ch. 8

783 155 26
                                    

Setengah jam sebelum jam sembilan pagi, Hinata menemui Ino di lobi sesuai dengan janji mereka. Keduanya sengaja datang lebih awal untuk sarapan di kantin kantor pagi ini. Ino sudah tidak sabar mendengar cerita Hinata secara langsung.

Kondisi kantin yang sepi di jam sarapan menjadi salah satu alasan dua perempuan itu memilih tempat ini. Selain tentunya menghindari kemungkinan mereka terlambat masuk kerja.

Menu sarapan yang sederhana, ditambah sekotak jus dan keripik kentang telah tersaji di meja mereka.

"Jadi dia tuh founder Sunny Place dong?" Ino menyicipi sup miso-nya. Lezat dengan takaran rasa yang pas. "Kelasnya multi bilyuner ga sih? Kok aku jadi ngeri ya?"

"Sekarang kamu paham, kan?"

Ino terdiam, dalam benaknya ia mengerti kenapa Hinata memilih mundur. Tapi sisi logikanya mempertanyakan fakta-fakta yang ada. "Dia kenal kamu dari kecil, dan udah suka sama kamu dari lama, sempat terdaftar di SMP kamu meski cuma masuk dua hari, lalu sekarang akhirnya dia berani deketin kamu karena satu tweet itu aja?" Ino menghela napas, "Maaf banget nih, tapi apa iya kamu ga ngerasa istimewa dengan semua itu? You're the heroine, Hinata!"

"Tapi kan, tetep aja..."

"Dengerin ya, denger!" Ino menyela, "semua orang pasti punya keraguan. Semua orang pasti punya rasa takut. But you know what? Itu karena kita manusia. That's what feelings are for! Kamu mau stay di zona aman kamu berapa lama? Bayangin langit yang kosong tanpa ada satu pun burung yang terbang karena mereka takut untuk mencoba terbang, bayangin dunia yang hampa tanpa perubahan dan kemajuan karena gak ada orang yang berani memulai. Kamu harus melangkah maju, Hinata! It's about you and no one else! Kalaupun kamu terluka, maka sambut luka itu biar kamu berkembang. No pain no gain, right?"

"Ngomong sih gampang," protes Hinata.

"Ya emang. Kalo gitu aku tantang kamu aja deh. Berani ngga untuk mulai?"

"Kan aku udah bilang kalau aku takut."

"Kalau gitu kalahkan rasa takut itu, dan buka cakrawala baru di duniamu."

"Ih Ino, kata-kata kamu tuh boleh nyontek di mana deh?"

Ino menjepit satu keping keripik kentang di antara jarinya. "Mamaku kemarin minta dibuatin akun FB, banyak postingan di FB yang ternyata bagus-bagus."

"Dih, dasar emak-emak FB!"

"Heh! Enak aja! Mama aku ya!"

Keduanya lalu tertawa. Tak berapa lama ponsel Hinata berdenting dengan notifikasi. Hinata membacanya, dan tersenyum.

"Kayaknya Sasuke dengerin Justin Bieber deh."

"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


"Hm... not bad," komentar Ino. "Eh ini maksudnya dia ga tidur, gitu?"

"Palingan lembur kayak Kiba."

Damn!Onde histórias criam vida. Descubra agora