clone [chanjilix]

Sydney, Paradise House District 9, 2099

Dikamar berdesain hutan hujan tropis dan dominasi warna emerald dengan sentuhan gold, sepasang kekasih memadu cinta di ranjang putih mereka. Berbagi ciuman dalam dan memabukkan. Menempel sensual dengan tubuh mereka yang hanya di balut selimut super lembut, melorot tak bernyawa dibawah pinggang. Yang lebih tua dan lebih besar selalu merengkuh posesif tubuh si mungil, perlakuan yang membuat hati penuh dan sempurna.

"Aku mencintaimu, Felix." bisik Chris tepat di depan bibir kekasihnya.

Felix mengecup bibir Chris sekali lagi, "Aku juga."

Keduanya yang masih berpelukan kemudian bersantai menghidupkan televisi. Gerutuan terdengar dari bibir Felix ketika semua saluran menayangkan acara yang sama, yaitu wawancara langsung kepada seorang ilmuwan sukses, Han Jisung, beserta karya masterpiece-nya, CB97. Pada dasarnya CB97 adalah robot AI yang di sempurnakan untuk kloning tubuh Chris. 

Melihat itu, Chris sendiri mengeluarkan reaksi gelisah dan keringat dingin mulai membanjiri dahinya. Felix menggenggam tangan itu.

"Kau baik-baik saja sayang?" Felix ikut khawatir mendengar satu hela berat lolos dari bibir kekasihnya.

"Seharusnya aku yang bertanya." kepala Chris menggeleng pada Felix memberi senyum kecil, "Aku tahu kau juga masih mencoba menerima ini semua."

"Kita tak akan pernah bisa melupakan rasanya. Kejujuran dan kebohongan bagai untaian tipis. Tapi yang terpenting kita disini, berdua, jauh dari sana." Felix menyamankan kepalanya di dada Chris. "ah, walau kadang aku merindukan Sir Seungcheol dan Sir Jeonghan."

"Tidakkah seluruh masa hidupku seperti, selalu berakhir untuk pelarian? Aku bahkan lari setelah tahu yang Han kerjakan. Aku tidak sepenuhnya salah tapi terlalu takut melawan mereka." ada tawa hambar di akhir pengutaraan Chris, kekecewaan pada diri sendiri memang akan membuat segalanya menjadi biru.

"Kita, Chris." Felix mengambil satu kecupan singkat di bibir, "Setidaknya pelarian kita untuk hidup yang lebih baik." dan Chan setuju dengan itu.

"Fuck AI!"

Layar lebar di depan mereka menampilkan wajah manis Han yang tersenyum, sungguh menawan. Semua tampak tulus dan itu tertuju pada CB97.

"Apa kau juga merindukan Han?" tanya Chris tiba-tiba.

"Aku tak mau mengakui, tapi ya, aku merindukan tupai jenius kita. Kau?"

"Dia yang dulu, tentu. Kita bertiga seperti saudara bukan? Dia saat ini, demi apapun tidak. Lihat saja wajah angkuhnya. Sampai kapan dia bisa bertahan dengan kepalsuan yang dia buat sendiri?"

Felix tidak menjawab. Datarnya wajah yang terpatri pada Chris membuat Felix tidak bersuara lebih. Apalagi pertanyaan host itu segera menguras pikiran mereka.

'Boleh kami tahu, apa arti CB97 untukmu, Professor Han?'

'Dia?' Han menggenggam tangan CB97 yang juga tersenyum untuknya. 

'Pria ini cinta sejatiku.'

PRAAANGG

Layar itu pecah, kaca kristal bening tercerai-berai di lantai karena sebuah vas bunga. Felix menganga shock memandang kekasihnya yang bergetar atas reaksi impulsif tersebut.

"Chris.." panggil Felix sangat lembut. Dia sudah bisa dibilang hampir terbiasa menghadapi siklus tidak stabil kekasihnya setahun terakhir. Beruntung Chris belum sampai melukai secara fisik.

"Maaf lix..." Chris menangkup wajahnya sendiri, "boleh tinggalkan aku sebentar sayang? please.." 

Felix turun dari kasur setelah mengecup puncak kepala Chris, "Panggil aku kalau butuh sesuatu ya? Aku di depan."

"Thanks, dear one. I love you."

Pintu tertutup. Kemudian sunyi. Chris menghabiskan lebih dari satu jam duduk diujung kasur seperti patung. Lalu dalam sepersekian detik terkejut hebat seperti halnya tersengat alat pacu jantung defibrilator diikuti suara boom di dalam kepalanya. Terlalu kuat membuat pandangan Chris mendadak nge-glitch. Itu efek dari chip nano yang ditanam di otaknya, menjadi jembatan komunikasi virtual bersama Han kemudian bekerja seperti Chris terlihat berbicara sendiri. Felix sama sekali tidak tahu akan hal ini, siapapun bahkan pemimpin Foundation sendiri.

'Hello, kak Chan.'

Chris tak menjawab walau di dalam sana dia masih takjub bisa merasakan perasaan Han juga debaran bersemangat darinya. Tentu saja Han, jauh disana, merasakan perasaan Chris juga. Sebagian besar mengamuk. Persetan dengan kejeniusan Han dan teknologi buatannya.

'Kau mendengarkan tapi tetap diam. Sampai kapan ingin mengabaikan ku? Haruskah aku mengusik Felix?'

Chris menggeram rendah, "Katakan saja apa maumu."

'Aku tahu kau sudah muak tapi akan ku ulangi setiap saat. Aku merindukanmu, kak Chan.' ada kesedihan disana, Chris merasakannya.'Tentu pada Felix juga. Tanpa kalian aku tak pernah merasakan rumah disini.'

Han selalu mengutarakan perasaan dengan jujur dan Chris takkan pernah membalas. Han tahu apa yang dia lakukan, dan dia sama sekali tak menyesal.

'Kau tahu? Semalam aku bercinta dengan klon–maksudku denganmu. hahhh.. Felix memang beruntung mendapatkanmu lebih dulu. Tubuhmu benar-benar nikmat sampai aku berpikir apakah harus men-transplantasi rahim dalam perutku. Aku menginginkan anak darimu, kak. Sungguh.'

 Tangan Chris mengepal kuat mendengus berat, "Sebaiknya tutup mulutmu. Berhenti menggangguku."

'Bagus. Harus menekan emosi atau Felix akan menganggapmu benar-benar gila. Kamu tak ingin ditinggalkan olehnya bukan?' 

"Kau tak bisa mengubahku."

'Kau memang tak boleh melepaskan jubah, bukan berarti bisa jadi Chris juga. Haruskah ku ingatkan waktumu lagi? Owh, tinggal delapan ribu delapan ratus satu jam, sayang sekali. Saranku gunakan waktumu dengan bijak bersama Felix. Aku selalu memperhatikan.'

"Fuck. off."

"babe?" kepala Felix menyembulkan dari balik pintu. "Sorry, aku hanya ingin mengecek. Aku sudah meninggalkanmu hampir dua jam. Apa kau masih butuh waktu?"

"No, no.. I think this is enough." Chris mengulas senyum hangat dan entah kenapa Han belum juga memutus sambungan. Dia mengulurkan tangan pada Felix.

"Come here, my sun! Persilakan aku memberikan banyak kecupan manis pada matahari hidupku. You deserves."

Felix tersenyum sangat manis dan segera naik kepangkuan kekasihnya.

"I love you forever." 

🧬🧬🧬

This is CB97 everyone! Kloning dari Chris.

122022