Papua, AA Conservatory Raja Ampat gh999, 2081

402 27 63
                                    

Papua adalah camp house pertama, sekaligus menjadi tempat pertumbuhan masa kanak-kanak tim 999

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Papua adalah camp house pertama, sekaligus menjadi tempat pertumbuhan masa kanak-kanak tim 999. Mereka menyukai ketenangan sekaligus liar dari pulau ini, kicauan burung atau apapun yang dihasilkan di hutan ini sangat eksotis. 

"Hey! Berhenti menginjak kaki lixie, tupai." Felix mendorong Han yang dari tadi tidak bisa diam. Han balik mendorongnya.

"Disini banyak culicidae (nyamuk), bisa saja ini aedes albopictus, aedes aegypti atau malah anopheles. oh tidak tabanidae (lalat pikat)!" 

"Shuuush! Jangan berisik." Peringat Chris. Saat ini mereka bersembunyi di dalam rumah pohon, mendapat tugas untuk mengamati cendrawasih botak dan dijadikan laporan harian. Tidak boleh berisik.

"Kak Chan, bolehkah kita membasmi mereka? Menakutkan, rasanya seperti, mereka merayap di seluruh kulit." Han mengadu dan Felix merotasi mata.

"Kalau mau cepat, Jiji harus berhenti bicara. Ini kerja tim bukan individu."

"Dengarkan ucapan Felix, Han."

"ugh, aku rindu komputer-komputerku." Han bersungut-sungut sambil bersidekap dada.

"mereka datang." Chris mengarahkan kamera bermoncong panjang ke sepasang cendrawasih botak yang mendarat di dedaunan yang mereka siapkan untuk umpan di tanah. Burung ini memang dikenal pembersih hutan.

Video yang diambil Chris kemudian terkonversi menjadi data dan di transfer ke tablet Han dan Felix. 

"mereka cendrawasih yang kita namai dulu Ji." ucap Felix senang, dulu mereka diberi tugas untuk mendaftarkan seluruh burung di pulau ini ke dalam program buatan Han, sama seperti sensus penduduk untuk manusia.

"cicinnurus respublica milik lixie lebih berwarna sekarang. Syukurlah mereka sehat." Han menyimpan bagan data kesehatan dua burung itu.

"Ada satu lagi." aba-aba Chris lalu mengambil gambar dari Cendrawasih sejenis namun lebih besar dibanding dua sebelumnya. Mendarat kasar ditempat yang sama.

"Satu ini belum terdaftar kak." kata Han setelah melihat tidak ada hasil di sistem pencarian indentitas.

"Baru berimigrasi. Luka di sayapnya menandakan melewati perjalanan jauh. Namakan dia sekarang, Han. Tolong pakai inisalku kali ini, CB97 hehe." pinta Chris.

"CB97 lagi. Terlalu berlebihan! Kuambil satu huruf saja. C."

"Oh tidak, burung-burung cantik berkelahi!" baru saja Felix ingin keluar dari rumah pohon, Han menahan tangannya.

"Tunggu! mereka tidak berkelahi." Han mengamati sekaligus menunggu proses pemindaian data, "dia sekarat!"

Ketiga anak itu lantas turun dari rumah pohon, Chris yang pertama kemudian mengulurkan tangan untuk Felix dan Han, buru-buru ke tempat umpan tadi. Karena pergerakan dan langkah kaki berisik itu, dua burung yang sehat terbang meninggalkan yang sekarat. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

clone [chanjilix]Where stories live. Discover now