⌗Dear Lee.22

959 81 9
                                    

Di akhir tahun, mereka benar-benar pergi meninggalkan Liechtenstein dan terbang ke Jepang. Winter bergabung dengan mereka, meskipun dia tidak memiliki keluarga, setidaknya dia ingin menyapa Yuta serta Johnny. Hal pertama yang dia lakukan begitu tiba di Jepang adalah bertemu dengan Yuta bersama dengan Renjun dan Jaemin, lalu setelahnya dia pergi ke Korea bersama dengan Jaemin untuk bertemu dengan Johnny, karena bagaimanapun pria itulah yang sudah membiayai pengobatannya meskipun Jaemin harus bekerja keras untuk memperolehnya, sementara Jisung tetap berada di Jepang bersama dengan Renjun dan kedua adiknya.

"Aku pikir kau sudah mati. Yah, aku sendiri sudah menebak jika kau tidak akan mati dengan mudah." Jaemin yang mendengar itu hanya tersenyum tipis pada Johnny.

"Kurasa anak iblis tidak bisa mudah untuk mati."  katanya, menatap Johnny dengan pandangan mencela. Winter yang di sebelahnya hanya diam menyimak seakan tengah memikirkan kata-kata yang ingin dia sampaikan.

"Aku harap anda selalu di beri kesehatan, dan aku juga ingin berterimakasih atas semua yang sudah anda berikan untuk kami." Winter menatap Johnny dengan senyuman di kedua sudut bibirnya, "Aku hanya bersyukur karena aku belum mati sampai sekarang." lanjutnya. Johnny yang tidak bisa membalasnya hanya tersenyum tipis sebelum akhirnya menyuruh mereka untuk pergi dan keluar begitu saja dari ruangan kunjungan sebelum waktu kunjungan berakhir.

"Sepertinya, dia malu." cicit Winter yang hanya di balas dengusan oleh Jaemin.

Dia mengajak Winter untuk keluar dari lapas dan segera kembali ke Jepang, karena bagaimanapun dia tidak bisa meninggalkan Renjun terlalu lama.

Di Jepang, Renjun tengah berada di dalam kamarnya. Dia sudah mengunjungi Ayahnya beberapa hari yang lalu dan sudah juga menyapa ibunya.

Dari yang Chengxin ceritakan, jasad ibu mereka di temukan dalam peti di gereja terdekat tempat Yeonjun menyekap Jeno dan Renjun. Mereka berhasil menemukannya lewat anak buah Yeonjun yang berhasil di tangkap hidup-hidup, dan soal Yeonjun sendiri, pria itu sudah mati sejak setahun lalu ─Renjun tentu tahu karena Jaeminlah yang sudah menembaknya sendiri.

Tapi Chengxin bilang itu adalah tindakan bunuh diri. Yeonjun di anggap melakukan bunuh diri setelah membuatnya dan Jaemin jatuh ke laut. Dan Renjun tidak ada niatan untuk memberitahu siapapun jika Jaeminlah yang sebenarnya sudah membunuhnya ─Renjun pikir dia kehabisan darah setelah Jaemin menembaknya, yang padahal hal itu dilakukan oleh Soobin untuk membereskannya─ ketika dia di beri pertanyaan mengenai hal itu oleh Minghao.

Mereka juga sedang berusaha mencari pendonor mata yang cocok dengan Renjun, tapi ternyata itu lebih sulit dari yang mereka bayangkan.

Di hari dimana Renjun seharusnya mengunjungi makam keluarga Jaemin ─di hari yang sama dengan kepulangan pria Leo itu dari Korea. Bersama dengan Jisung ─karena dia bersikeras untuk mengantar Renjun─ mereka menunggu Jaemin di depan sebuah toko bunga kurang lebih satu setengah jam. Dan karena langit yang mulai mendung, Jisung menyarankan kepada Renjun untuk mengunjungi lebih dulu alih-alih menunggu Jaemin yang tidak di ketahui kapan pastinya dia akan muncul.

Atas bujukan itu Renjun akhirnya mau tak mau setuju. Dia juga merasa tidak enak sebenarnya dengan Jisung karena sudah banyak merepotkan dirinya selama Jaemin berada di Korea, meskipun hanya dua hari.

Tanpa keduanya sadari jika seseorang sejak tadi terus mengamati mereka dari kejauhan. Bergelut dengan pikirannya sendiri, haruskah dia pergi menghampiri atau tidak, dan pada akhirnya sosok itu memutuskan untuk tidak menghampiri Renjun.

"Kau yakin tidak ingin menghampirinya?" tanya orang yang sejak tadi berdiri di samping sosok itu.

Lee Jeno ─orang yang sejak tadi mengamati Renjun dan Jisung dari kejauhan menggelengkan kepalanya pada pria di depannya. "Aku pikir, ini bukan waktu yang tepat." katanya yang di jawab helaan napas oleh Jaemin ─orang yang berdiri di samping Jeno.

[四]Dear Lee | Noren ft.Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang