3. Sedikit Interaksi

12 4 0
                                    

Berbeda dengan kehidupan Bella yang selalu dipenuhi kepedihan dan kegelapan, hidup seorang Yuda lebih sehat. Kamar pribadi bernuansa abu-abu itu nampak terang dengan barang-barang yang tersusun rapi.

Di meja belajar, sang empu terlihat sedang mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya. Netra Yuda menerawang jauh mengingat gadis yang sudah dua hari ia temui, ada banyak sekali pertanyaan yang bersarang dalam benaknya.

Yuda tak main-main dengan pernyataan bahwa dirinya tertarik pada diri Bella, perasaan itu benar adanya.

Iras cokelat yang memencar begitu dalam dan sendu itu tertancap nyata di hati Yuda, tapi ia sendiri bingung harus berbuat bagaimana.

Ting!

Notif pesan membuyarkan lamunan Yuda, ia melirik layar ponselnya yang menyala.

Adit
Jangan lupa print brosur turnamen catur.

Yuda

Gue print besok pagi di toko depan sekolah aja, sekarang lagi hujan.

Saat mengetikkan kata 'hujan' Yuda terpikirkan sesuatu. Bella. Tanpa banyak pikiran ia berdiri dengan tiba-tiba, menyambar jaket dan kunci motornya lalu bergegas keluar.

Saat-saat ini memang sedang musim hujan, hampir setiap hari alam seolah tak memberi sedikit waktu pada matahari untuk menampakkan diri dari muka bumi. Yuda berkendara sedikit tergesa-gesa seolah baru mendapat kabar buruk. Tak memedulikan jika dirinya berkendara tanpa jas hujan, lagipula hujan ini hanya sebatas rintik saja.

Hampir 12 menit perjalanan, motor matic itu berhenti di samping gerobak penjual nasi goreng, saat turun dari kendaraan netra elang itu menatap sekeliling tempat yang sudah ia incar. Gotcha, ia mendapati yang dicarinya.

Bella. Gadis itu berjalan pelan di seberang jalan rel kereta api, kemudian terlihat duduk di pinggiran tepi jalan yang belakangnya adalah parit.

Yuda bernapas lega, jalan di mana Bella berada adalah sebuah gang kecil menuju perumahan, tapi gang itu terlihat sangat minim cahaya.

"Bang nasi goreng satu, ya. Jangan pedes." Yuda memesan nasi goreng langganannya, lalu berjalan menuju toko kelontong untuk membeli air mineral, setelahnya kembali ke gerobak nasi goreng.

Mata Yuda tak pernah luput dari gadis yang berada di tepi jalan dalam remang-remang cahaya itu, untuk memastikan bahwa Bella tak pergi atau melakukan hal seperti kemarin malam.

"Ini nasi gorengnya, Mas. Tumben beli satu aja," ujar abang nasi goreng.

"Iya, Bang. Buat temen soalnya. Saya sekalian nitip motor saya ya, Bang." Setelah membayar, Yuda menyeberang jalan raya dan berjalan menuju gang gelap itu.

Diam-diam mata penjual nasi goreng itu mengikuti arah Yuda pergi.

"Bella."

Badan mungil itu tampak terpenjat, ia memutar tubuhnya ke belakang untuk menatap siapa yang memanggilnya.

"Lo lagi." Setelahnya Bella kembali pada posisi sebelumnya.

Suara itu terdengar jelas sekarang, membuat Yuda sedikit menyunggingkan senyum tipis.

"Feeling aja," jawab Yuda, "jangan di sini, nanti gue dikira ngapa-ngapain lo. Ayo cari tempat yang terang," lanjutnya.

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang