Chapter VII

1.6K 265 16
                                    

Maaf karena aku harus pergi sebelum kau bangun, ada pekerjaan mendesak di kantor, hubungi nomor ini jika kau butuh sesuatu. Jangan pulang sebelum aku kembali. - Junghwan

Doyoung meremat kertas yang ada di tangan, padahal tadi malam laki-laki itu berjanji untuk menemaninya hingga pagi, tapi saat Doyoung bangun, ia justru sudah pergi.

Dengan langkah terseok ia berjalan ke arah lemari yang ada di sisi lain ruangan, Doyoung berniat untuk kembali ke rumahnya siang ini tapi karena hukuman sialan yang enggan berhenti membuat dirinya kesulitan untuk berteleportasi.

Setelah berhasil memakai kaus hangat juga sweatpants kebesaran milik Junghwan, ia akhirnya pergi meninggalkan rumah mantan dewa yang entah kenapa begitu terasa menyeramkan.

Rumah Junghwan dipenuhi banyak makhluk jahat, Doyoung tahu karena ia sempat menemukan beberapa saat mencari informasi tentang Junghwan.

Banyak yang ingin menghancurkan Junghwan karena katanya jika mereka berhasil membunuh dewa, mereka akan mendapat kekuatan tidak terbatas. Tapi kabar itu belum terbukti benar karena Junghwan masih hidup sampai sekarang.

"Kim Doyoung?" Doyoung menoleh ke sumber suara, itu hantu yang tempo hari ia mintai informasi tentang Junghwan.

"Park Jeongwoo! ku kira kau sudah pergi ke neraka?"

Siapapun tolong tahan Jeongwoo untuk tidak meninju wajah manis si immortal sekarang juga, sebenarnya Jeongwoo juga enggan berhubungan dengan makhluk arogan seperti Doyoung, tapi sebagai hantu baik hati ia tidak boleh memilih kepada siapa memberi bantuan.

"Jaga mulutmu." Protes Jeongwoo dan diikuti dengan tawa khas Doyoung. "Oh, kau sudah mendapat cinta So Junghwan?" Pertanyaan yang lebih mirip dengan pernyataan itu menggelitik telinga Doyoung.

"Apa maksudmu?"

"Kau perlahan mati, itu karena cinta Junghwan, kan?" Ucap Jeongwoo sambil menunjuk Doyoung yang terlihat kesakitan.

Doyoung memutar mata, tebakan asal yang keluar dari mulut arwah penasaran ini membuatnya jengkel. "Aku dihukum karena membantu Junghwan dari serangan iblis." Jelasnya singkat.

"Tapi ini masih terlalu pagi? Hukuman yang kau dapat kan hanya berlaku di malam hari?"

Kalimat Jeongwoo terasa ada benarnya, Doyoung sendiri pun heran mengapa ia masih merasakan sakit padahal sudah mendapat hukuman dua malam penuh sebelumnya. "Apa gejala dari manusia yang Junghwan sukai juga separah ini?"

Jeongwoo mengangkat bahu. "Entah lah, aku tidak pernah mendengar apapun tentang manusia di sekitarnya."

Doyoung menggeleng, berusaha menghalau pikiran aneh soal hubungannya dengan Junghwan. Karena ini baru hari keempat sejak perjanjian mereka dimulai dan Junghwan tidak akan semudah itu mencintainya, kan?

"Kau mau pulang? Dengan kedua kakimu?" Tanya Jeongwoo heran, padahal Doyoung bisa dengan mudah menggunakan kekuatannya untuk berteleportasi dari sini.

"Aku takut rumahku berdebu jika ditinggal terlalu lama."

"Selain menyukai Junghwan, kau juga tergila-gila dengan kebersihan?"

Kali ini Doyoung tertawa. "Aku tidak menyukai Junghwan." Jelas Doyoung dan langsung mendapat tatapan heran dari lawan bicaranya.

"Tidak mungkin."

"Aku hanya butuh dia yang mencintaiku, aku tidak perlu menyukainya kan?"

Yang lebih tinggi kembali mengangkat bahu. "Aku tidak tahu, kau paham sendiri kan peraturan langit begitu rumit dan sering berubah, makanya aku lebih memilih untuk tinggal di dunia meski harus menjadi arwah penasaran."

Fate [Hwanbby]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang