1. Mufona Festival

721 101 8
                                    

Halo! Selamat datang kembali kawand!

Jangan lupa sempatkan untuk komen dan vote, yaw. Perjalanan kisah romansa ini akan mulai berjalan~

Btw, aku mau ingetin kalau di cerita ini unsur Darkwinx gak kental banget seperti di seri sebelumnya, ya

Oke, happy reading!


*


Waktu berjalan seakan semakin cepat, posisi matahari kini tepat berada di atas kepala, membawa suhu ke area pasar kian turun. Penyerahan dana bantuan untuk beberapa pedagang telah selesai, termasuk bar jus Gysophilia milik Rune dan Vivy. Begitu serah terima sah, semua orang yang ada di dalam bar jus berdiri untuk memberikan tepuk tangan dan ucapan selamat, termasuk Skylar. 

Begitu acara serah terima selesai, keluarga Kerajaan harus segera berpamitan kepada pemilik bar dikarenakan jadwal yang padat, masih ada beberapa lokasi yang harus mereka kunjungi. Pangeran James, Jack, dan Skylar langsung masuk ke dalam kereta kuda yang telah ditentukan secara bertahap setelah Raja Denzel dan Ratu Zena menaiki kereta kuda. Sebelum benar-benar pergi, James dan Jack menyempatkan waktu untuk melambaikan tangan, membalas sapaan orang-orang yang ada di luar sana dengan senyuman. Skylar pun melakukannya, senyum tipis terhias di wajah Pangeran berkulit pucat tersebut. 

Sambil mengedarkan pandangan, netra Skylar berhenti pada satu titik. Tepatnya pada seorang gadis berkulit sawo matang dengan rambut cokelat panjangnya yang terurai. Itu Vivy, anak dari Rune sang pemilik bar Gysophilia sekaligus penerima dana bantuan. Entahlah, Skylar sedikit tidak menyukai gadis itu, ia merasa tatapan Vivy berbeda begitu memandang Skylar. Tidak ramah seperti menatap dua saudaranya, Vivy cenderung seperti tidak nyaman melihat Skylar.

"Wajahmu masam sekali."

Sebuah kalimat yang berhasil lolos dari Jack begitu mereka sampai di istana kediaman Owen setelah menyelesaikan segala kunjungan yang tertulis di jadwal. Skylar yang merasa kalimat tersebut ditujukkan padanya, memilih untuk tidak peduli dan tidak menjawab satu kata pun. James yang menyadari kondisi Skylar lantas menyenggol Jack.

"Suasana hatinya tidak baik karena kelelahan, seharusnya kau tahu, Jack."

"Hei, kau kira aku peramal? Suasana hati Skylar tidak bisa kutebak, lagi pula dia sering kali diam tanpa berkata apa pun, bukan?" Jack mendapatkan rotasi mata malas dari James, lalu ia menoleh ke arah Skylar. "Kau ada masalah? Kami tahu ada suatu hal yang mengusikmu, Skylar."

"Ini pertama kalinya aku mendapatkan tatapan tidak suka dari rakyat tepat di depan mata."

Jawaban Skylar, sontak membuat ketiganya menghentikan langkah. Baik James maupun Jack mengerjapkan mata, mereka hanya tidak menyangka jika hal sepele itu yang membuat adik mereka memiliki suasana hati yang buruk.

Lantas, James mendengkus, ia menggusar wajahnya kasar seraya menatap Skylar tajam. "Yang benar saja! Kami kira ada hal yang lebih serius!"

"Hal ini menjadi sangat serius karena Skylar tidak pernah melihat tatapan tidak suka dari seseorang, James. Kau harus mengerti itu, Kak," sambung Jack membela Skylar. 

"Jangan memanggilku dengan sebutan itu." James protes seraya mengacungkan jari telunjuknya pada Jack sebagai peringatan. Ia tidak suka dipanggil dengan sebutan kakak oleh kembarannya sendiri.

Namun, tampaknya Jack tidak peduli. Lelaki itu mengikuti cara bicara James dengan versi lebih menjengkelkan, hingga membuat James geram. "Baiklah, maafkan aku Kakak James."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WHITE ROSE AND THE CASTLEWhere stories live. Discover now