ch. 4

889 181 27
                                    

Content warning (cw): kata² kasar, chat rooms lebih dari satu.

.

.

.

Gaara; si bungsu dari tiga bersaudara yang datang dari keluarga broken home. Kedua kakaknya ikut kakek dan nenek mereka yang membuka bisnis pemandian umum di Fukui.

Gaara yang diasuh ibunya di Tokyo sering dititipkan di rumah keluarga Hyuuga. Kehangatan keluarga yang menyambutnya, membangun pribadi Gaara yang kadang sering disalahpahami orang karena tampangnya. Entah sudah berapa kali orang mengira Gaara adalah anak berandalan, preman, bahkan dikira antek-antek yakuza pun pernah. Tapi sungguh, Gaara itu berhati lembut.

Kini, si rambut merah yang gila teknologi itu duduk di samping Hinata, berlapis kehangatan dari jaket army-nya yang oversized dan beraroma kelelahan.

"Kenalin, ini Garong, eh... Gaara maksudnya." Hinata segera mengoreksi mulutnya yang terbiasa dengan nama panggilan khusus untuk Gaara; si bucin kucing. Iya Gaara itu bucin kucing. Selain sifatnya yang mirip kucing, dia juga punya kembaran dari spesies kucing. Seekor kucing jantan berbulu oren yang tampang juteknya mirip Gaara.

Si kucing oren dan Gaara juga punya kemiripan lain. Mereka sama-sama ditaksir banyak cewek, betina sih untuk si kucing. Tapi sayangnya mereka lebih ke tipe lone ranger, lebih suka menjomblo aja. Keduanya juga ahli bela diri. Si kucing oren yang dikenal jagoan di lingkungannya sama seperti Gaara yang selalu dapat undangan kalau lagi ada tawuran sekolah. Bayangin aja, waktu masih SMP, Gaara bisa menghabisi 18 orang sendirian. Bahkan rumornya, ada satu orang yang sebegitu parahnya sampai harus koma dan dirawat di rumah sakit selama sebulan penuh. Bagusnya dia survive.

Dan karena kemiripan-kemiripan itulah, Hinata jadi terbiasa memanggil Gaara dengan Garong. Orangnya sendiri tidak masalah. Selama Hinata juga rela dipanggil Jenong karena dahinya yang tertutup poni itu membuat Gaara curiga kalau Hinata menyembunyikan lebar keningnya.

Kembali lagi ke kafe.

"Oh, ini yang lo mention kemarin waktu kita chat?" Tanya Sasuke.

"Iya, aku nanya soal kamu juga ke dia."

Gaara yang duduk bersandar di kursinya tak mengatakan apa pun. Ia menatap Sasuke dengan ekspresi datar yang kentara. Terlihat tidak tertarik pada sosok menawan di hadapannya.

Sangat. Tidak. Bersahabat.
Mirip kucing.

"Maaf ya, anaknya emang begini. Dia ngga suka bicara sama orang asing padahal aslinya cerewet."

"Tipikal introvert," ujar Sasuke.

Hinata mengangguk setuju lalu beralih ke sosok Gaara yang menyilangkan lengannya di depan dada.

"Aku pesenin mocca latte ya?" Bujuk Hinata.

Gaara itu kalau sedang tidak mood seringnya lebih memilih diam. Harus dibujuk dengan yang manis-manis dulu biar es yang melapisi dirinya mencair.

Gaara menoleh, "yang ada mpus-nya kan?"

"Iya yang ada mpus-nya," Hinata meyakinkan sahabat karib yang sudah ia anggap sebagai keluarga.

"Iya yang ada mpus-nya," Hinata meyakinkan sahabat karib yang sudah ia anggap sebagai keluarga

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Damn!Onde histórias criam vida. Descubra agora