kecil sebelum ngegenggam tangan Algis erat.
"Mama, Arya besok mau pulang ke jawa. Arya harus nyelesein masalah yang ada di sana. Algis juga, nanti kita datang lagi ya ma." Arya senyum waktu ngeliat bayangan wanita yang berdiri di belakang nisan.
"Mama, Algis ini bukan cuma temen Arya, tapi calon menantu mama."
Algis kepaku, dia gak nyangka Arya bakal ngomong kayak gitu di depan makan mama nya.
"Ar?" Arya cuma ngulas senyuman ke Algis.
"Ayo pulang Gis." Algis ngedengus tapi dia cuma bisa nurut ke Arya.
"Aoa yang aku bilang tadi, semua benar Gis. Tapi tunggu aku sebentar lagi ya?" Algis ngegigit bibir bawahnya sambil ngangguk. Dia terlalu bahagia.
"Makasih Ar...Makasih..."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.

YOU ARE READING
Thank you
FanfictionArya itu penuh rahasia, tapi Algis dan yang lain bisa nerima kalau itu tentang Arya. Arya itu kesayangan semuanya. Arya gak peduli kalau dia sakit yang penting yang lain baik-baik aja. Algis selalu bersyukur sama kehadiran Arya, selain karena Arya b...