4. Demi Yora

2.7K 232 46
                                    

"Gadis dengan wajah sepertimu, kurasa akan cukup," pria itu menjawab. "Kau akan memuaskan pria itu semalam. Siapa tahu, jika kau beruntung, mungkin ia akan menyimpanmu untuk dijadikan koleksi pribadinya. Bukankah itu lebih baik dibandingkan takdir yang menantimu di rumah lelang?"

Kata-kata menghilang dari bibir Myra.

Dengan mudahnya pria itu mengatakan bahwa ia akan dijadikan hadiah, budak ranjang bagi seorang Raja, seakan hal itu lebih baik daripada menjadi budak seorang senator? Budak tetaplah budak.

Ingin Myra memohon, menjerit agar dibebaskan. Atau mengamuk di dalam kamar remang-remang itu. Ingin ia mengatakan bahwa menjadi seorang budak ranjang bukanlah sesuatu yang ingin dilakukannya. Tapi tentu saja ia tidak bisa, bukan? Itulah kenyataannya. Kebebasan bukan miliknya sejak lahir.

Leon kembali menyandarkan punggungnya ke belakang sementara Myra mengusap lehernya. Disadari Myra, kalung rantai yang dipakainya sudah tidak ada.

"Kau melepaskan kalungku?" Myra bertanya.

"Ya. Benda menjijikkan. Jangankan untuk wanita secantik dirimu, aku bahkan tidak akan memasangkan kalung seperti itu pada Wolf."

Sebuah pujian? Myra menggigit bagian dalam bibirnya.

"Wolf, serigalamu?"

Pria itu mengangguk.

"Apa yang terjadi di Nedal? Apa yang terjadi pada Arthur? Dan Senator—" Myra menghentikan pertanyaannya. Ia tidak perlu bertanya apa yang terjadi pada Senator Jake. Ia melihat apa yang terjadi pada Senator Jake.

"Arthur?" Leon menaikkan satu alisnya ke atas.

"Pe-pelatih Budak. Master yang menjualku."

Pria itu mengedikkan bahunya. "Entahlah. Jika ia ada di dalam ruangan itu, mereka semua sudah tewas. Kecuali dirimu." Tidak ada ekspresi di wajah Leon, seakan membunuh adalah sesuatu yang menjadi makanan sehari-harinya.

"Mengapa kau tidak membunuhku juga? Mengapa membawaku?" Myra ingin berteriak, tapi yang keluar hanyalah bisikan. Gugup dan ketakutan.

"Aku tidak membunuh perempuan. Jika aku biarkan kau di rumah lelang, salah satu prajuritku pasti akan mengambilmu. Sayang jika gadis perawan sepertimu jatuh ke tangan prajurit. Kau memiliki nilai lebih dari itu. Itulah mengapa aku membawamu. Untuk hadiah bagi Raja Eirik."

Gadis itu mengalihkan pandangannya ke bawah, menatap pergelangan tangannya yang masih berbekas tali. Diusapnya permukaan kulitnya untuk menghilangkan rasa sakit yang tersisa. Seluruh tubuh Myra sakit, perutnya keroncongan, tapi ketidaknyamanannya bukan hanya terasa secara fisik. Myra sedang memikirkan nasibnya di tangan Leon.

Walaupun pria itu belum memaksakan dirinya, bukan berarti pria itu tidak akan melakukannya.

Arthur Dent, pelatihnya mengatakan hanya ada satu hal yang diinginkan pria ketika melihat seorang gadis sepertinya, tubuhnya.

Walaupun mungkin Leon tidak akan menyetubuhi dan merusak keperawanannya, bukan berarti pria itu tidak akan memaksanya untuk melakukan hal lain. Ada banyak cara yang bisa diminta oleh Leon darinya. Dan setelah apa yang terjadi di rumah lelang, Myra tidak yakin ia ingin melakukan hal semacam itu untuk pria manapun.

Hanya ada satu cara untuk menghindari takdir yang menunggu, ia perlu melarikan diri.Ia memerlukan sesuatu untuk membela diri. Senjata.

Myra mengalihkan pandangannya ke sekelilingnya. Ia ada di sebuah rumah sederhana yang sepertinya dipakai oleh Leon hanya untuk menginap malam itu sebelum melanjutkan perjalanannya. Deretan pisau belati keperakan yang tertancap di dinding kamar, menangkap perhatian Myra.

Tawanan Kesatria Serigala (TAMAT)Where stories live. Discover now