Awal

49 17 79
                                    

Lagi, lagi dan lagi. Untuk kesekian kalinya, mereka berdua mendapati kesamaan.

"Apa-apaan ini?!" ujar Kenzo menatap cengo Achel. Sedangkan yang ditatap tidak kalah kagetnya.

Lihat?! Bahkan rencana yang sudah mereka susun kemarin agar tidak ada kesamaan, nyatanya tetap saja. Hari ini mereka menemukan kesamaan kembali. Sial!

"Kemarin kan gue udah spill outfit biar kita beda, gue pakai biru dan Lo katanya pakai abu. kenapa masih ada yang sama sih." protes Achel, sungguh dia ingin menangis saja rasanya.

Tidak bisakah telepati mereka berhenti untuk sehari saja? Memang tidak seratus persen sama. Tapi tetap saja ada yang sama. Kenzo memakai kaos berwarna putih sebagai dalaman yang dipadukan dengan kemeja berwarna abu sebagai luaran. Sedangkan Achel, memakai dalaman berwarna putih yang dipadukan dengan kemeja bergaris berwarna biru sedikit keabuan. Sama bukan?

Bahkan saat mereka berfoto warna kemeja mereka tampak sama karena efek filter. Ingin sekali rasanya menghapus foto itu tapi sayang. Pada akhirnya Achel memilih untuk meng-upload foto itu di story sosmed-nya. Dan benar saja, tebakan Achel sebelumnya kini terjadi. Banyak yang berkomentar di foto itu.

"Kalian pacaran?"

"Couple-an terus ya"

"Ini serius kalian nggak pacaran?"

"Samaan mulu sama pacarnya"

Achel hanya menarik nafas panjang membaca semua komentar yang muncul. Sungguh dia ingin sekali menangis sekarang. Dia sudah lelah.

"Tuhan, boleh tidak hambamu ini mau revisi doa? Bener sih yang sama-sama Se-frekuensi. Tapi jangan yang tiap hari samaan mulu Tuhan, kan hambamu ini juga pingin ada perbedaan yang bisa di debatkan." gumamnya.

****

Suara motor saling bersahutan memasuki gerbang SMA Barata. Mereka berbondong-bondong berusaha menerobos gerbang sebelum akhirnya gerbang itu akan benar-benar ditutup.

"Pak, buka dong gerbangnya!" pinta seorang gadis pada sang satpam yang baru saja menggembok gerbang sekolah.

"Nggak bisa mbak, udah waktunya ditutup."

"Masa telat satu menit aja nggak boleh sih, ayo dong pak, plisss kali ini aja deh." pinta gadis itu lagi berusaha bernegosiasi dengan sang satpam.

Satpam itu tampak berfikir, "Yaudah sana cepetan masuk, kali ini aja saya bantu." lalu membukakan gerbang untuk gadis itu agar bisa segera masuk.

"Makasihh pak, baik banget, nanti saya traktir pecel deh." ujar gadis itu yang segera memasuki sekolah sambil berlari. Sedangkan sang satpam hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Tampak seluruh siswa masih menata barisan di lapangan, yang artinya dia masih mempunyai harapan untuk bisa ikut upacara. Dia segera berlari menuju kelasnya yang berada di lantai dua, menaruh tasnya dan bergegas turun menuju lapangan. Tak lupa juga dia membawa topi, bisa gawat jika sampai dirinya tidak membawa.

"Chel!"

Baru saja dia akan berlari ke lapangan, seseorang malah memanggilnya. Membuat langkahnya terpaksa harus terhenti. Dia menoleh ke sumber suara dengan wajah kesal. Apa orang itu tidak lihat bahwa dirinya saat ini sedang terburu-buru?!

"Mau kemana?" tanya orang itu lagi.

Achel mendengus kesal, "Kemana lagi kalau nggak ke lapangan? nggak liat itu anak-anak udah mulai pada baris?" kesalnya. Bisa kena hukum dirinya kalau sampai telat masuk barisan, Sial.

Terlalu Se ~ Frekuensi Where stories live. Discover now