Bab 6- Mencoba Melarikan Diri Part II

552 68 10
                                    

Meski harus melawan rasa takut dan gentarnya, pada akhirnya Aether memutuskan untuk memberanikan dirinya untuk keluar dari ventilasi yang kebetulan telah ia temukan tanpa sengaja. Untungnya saja, tubuhnya juga memang tergolong kecil untuk pemuda di usianya yang sekarang sehingga ia mampu untuk melewati ventilasi dengan cukup mudah meski dia juga masih harus berhati-hati, bukan?

Kalau tiba-tiba di tengah perjalanan dia bertemu dengan para Harbingers itu, bisa-bisa dia akan meninggal sebelum berhasil keluar dari tempat ini. Belum tempat ini dingin lagi. Rasanya seperti ia masuk ke dalam kulkas saja.

Dengan perlahan, Aether mencoba untuk merangkak seraya memperhatikan situasi dimana ia bisa melihat banyak para fatui berkeliaran di semua tempat membuat Aether menjadi semakin merasa gugup meski di sisi lain, dia mencoba untuk tetap bersikap tenang dan tidak menimbulkan suara sedikitpun agar posisinya saat ini tidak ketahuan.

Masalahnya, saat ini ia hanya bisa berbalap dengan waktu. Cepat atau lambat, para Harbingers itu pasti akan menyadari kalau ia sudah berhasil melarikan diri dan pastinya, mereka akan gencar mencarinya dan mustahil baginya agar dia bisa keluar. 

Karena itulah, prioritas utamanya sekarang adalah untuk mencari jalan keluar dari tempat ini dan setelahnya, entahlah. Ia hanya bisa mengikuti instingnya saja saat ini dan tetap melangkah maju apapun yang terjadi.

"Mereka banyak sekali. Kalau sampai aku ketahuan dan terkepung oleh mereka, nyawaku bisa terancam atau mungkin... akan sulit bagiku untuk melarikan diri lagi nanti," keluh Aether yang saat ini sedang memperhatikan keadaan sekitar melalui lubang ventilasi yang kebetulan berada di dekatnya.

Tidak menyerah, Aether memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sampai akhirnya, ia sampai di sebuah ruangan yang sepertinya merupakan gudang tempat bahan persediaan para Fatui. Gudang ini cukup besar dan luas dan pastinya akan memakan waktu agar dia bisa keluar dari tempat ini tapi sejauh mata memandang, sepertinya gudang ini aman-aman saja.

Maybe... untuk sementara waktu.

Dengan langkah perlahan, Aether memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanannya. Meski dengan keadaan lemas, panik, gelisah, takut. Semua perasaannya bercampur aduk menjadi satu sekarang.

Kriettt....

Dengan hati-hati, Aether mencoba membuka pintu gudang dimana saat ini sepertinya tidak ada fatui yang sedang berjaga. Senyum lebar terpantri di wajahnya. Apa mungkin ini adalah kesempatannya?

"Aku harap pintu keluar tidak jauh dari tempat ini," ujar Aether yang saat ini sepertinya sedang memasang wajah penuh harap.

Andaikan saja kalau tempat ini semua dindingnya bahkan kaca sekalipun tidak terlapisi oleh es tebal, mungkin dengan mudah ia bisa keluar melalui jendela tapi sepertinya para Fatui ini memiliki markas yang cukup ketat sehingga tidak akan ada yang bisa menyusup atau mungkin meloloskan diri dengan mudah.

Sayangnya sepertinya keberuntungan tidak berada di pihaknya sekarang.

Sambil celingak-celinguk, Aether tampak mencoba melanjutkan perjalanan dengan langkah yang sangat hati-hati. Sesekali ia tampak menghentikan perjalanannya untuk memantau kondisi dimana sepertinya para Fatui sedang berjaga di depan. Aether menghela nafas lelah. 

Bagus... sekarang apa yang harus dia lakukan?

Apa dia harus menyerang? Tidak!! Dia tidak memiliki senjata sekarang dan kekuatan elemental yang bisa ia gunakan juga terbatas karena obat yang sudah diberikan Dottore padanya.

Kalau ia melakukan itu, sama saja ia dengan bunuh diri apalagi para fatui itu bergerombol. Sudah pasti ia akan dikeroyok dan langsung ditangkap saat itu juga.

Caught By Fatui (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang