28. Awal Reuni

6.7K 1.1K 231
                                    

Ini puaanjaaang. Yuk komennya ramekeun.
Udah ada draft juga nih (walaupun baru setengah jalan si) wkwk. Kalo rame lanjut lagi.

Happy reading🙂

🤼‍♂️🤼‍♂️

Setengah 8 pagi. Salsa lega karena tidak begitu siang sampai di toko. Setelah tidak menemukan apa yang dicari, ia memang gegas berangkat meski Albert belum mengabari. Jadi saat setengah jalan dan Albert bilang berkasnya ada di kantor, Salsa tidak butuh waktu lama untuk menyusul sampai di sana.

Tapi baru akan membuka pintu, Salsa berhenti mendengar dua suara yang ia kenal betul milik siapa. Karyawan-karyawannya. Hanya dua, lebih tepatnya.

"Beneran makhluk Mars di dalem?"

"Iya, orang tadi kuncinya aja gue yang ngasih."

"Happy banget gue denger ginian doang. Harus jadi headline di grup chat nih. Mereka pasti seneng, kan nge-ship Kak Salsa sama Kak Albert."

"Gue lihat-lihat kayaknya makin deket aja ya, apalagi sejak kita yang lembur terakhir itu loh, malem valentine."

"Oh, yang kita disuruh pulang duluan sama Kak Albert dan dibawain bingkisan itu kan?"

"Yup, terus dia bersihin hampir semua ruangan di Bee Florist."

"Abis itu juga Kak Salsa-nya diantar jemput terus sama Kak Albert."

"Aaaaak!"

"Kenapa lo jejerit gitu! Ini kacanya geter entar pecah!"

"Gue seneng bangeeeet tau. Kayak beda aja sama yang sebelumnya."

"Iya juga. Kalo Kak Hans kayaknya nggak keliatan begitu peduli ke toko ini ya?"

"Nggak pernah ngasih makan maksud lo?"

"Astaga, bukan itu. Keliatan malas-malasan kalo ke sini. Jemput Kak Salsa aja cuma nunggu di depan terus. Aduh, mulut gue kok jadi mirip ketikan netizen. Ampun, Ya Tuhan."

"Gue sadar dari dulu tentang itu sih, ekspresi malesnya kalo lagi nemenin Kak Salsa ke sini. Tapi gue tepis aja prasangka gue takut kualat."

"Sama, tapi waktu lihat Kak Salsa bahagia ketawa-ketawa sama Kak Hans gue nggak mikirin itu lagi. Cuma karena sekarang lihat perbedaan yang mencolok banget, gue jadi keinget deh. Ampun, lagi. Ini mulut susah banget berhenti julitin Kak Hans."

"Tapi kalo inget gimana malam-malam yang katanya Kak Salsa hampir dipaksa sama Kak Hans, itu emang pantes dijulitin!"

"Padahal Kak Salsa udah baik banget gitu loh jadi perempuan. Paket lengkap. Masih aja disakitin. Semoga yang kali ini jauh lebih baik buat Kak Salsa."

"Iya, se—" ucapan itu tidak selesai.

Karena Salsa lebih dulu membuka pintu dan melihat dua orang sedang naik ke atas kursi, membersihkan kaca samping. Sengaja Salsa bertahan sebentar tadi membiarkan karyawannya menggosip. Ia tahu rasanya gantung banget kalau lagi ngobrol asyik tapi ada yang menginterupsi.

Tapi ditunggu lama ternyata belum selesai juga. Jadi Salsa terpaksa masuk duluan. Albert sudah menunggu di dalam soalnya.

"Eh, Kak Salsa." Salah satu karyawan nyengir. Padahal tadi keliatan nge-freeze beberapa detik.

"Pagi, Kak." Satunya lagi ikut menyapa.

Salsa mengangguk dan tersenyum. "Pagi," sapanya balik, lalu melanjutkan langkah ke arah tangga. Selagi tidak ada fitnah yang ia dengar dari pembicaraan tadi, Salsa biarkan. Soalnya ia sadar kalau menggosip kadang jadi kebutuhan yang harus dipenuhi.

Terjebak Ex ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang