Bagian 5

271 83 14
                                    


Aleda sedang berdiri di dalam kamarnya. Sedari tadi yang dia lakukan hanyalah melangkah dengan gelisah.

Hidungnya sedari tadi terus mengeluarkan darah, dan Aleda tidak tahu apa penyebabnya.

Jadi Aleda memasukkan sebuah kapas kedalam lubang hidungnya untuk menghentikan pendarahan.

Beberapa detik kemudian ketika Aleda melirik ke arah pintu, pintu itu telah terbuka lebar dan menampakkan dua orang pria sedang berdiri menatapnya disana.

"Apakah ini perilaku seorang gadis bangsawan?" Askary bertanya seperti mengejek pada Aleda.

"Sialan!" Aleda mengumpat dan berjalan dengan cepat menuju pintu.

"Sudah aku katakan jangan ada yang masuk kedalam kamarku, brengsek!" Aleda berteriak sembari menutup pintu dengan keras menggunakan kakinya.

Aleda masih dapat melihat mata Askary yang terbuka lebar dan ekspresi terkejut dari lelaki disebelah Askary. Aleda tidak akan perduli dengan itu!

Bahkan ketika suara Askary terdengar menakutkan diluar sana, Aleda tidak akan perduli.

"Aleda apa yang kau lakukan!" teriak Askary diluar sana.

Aleda dengan terburu-buru mengunci pintu. Dia berjalan mundur ketika pintu bergetar karena dobrakan diluar sana.

"Aku tidak ingin diganggu sekarang ini!" Aleda balik berteriak.

"Buka pintu ini sekarang juga Aleda!"

"Aku tidak mau!" Aleda menjerit membuat Askary dan pria lain disisi Askary terdiam untuk sesaat. "Aku tidak bodoh, kau hanya ingin memperingatkan ku dengan kata-kata bodoh mu itu, Askary!"

"Apa yang aku lakukan dengan Arsenio memang sudah benar!" Aleda menggertakan giginya ketika mengingat tentang Arsenio, pria sialan itu!

"Seharusnya aku memenggal leher adikmu itu, dan memasaknya untuk dijadikan santapan kudamu!"

Aleda benar-benar dengan ucapannya sekarang ini. Jika memang Aleda akan menjadi ratu masa depan Kerajaan Olivia, Aleda bertekad untuk menghukum gantung Arsenio terlebih dahulu! Ingatkan dia tentang ini!

"Aleda apa kau benar-benar ingin mati sekarang ini?" Suara Askary terdengar lagi.

"Aku tidak takut, aku mungkin telah mati di duniaku!"

Pekikan suara Aleda membuat kedua pria yang masih berdiri didepan pintu itu terdiam kembali.

Mereka sama-sama terdiam sampai Askary menarik nafas panjang. "Buka pintu mu! Naveen ingin menemui mu sekarang, apakah otakmu masih tenggelam di dalam danau?"

Mata Aleda segera melotot tidak percaya. Masih dengan kapas didalam lubang hidungnya, Aleda mendekat menuju pintu.

Mengintip kedua pria itu dari lubang kecil, Aleda mundur kembali.

Naveen?

Bukankah itu Duke Naveen?

Aleda benar-benar bertunangan dengan pria itu sekarang?!

Tubuh Aleda segera lemas seketika, kenapa dia melupakan tentang ini!

Di dalam novel tertulis jika Duke Naveen dan Aleda sempat bertunangan sebelum pria bodoh itu membatalkan pertunangan itu.

Alasan dendam Aleda pada keluarga Duke Naveen dimulai dari sini. Karena dia dibuang oleh Duke Naveen ketika keluarganya sedang dalam krisis ekonomi.

Setelah itu Duke Naveen membatalkan pertunangan mereka dan menikah dengan Victoria. Sahabatnya!

Kenapa dia harus lupa tentang ini sih!

Duke Naveen tidak pernah menyukai Aleda. Dia selalu bilang jika Aleda itu sangat jelek.

"Suruh dia pulang dan jangan menemuiku!" Suara Aleda kembali terdengar oleh mereka.

"Aleda kau benar-benar ... " Askary akan berteriak kembali jika saja Naveen tidak menahannya.

"Mungkin memang benar Aleda sedang tidak ingin diganggu, aku akan pulang." Naveen berbalik pada Askary. "Aku juga harus melakukan hal yang lebih penting lagi setelah ini."

Askary merasa tidak enak dengan Naveen. Jadi dia segera meminta maaf.

"Akhir-akhir ini Aleda tidak dapat menahan emosinya. Aku sangat menyesal karena membuat mu seperti ini."

"Tidak apa-apa." Naveen tersenyum kecil dengan maklum.

Pria itu menatap pintu yang telah tertutup dan membalikkan badannya. Naveen menampakkan wajah dingin dan bengisnya.

Aleda benar-benar ingin bermain dengannya?

Harga diri Naveen merasa jatuh dengan sikap yang gadis itu berikan padanya barusan.

Dia adalah pria paling digandrungi di kerajaan Olivia sekarang ini. Dan wanita itu berani bersikap seperti ini padanya?

Naveen benar-benar merasa terkejut. Selama ini yang Naveen ketahui Aleda selalu menunjukkan rasa hormat padanya.

Tidak pernah ada yang berani menginjak harga diri seorang Naveen selama ini. Lalu gadis jelek itu melakukannya?

"Benar-benar gadis bodoh."

***

Emosi Askary benar-benar terkuras habis hanya untuk menghadapi Aleda saja hari ini.

Pria itu berjalan menuju tempat Arsenio dan yang lainnya sedang berkumpul. Askary menghembuskan nafas lelah ketika melihat Arsenio yang sedang diobati oleh tabib.

"Apakah kau telah memberitahu Ayah tentang ini?" Arsenio bertanya ketika tabib mengeloskan ramuan pada memar di lengannya.

Askary duduk di sisi Hadrian. Pria itu benar-benar terlihat lelah. Apalagi melihat banyak luka yang Arsenio alami.

Askary benar-benar tidak bisa membayangkan betapa brutalnya Aleda!

"Aleda berbeda dengan apa yang aku tahu." Zavier ikut berbicara membuat mereka mengingat tentang Aleda.

Theron hanya bisa menyimak pembicaraan karena dia benar-benar tidak mengerti tentang situasi ini sekarang.

"Jangan ganggu Aleda untuk beberapa waktu ini Arsenio. Dia sepertinya benar-benar sedang tertekan."

"Tertekan oleh apa?" tanya Zavier.

Sebelum Askary akan menjawab pertanyaan itu, seorang pelayan wanita nampak berlari menuju mereka dengan nafas yang memburu.

"Nona Aleda meninggalkan kediaman ini dengan menunggangi kuda!"

Perkataan yang membuat semua orang segera terlonjat kaget.

Askary benar-benar kehabisan kesabarannya dan berteriak dengan begitu keras.

"ALEDA!!!"

Queen Aleda BeatrixWhere stories live. Discover now