1.5 Obi dan Murai Medan

1.7K 303 90
                                    

Obi

# Tukang Manuk
# Robin Murai
# Bandar Anakan Murbat
# Anak Setan (Pak Setyo Ibu Intan)
# Burung Mang Obi

Kata Abay, ada aplikasi yang namanya Get Contact di Play Store. Fungsinya buat ngecek apakah nomor yang menghubungi kita punya kepercayaan tinggi atau ada peringatan yang berindikasi pada penipuan. Untuk orang seperti gue yang tiap hari selalu berkomunikasi dengan pembeli baru, aplikasi ini seakan jadi sebuah instrumen pembantu yang dibutuhkan.

Tapi, pernah gak sih lo iseng ngecek nomer sendiri cuma buat tau orang-orang tuh namain gue apa sih di hape mereka?

Terus pas tau, lo kayak ngebatin gini; ini gak ada yang lebih bagusan dikit dari nama-nama itu gitu?

Padahal nama gue keren, M. Robin Santibanez. Dulu sempet malu sama nama sendiri karena Ibu sama Bapak dengan bangganya bilang ke orang-orang bahwa nama tersebut terinspirasi dari tokoh film dan sinetron. Dulu loh ya, dulu. Sebelum gue menerima kenyataan meski dalam hati masih uring-uringan, nggak kreatif amat nih Bapak sama Ibu.

"50 ekor aya teu, Mang? Peryogi enggal yeuh, kanggo dikintun ka Kebumen soalna."

"Waduh, siga na mah teu acan aya, Kang. Tapi duka pami minggu payun mah. Kumaha tah?"

Artinya tuh kurang lebih si calon pembeli butuh 50 anakan dalam waktu cepat tapi stok di peternakan gue tidak mencukupi. Sebetulnya bukan tidak mencukupi sih, melainkan usia anakan burung yang ada belum mencapai usia minumum untuk diperjualbelikan. Dipaksain ya bisa aja, namun ada resiko yang mesti ditanggung seperti stres di perjalanan, mati, dan sebagainya.

Lelaki yang memang sudah menjadi langganan di sini itu menggaruk kepalanya, bingung. "Hari apa tah kira-kira?" Tanyanya.

Gue berpikir sebentar, "Sekarang teh Kamis ya, berarti sekitar ... Selasa lah, Kang. Gimana? Atau mau ke yang lain aja?"

Ekspresi wajahnya langsung nyinyir ditambah dengan kibasan cepat di tangannya, "Ah, kapok beli di yang lain saya mah. Kan di Mang Obi mah udah harga cees, anakannya juga sehat-sehat. Mantep pisan pokoknya. Ya udah atuh, Mang, Selasa saya ke sini lagi ya. Sekalian kalo Selasa paling ada tambahnya. Mau DP dulu atuh?"

Buset, langsung main DP.

Gue nyengir, "Nanti aja lah, Kang. Minggu depan mah jangankan 50, 150 juga ada."

Setelah bercanda sebentar, dia pamit pergi untuk berpindah ke tujuan berikutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah bercanda sebentar, dia pamit pergi untuk berpindah ke tujuan berikutnya. Seingat gue, dia punya toko burung di Pasar Burung Sukahaji. Khusus untuk jenis Murai Batu, dia terbiasa memasoknya dari peternakan gue baik itu anakan atau burung dewasa. Kayaknya di Pasar Burung tersebut, gue punya 7-8 langganan yang tiap minggu selalu rutin beli burung di sini.

"Ay hev olredi transpered– anjing lah, bilang aja aku dah transfer ni, Bang, pake bahasa Upin-Ipin. Repot amat."

Lo inget gak sama orang Malaysia yang waktu itu kirim e-mail berbahasa Inggris ke gue dan diterjemahin Nolan? Nah, kita udah deal bertransaksi dan dia baru aja kirim uangnya ke gue. Kalo cuma bilang terima kasih dan memberikan konfirmasi bahwa uangnya sudah gue terima sih gue bisa bales sendiri. Setelah bilang tengkyu, gue segera mengepak pesanannya ke dalam wadah khusus sebelum diserahkan ke pihak kargo udara.

Dramaturgi; Kota NirwanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang