✵Chapter 14٭

57 11 3
                                    

Mereka pergi melalui pemukiman warga setempat, namun anehnya disana sangatlah sepi, karena apa? Karena orang-orang itu telah diubah menjadi batu.

Ya, batu. Di jalan yang mereka lewati, Taehyun dan Hyuka tidak henti melihat patung batu berbentuk manusia berjumlah banyak di sekeliling mereka. Apa mereka semua telah dikutuk?

Sekarang mereka tiba di sebuah gerbang raksasa yang terdiri dari emas murni, gerbang itu terbuka menyambut kedatangan mereka. Di dalam daerah istana, tidak henti semua mata dari para penjaga tertuju kearah keduanya.

"Bawa mereka keruang bawah tanah, dan rantai tangan dan kaki mereka. Jangan lupa sel nya dikunci, mengerti?"

Taehyun dan Hyuka lantas kembali diseret paksa ke ruang bawah tanah, tempat para tahanan berada. Keduanya dirantai dengan kuat sebelum akhirnya dikunci di sel penjara. Terlihat penjaga di sana menertawakan remeh kepada keduanya.

Berkali-kali Taehyun berusaha melepaskan diri, tapi hasilnya nihil. Rantai itu sangat kuat, tidak ada celah sedikit pun untuk melepasnya.

"Tae, maaf, ya ...," lirih Hyuka.

"Kenapa ngomong gitu?" tanya Taehyun.

"Andai aku enggak mengajakmu ngomong tadi, pasti kita enggak bakal tertangkap, dan yang lain enggak bakal dihajar habis-habisan." Taehyun mengerutkan alisnya.

"Kai?" Taehyun semakin mendekat kearah Hyuka, lelaki setengah malaikat itu tampak sedang menangis dalam diam. Tetesan air mata terus mengalir menuruni pipinya.

Ingin sekali rasanya Taehyun memeluk Hyuka andai tangannya tidak dirantai, Taehyun hanya bisa menyuruh Hyuka bersandar di bahunya.

"Bukan salahmu. Bagus kalau kau kasih tau aku tentang itu, daripada aku enggam tau sama sekali lalu tiba-tiba hilang kendali, 'kan lebih seram lagi itu," ucap Taehyun.

"Bukan salahmu juga kalau mereka kalah, kau udah melatih kami berempat dengan giat sebelumnya. Ya walau kau kasar pas latihan, tapi kau melakukan itu demi kebaikan kita juga, 'kan? Jadi jangan salahin dirimu kayak gitu. Aku benci." ucapan Taehyun terdengar sangat tulus, berbeda dari cara Taehyun bicara dan memperlakukan Hyuka sebelumnya yang terlihat agak kasar.

"Makasih," ujar Hyuka, "berjanjilah kita bakal keluar bareng, ya!" pinta Hyuka. Taehyun mengangkat bahunya.

"Aku enggak bisa janji sih, tapi bakal aku usahakan kita keluar bareng," jawab Taehyun tersenyum kecut.

"Kalian bersenang-senang di dalam sel, tahanan ku?"

DEG

Terdengar suara langkah kaki mendekat kearah mereka, langkah itu terdengar berat beresta suara perhiasan yang saling adu bunyi.

Claude datang menghampiri dan berdiri di hadapan mereka berdua dengan senyuman yang menyeringai di wajahnya.

"Oh? Tuan Malaikat datang berkunjung juga rupanya? Selamat sore, Huening Kai."

"Aku benci jika harus ketemu denganmu," geram Hyuka menatap Claude dengan penuh dendam. Sorot mata Claude kembali beralih kepada Taehyun yang ikut menatapnya dengan penuh rasa benci.

"Jadi kau yang namanya Kang Taehyun? Agak heran gimana si bodoh Gell bisa nemuin kau dengan cepat. Tapi itu lebih baik, senang bertemu denganmu, ya." Claude semakin mendekat kearah Taehyun.

"Lepaskan kami sekarang!"

"Hey hey, jangan buru-buru gitu dong, aku cuman pengen bicara sama kalian berdua, lho."

"Kami berdua enggak pengen bicara dengan mu, Claude! Karena kau adalah dalang dari hancurnya Pulau ini! Kehadiran mu merupakan hal paling jijik yang pernah aku lihat semasa hidupku!"

Magic Island [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang