⌗Dear Lee.21

893 85 11
                                    

Satu tahun kemudian...

Teng! Teng! Teng!

Suara lonceng gereja menggema di seluruh penjuru desa. Angin musim gugur berhembus dengan kencang menerbangkan dedaunan di sepanjang jalanan.

Berdiri di depan pintu ketika hari menjelang sore adalah rutinitas yang di lakukan Huang Renjun sejak satu tahun terakhir. Lonceng gereja yang berdenting keras selalu menjadi pertanda jika seseorang yang tengah di tunggunya akan segera kembali.

"Aku tidak mengerti kenapa Oppa selalu menunggunya di depan pintu, yah... aku memang pernah menanyakan itu sebelumnya tapi apakah itu masih memiliki jawaban yang sama?"

"Ya. Itu selalu sama─" dia menjawabnya dengan tegas, tanpa keraguan sedikitpun. "Aku pikir ini adalah salah satu hal yang bisa kulakukan untuknya."

"Heee... kurasa hubungan kalian sudah berkembang sekarang." goda gadis dengan rambut sebahu itu pada kakak iparnya.

"Mungkin? aku tidak yakin bagaimana dia menganggapnya." cicit Renjun. Dia menengadahkan kepalanya merasakan hembusan angin yang menerpa wajah dan menerbangkan helaian rambutnya.

"Tapi, serius, aku pikir itu juga berlaku untuk kakakku. Rasa cintanya yang tidak masuk akal itu terkadang sampai membuatnya seperti hilang akal. Jadi mungkin aku akan setuju jika ada seseorang yang mengatakan bahwa cinta itu membuat seseorang jadi gila." suara kekehan keluar dari bibir Renjun setelahnya. Semua yang di katakan gadis itu benar, karena mungkin... tanpa sadar Renjun juga pernah menjadi segila itu dalam mencintai seseorang. Yah, lagi pula itu adalah masa lalu sekarang.

"Oh, dia pulang." bersamaan dengan perkataan gadis di sampingnya, Renjun bisa mendengar suara deritan yang berasal dari pagar kayu rumah mereka yang di dorong masuk, di susul dengan langkah kaki seseorang.

"Aku pulang." suaranya rendah tapi menenangkan, dan Renjun hapal benar pemilik suara itu.

"Selamat datang kembali, Jaemin." sambut Renjun dengan senyumannya ─seperti yang biasa dia lakukan. Jaemin melirik ke arah adiknya dan langsung masuk ketika dia menyerahkan kantung kertas berisi kue yang dia ambil dari tempat kerjanya.

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" tanya Renjun ketika keheningan menyelimuti keduanya.

Jaemin yang berdiri di depannya berjalan mendekat dan menyandarkan wajahnya pada bahu sempit Renjun, "Aku sedang mengisi ulang energiku." katanya yang membuat Renjun terkekeh. Dia mengangkat satu tangannya yang bebas untuk mengusap surai miliknya.

"Hari ini banyak orang datang ingin mereservasi penginapan lebih awal."

"Aku tebak, mereka pasti menanyakan tentang itu padamu." helaan napas yang di keluarkan oleh Jaemin di bahunya menjadi jawaban bahwa tebakan Renjun benar.

"Tidak heran juga, musim dingin sebentar lagi tiba dan kota akan ramai akhir tahun nanti." Jaemin tidak menanggapi, memilih untuk merengkuh tubuh yang lebih kecil di depannya dan menghirup aroma tubuh itu dalam-dalam.

"Tidakkah kita harus masuk?" Jaemin melepas pelukan itu, menatap Renjun dan memberikan kecupan singkat pada pipinya dan membantunya untuk masuk ke dalam rumah.

Ketika mereka masuk, aroma kue yang di bawa oleh Jaemin memenuhi indra penciuman mereka. Di pantry dapur sudah ada Winter yang duduk manis di salah satu kursi dan memakan kue bagiannya. Jaemin menuntun Renjun menuju pantry dapur dan mendudukkannya di kursi tepat di depan Winter, sebelum pamit pergi ke kamar untuk mengganti baju dan mandi karena Renjun menyiapkan air hangat untuknya.

"Oppa," panggil Winter membuat Renjun yang sedang menikmati kuenya mendongak ke arahnya.

"Aku mendengar jika kalian kembali ke Jepang akhir tahun, apa itu benar?" kernyitan di dahi Renjun terlihat jelas, dia tidak pernah mengatakan itu sebelumnya ─tidak bahkan dia tidak tahu menahu tentang itu. Dan dia menyimpulkan jika Jaeminlah pelaku utamanya.

[四]Dear Lee | Noren ft.Jaemin✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant