PROLOG

1.1K 47 0
                                    

Terlihat seorang pelukis muda yang tampak fokus melukis seorang gadis yang tengah duduk dihadapannya tersenyum kemudian tak berapa lama lukisan itu pun jadi dan pria itu pun mendapatkan bayaran dari hal itu. Ternyata tidak hanya satu orang yang meminta dirinya untuk di lukis namun banyak hampir 10 orang mengantri bukan hal aneh dirinya akan mendapatkan pemandangan seperti ini setidaknya ia bersyukur masih ada seseorang yang membutuhkan jasa nya untuk menghasilkan sebuah karya yang tercetak pada kanvas yang sedang ia pegang.

Di tempat lain tampak wasit membunyikan pluit secara kencang tanda pertandingan basket putra Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Sosial & Budaya yang di menangkan oleh Fakultas Tehnik yang di pimpin oleh seorang kapten tim Basket bernama Ohm Pawat.

Namun, tak hanya itu selain ia di takuti oleh semua tim basket di fakultas nya. Ia pun memiliki sifat playboy yang suka gonta ganti pasangan. Seperti saat ini ketika dirinya memenangkan sebuah pertandingan Basket dirinya selalu datang ke Pub dengan beberapa temannya yang memang senang berfoya-foya dengan hal tak berguna seperti itu. Terdengar klasik memang.

Hingga suatu ketika seorang pria yang tengah jalan cepat sambil membawa kanvas berikut peralatan melukis lainnya tiba-tiba tak sengaja bertabrakan dengan seorang pria yang baru saja keluar dari lapangan basket hingga semua peralatan lukis nya itu jatuh semua ke lantai. Bukannya menolong pria itu malah diam saja tanpa membantunya.

"Kalau jalan bisa pelan-pelan tidak?" kesal nya sambil memungut semua barang-barangnya yang jatuh ke lantai namun pria yang berdiri itu hanya berdecak kesal tanpa mempedulikan pria yang ada di hadapannya.

"Untuk apa aku membantumu? Dapat bayaran saja tidak." Jawab nya sambil menabrak pria lesung pipi tersebut namun karena kesal pria itu menarik baju pria tengil tadi hingga ketika tubuhnya hendak jatuh. Ia menarik pinggang si pria lesung pipi membuat mereka kini saling bertatapan satu sama lain namun lebih dulu si pria lesung pipi itu melepas sentuhan pada pinggang nya sambil berkata, "Jangan sentuh aku. Sudah tidak mau bantu malah sentuh."

"Heh! Harusnya berterimakasih sudah di tolong. Tapi, kau malah menatap menjijikkan seperti itu kepadaku, apa maksudnya? Dasar tak tahu terimakasih." kesal pria tersebut pergi begitu saja meninggalkan pria lesung pipi yang tampak menahan kesal dengan tingkah pria itu.

--

"Nanon!" teriak Ohm yang membuat Nanon menoleh kearahnya dengan pipi yang basah karena airmata seketika Ohm terdiam melihat pemandangan itu lalu pergi begitu saja tetapi langkahnya terhenti untuk kembali mendekat kearah Nanon lalu menarik wajah Nanon membawanya ke sebuah ciuman hangat seketika Nanon menyentuh tengkuk leher Ohm dengan kedua tangannya, menyalurkan rasa cinta, putus asa, kecewa dan semua rasa lainnya ke dalam ciuman tersebut.

Ciuman itu pun terlepas dengan Ohm yang terlebih dahulu melepasnya sambil menghapus airmata yang membasahi pipi Nanon lalu tersenyum sambil berkata, "Aku mencintaimu. Aku mohon jangan ceraikan aku. Aku tidak bisa hidup tanpamu."

"Ohm."

"Iya, sayang?"

"Aku juga mencintaimu." katanya di sela isakan tangisnya membuat Ohm membawa Nanon ke dalam pelukannya lalu Nanon pun mengeratkan pelukannya tersebut dan menangis sejadi-jadinya disana.




>>> Lanjut ke Chapter selanjut nya ^^

STORM [FINISHED ✔️]Where stories live. Discover now