"Apa yang sebenarnya yang ingin di sampaikan jiwa kedua itu?"
Gadis itu mati.
Gadis kecil yang bernama ami itu mati. Ia adalah aku, aku adalah dia . Kami adalah satu jiwa yang terbelah menjadi dua jiwa.
Dia telah mati.. De...
"Aku tidak dapat menemukan tempat di dunia ini. Dimana aku bisa hidup yang benar-benar hidup."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rencananya aku ingin menemui seseorang. Tapi di sekolah yang besar ini. Cukup susah mencarinya.
Namun, aku merasa ada yang aneh dengan tempat ini. Selain karena ini sekolah.
Perasaan seolah sedang di awasi ini cukup mengerikan. Aku dulu suka kengerian, tapi untuk kengerian ini tidak.
"Oh, tokoyami!" Aku melambaikan tangan pada manusia setengah burung itu.
"Ada apa, fujimiya-san?"
"Aku dengar kau akan magang bersama Hawks. Apa itu benar?" Sebenarnya aku tidak perlu menanyakannya. Toh, aku sudah tahu.
"Iya, kenapa?"
"Bagaimana kita berangkat ke agensi hawks bersama?" Tawarku.
"Kau akan magang bersama Hawks juga?" Tanya tokoyami.
"Sebenarnya aku belum pernah mengatakannya pada teman di kelas." Aku mulai mengecilkan suaraku. "Tapi hawks adalah kakak angkat ku."
"APA!!" Bukan tokoyami yang kaget, namun dark shadow.
"Tenanglah dark shadow." Nasihat tokoyami.
"Dia kakak mu?" Tokoyami memastikan.
Aku mengangguk imut. "Iya, sebenarnya lebih seperti teman, pelatih. Bagaimana ya, hubungan kami cukup sulit di sejelaskan." Aku tersenyum kikuk.
"Itu mengagetkan." Kata tokoyami meskipun dia memberikan reaksi yang tidak begitu menunjukkan bahwa dia kaget.
"Tapi kamu tidak terlihat kaget, tuh."
"Fumikage kan memang begitu." Sahut dark shadow.
"Mengapa pro hero hawks bisa menjadi pelatih mu?" Tanya tokoyami.
Hening sejenak.
"Oh itu, ibu ku kan pro hero, terus hawks itu adalah teman ibuku, jadi...yah, kerena itu aku jadi memiliki hubungan dengan Hawks."
"Aku tidak heran jika kau setara pro hero." Puji tokoyami.
Mendengar itu, aku tertawa. Sedangkan tokoyami dan dark shadow heran, raut wajah mereka seolah mengatakan: apa yang lucu?
Aku menyeka air mata di ujung mata ku.
"Maaf, tapi aku hanya refleks tertawa saja. Tapi, kau tidak perlu memuji ku berlebihan seperti itu. Aku hanya satu langkah lebih kuat dari kalian soalnya sudah terlatih lebih awal dari kalian. Lama-lama kalian juga pasti akan bisa setara dengan ku, iyakan? Fumikage-kun." Aku tersenyum dengan tatapan sedang menggoda tokoyami.
Tokoyami diam sejenak dengan wajah dengan rona merah. "Uh...iya, semoga saja."
