✵Chapter 2٭

110 11 7
                                    

"Aku masih enggak menyangka kalau Gyu itu ternyata Beomgyu si murid paling nakal di sekolah," ucap Soobin sembari menoleh kearah Beomgyu, Beomgyu yang merasa dirinya dibicarakan terkekeh kecil.

"Tapi jujur aku juga kaget pas awal-awal kenal kalian, kayak kenapa aku bisa selancar itu ngomong sama orang asing," terang Beomgyu.

"Semua orang punya kepribadian yang unik, Beom," jawab Yeonjun berdiri dari posisi duduknya.

"Masing-masing dari kita punya dua kepribadian yang berbeda. Misalnya di dunia realita kita orang yang pemalu dan sulit nemuin kebahagiaan, tapi didunia Virtual kita adalah orang yang ceria dan selalu bahagia pas bersama," sambung Yeonjun menjelaskan.

Keempat temannya itu mengulas senyuman hangat. Yeonjun benar, mereka lebih bahagia di dunia Virtual dibanding dunia nyata, dan sekarang apakah mereka akan terus bahagia mengingat mereka sudah bertemu di dunia nyata sekarang?

"Hey! Yeonjun, kau enggak? Sekarang kalau ada orang yang maksamu ngelakuin kerjaan mereka aku bisa langsung menghajarnya, sekarang kan udah tau kalau kita satu sekolah," kekeh Beomgyu.

Yeonjun ikut terkekeh mendengarnya. "Kalau gitu, kapan-kapan pas kita udah pulang, kita bakal ngehabisin banyak waktu bersama, ya," ucap Yeonjun. Keempat temannya langsung mengangguk setuju, di tengah hangatnya suasana, Hyuka melihat sesuatu melintas di balik semak-semak.

Sebuah cahaya biru, tunggu apa? Hyuka mempertajam penglihatannya, dan benar ada sebuah cahaya biru yang ternyata berasal dari Kunang-Kunang. Tidak hanya satu, tapi sekelompok kecil dari Kunang-Kunang itu datang terbang melintas di atas mereka berlima.

Kelimanya dibuat kagum dengan keindahan dari Kunang-Kunang, senyuman semakin mengembang di wajah masing-masing dari mereka. Sungguh malam yang sangat indah.

"Cantik," kagum Soobin tidak lepas pandangan dari Kunang-Kunang itu, yang lain pun juga ikut terkagum.

Bahkan Beomgyu dengan lucunya mencoba berlari mengejar Kunang-Kunang itu, tapi ketika ditangkap justru Kunang-Kunang nya menembus tangannya, kenapa bisa? Jangan heran, mereka berlima saja tersesat di pulau aneh sekarang ini.

"Aaaahhh! Kok bisa nembus sih?" kesal Beomgyu, lelaki itu langsung jongkok dan merengek kesal layaknya seorang anak kecil.

"Astaga, sini kamu." Soobin merentangkan tangannya kearah Beomgyu, Beomgyu yang merasakan terpanggil langsung berlari kecil kearah Soobin yang sedang duduk lalu memeluknya.

"Hahaha, lucunya," gumam Soobin mengusap-usap rambut Beomgyu dengan gemasnya.

"Hutan ini wnggam seaneh yang kita kira, tapi tetap saja ini ada dimana?" tanya Taehyun terus menatap sekeliling hutan.

"Magic Island."

DEG

Semua mata tertuju kearah Hyuka, lelaki yang sedari tadi diam dipojokkan itu akhirnya membuka kembali suaranya.

"Apa itu Magic Island?" tanya Yeonjun memasang wajah serius.

Hyuka mengangkat bahunya. "Entahlah, aku hanya mengarangnya, haha," jawab Hyuka di iringi tawa di akhir.

Taehyun memutarkan bola matanya malas, lelaki itu tidak suka dengan orang yang bertele-tele. Dia tipe yang ingin mendapatkan jawaban segera dari lawan bicaranya.

"Sudah malam, ponselku mati, enggak ada colokan charger di sini, gimana?" tanya Soobin menunjukkan ponselnya yang sudah mati total.

"Ya mau gimana lagi? Kalau ponsel menyala enggak ada gunanya juga, 'kan di sini enggam ada sinyal," timpal Yeonjun bersandar di batang pohon.

Magic Island [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang