33. Cemburu

6.8K 1.1K 247
                                    

Heran. Bisa aja nebaknya😩

Ingatannya pada kuat-kuat. Keren.
Yang ini apalagi,

paling gercep nebaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

paling gercep nebaknya. Yang dua itu coba cek inbox sapa tau nanti Albert ngasih surat cinta 😭 loh

(Emot berantem)

Ia tidak tahu kenapa, tapi badannya terasa segar dan tidurnya lebih nyenyak dari biasa. Albert belum membuka mata tapi bisa menghirup aroma Salsa di indra penciumannya. Tanpa sadar bibirnya tersenyum meski dalam pejaman. Benar, alasannya ya karena ada Salsa.

Albert mengulurkan tangan, ingin meraih kembali tubuh yang sempat lepas dari pelukan. Ternyata memang benar ada kebahagiaan tersendiri membayangkan orang yang kita cintai saat membuka mata pertama kali. Dan meski belum ia dapat pergerakan Salsa di sampingnya, tapi Albert masih berusaha. Hingga kemudian ia tersadar saat gapaian tangannya tidak menemui apa pun. Kosong.

Susah payah Albert membuka mata untuk memfokuskan pandangan. Ia mengerjap beberapa kali dan menoleh. Tidak ada siapa-siapa. Mencoba berpikir jernih meski kesadaran belum terkumpul penuh, ia akhirnya bangkit duduk.

"Bukan mimpi," gumam Albert mengingat-ingat lagi detail semalam.

Saat keyakinannya muncul, Albert turun dan menuju kamar mandi. Langkahnya sedikit gontai tapi ia lanjutkan saja. Sampai depan pintu kamar mandi yang setengah terbuka, ia tertegun. Rasa cemas mulai memenuhi dadanya, membuat langkahnya lebih cepat untuk berlari ke seisi apartemen. Dapur, ruang tamu, dan lainnya. Tidak ada.

Salsa bukan tipe orang yang akan pergi begitu saja tanpa pamit, kecuali ada yang salah. Atau mungkin Salsa sudah mengabarinya akan pulang? Mengingat itu membuat Albert kembali ke kamar dan meraih ponsel. Dadanya makin bergemuruh hebat saat tidak menemukan pesan apa pun dari Salsa. Hanya beberapa notifikasi dan dua panggilan tidak terjawab dari mamanya.

"Gue pasti lakuin salah," gumam Albert dengan gusar. Ia mengusap wajahnya dan berusaha menenangkan diri, mengingat-ingat kesalahan apa yang ia perbuat semalam.

Albert ulurkan dua tangan ke hadapan. Ia menatap dua telapak itu dan geleng-geleng kepala. Apa tangannya melakukan kesalahan? Atau ... apa?

Lebih menunduk lagi, Albert mengecek pakaian. Ia menggeleng kuat. Pakaiannya utuh. Meski ia akui semalam hampir lepas kendali, tapi tidak ada yang terjadi setelah sadar kalau Salsa belum siap melakukannya.

Sudah, setelah itu ia segera tidur. Bahkan untuk membicarakan hal penting pun tidak. Ia kelewat lelah, dan mungkin terlelap duluan. Albert mengerang pelan saat tidak menemukan letak kesalahannya. Segera ia hubungi nomor Salsa. Harap-harap cemas.

Ini bahkan masih sangat pagi. Berapa jam Salsa tidur semalam? Atau malah langsung pulang begitu ia terlelap? Detik makin berlalu dan rasa cemas tidak juga pudar. Justru menggelungnya pada kejadian di masa lalu.

Terjebak Ex ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang