12-SICKNESS

298 22 6
                                    

Ohm berjalan menuju Aula kampus sambil sesekali melihat-lihat ruangan yang ada disana. Dari laboratorium, kelas dan lapangan basket tempat dirinya kadang melakukan pelatihan basket disana lalu tiba-tiba seseorang merangkul bahu nya ternyata orang itu adalah teman satu Tim nya di Basket yaitu Forth sambil berkata. "Ohm, sedang apa disini? Mengenang masa-masa emas kita ya? Baru juga dua tahun lalu lulus sudah mengenang saja."

"Siapa yang mengenang? Aku hanya melihat-lihat saja." seru Ohm yang membuat Forth mencebikkan bibirnya kemudian mengajak temannya itu ke dalam Aula untuk berkumpul bersama dengan yang lain. Disana ada Bright dan beberapa Tim Basket fakultas Teknik yang rata-rata teman seangkatan Ohm.

"Nah, ini dia Kapten Basket kita yang daritadi sudah di tunggu-tunggu. Apa kabar kau?" tanya seorang pria bertingkah akrab pada Ohm yang hanya dijawab anggukkan kepala lalu menjawab. "Baik."

"Masih single saja? Biasanya bawa pasangan." sindir temannya membuat Ohm hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum lalu menoyor kepala temannya itu sambil berkata. "Kau saja tidak pernah bawa pasangan. Segala bertanya padaku."

"Wahhh meledek dia." katanya sejenak membuat mereka semua tertawa di ikuti pula oleh Ohm namun saat sedang asyik tertawa matanya tiba-tiba melihat kearah Nanon yang baru saja masuk ke dalam Aula bersama dengan Love, teman seangkatannya. Ohm hanya terdiam namun ternyata Nanon pun menyadari keberadaan Ohm disana dan bertingkah biasa saja seolah tidak saling kenal.

"Dia mahasiswa Seni Rupa yang menjadi pelukis keliling itu kan? Style nya sekarang lebih rapi dan--cukup mengagumkan." cetus salah satu teman Ohm yang membuat Ohm terkekeh sambil menoyor kepala temannya itu sambil berkata. "Dulu saja menghina dia. Sekarang bilang dia tampan." ledek Ohm yang membuat mereka semua kembali bercanda lagi. Terkecuali Ohm sambil sesekali curi-curi pandang kearah Nanon yang sedang mengobrol dengan teman-teman satu fakultas nya dulu. Begitu pula dengan Nanon yang melihat ke arah Ohm namun tak ada senyuman dari mereka melainkan hanya tatapan intens sambil mendengarkan teman-temannya berbicara.

Nanon yang sedang mengambil minuman di dekat meja yang ada di pinggir Aula pun sejenak menyeruput minuman tersebut lalu ketika menoleh ke sebelah nya ia terkejut dengan keberadaan Ohm disana. Ohm hanya tersenyum sambil mengambil segelas minuman yang ada disana sejujurnya mereka hendak berbicara tetapi mereka mengurungkan niatnya dengan bertingkah biasa saja seperti Ohm yang menepuk bahu nya sambil berkata. "Duluan."

Nanon menjawab sambil menganggukkan kepala kemudian Love tiba-tiba berjalan kearah Nanon merasa bingung sambil berkata. "Nanon, kau kenal dengan Ohm?"

"Ohm? Siapa?" Tanya Nanon pura-pura tidak tahu.

"Ituloh Ohm yang tadi berdiri di sebelah kamu sambil nepuk bahu kamu. Itu Ohm si Playboy. Jangan bilang kamu lupa." Cetus Love yang membuat Nanon berpikir sejenak seolah tidak mengingat sambil menggarukkan kepala bertingkah bingung.

"Kamu tahu kan aku tidak begitu kenal dengan teman-teman seangkatan apalagi beda fakultas. Jadi, kamu tanya soal dia atau siapapun aku tidak kenal, Love. Hehe." Seru Nanon tertawa garing kemudian Love hanya menganggukkan kepala tanda mengerti dengan ucapan Nanon.

"Iya sih. Hidup kamu kan terlalu fokus dengan lukisan sampai mengenal orang saja tidak." sindir Love yang membuat Nanon hanya terkekeh dengan matanya yang menoleh sekilas kearah Ohm yang juga menoleh kearahnya saat bersama dengan teman-temannya. Hanya Bright dan Win yang paham dengan tingkah kedua sejoli itu makanya mereka berpura-pura tidak kenal ketika berada di lingkungan kampus atau di hadapan orang lain juga.

Tak selang berapa lama acara puncak yaitu menyetel video-video masa mereka masih menjadi seorang mahasiswa/i dari awal masuk masa orientasi siswa dan juga masa-masa kegiatan kampus juga beberapa acara yang sering kampus adakan. Ohm dan Nanon saling menoleh satu sama lain karena kini kedua pria itu tepat berdiri sebelahan, tangan Ohm lebih dulu menyentuh tangan Nanon membuat Nanon tersenyum kemudian membalas genggaman erat itu sambil menonton video-video yang di setel oleh para alumni dari beda generasi. Dan beruntungnya suasana Aula gelap malam ini makanya mereka mencari kesempatan dengan bergenggaman tangan ketika menonton video tersebut.

STORM [FINISHED ✔️]Where stories live. Discover now