Yume 夢

58 44 0
                                    


Malam itu , sepanjang jalan di Sokogawa teramat sepi. seolah tak ada tanda kehidupan manusia, sehingga suara alam begitu jelas terdengar, deru angin terasa dingin meniup sekujur tubuh, hingga begitu terasa dingin, tiupan angin menyentuh daun telinga. begitu sangat berbeda dengan hiruk-pikuk kehidupan di kota kota besar. di selingi suara yang begitu terdengar tsuku-tsuku boshi dari jangkrik yang mengerik seolah menemani perjalanan Hiroshi dan Hikari menuju rumah yang tidak jauh hanya di tempuh dengan waktu 18-22 menit menggunakan sepeda .

" Hi-chan , besok kita akan pergi kemana lagi? adakah tempat yang ingin kau kunjungi?" ujar Hiroshi memecah bisu yang sedari tadi membuat mereka terkesan canggung, tentu saja itu di karenakan perihal Suzuri-Bako yang mereka tinggalkan di Taman Bunga Liar.

Hikari masih terdiam.

"apa ada tempat yang belum kau kunjungi sama sekali? apa kau ingin kita pergi kesana? kita habiskan waktu libur musim panas ini dengan bersenang-senang!" nada bicara Hiroshi terdengar berantusias.

"aku rasa aku perlu membuat jadwal, akan ku tulis semua yang ingin ku kunjungi. di buku kecilku. apa kau ingin ke desa ine?"

"bukankah kau tidak suka dengan bau bau ikan yang di tangkap para nelayan? ketika ikan itu di simpan di perahu perahu kecil dan terkena sinar matahari, baunya akan membuatmu mual? itu yang ku tau jika kau melintas di pasar yang menjajakan ikan di pasar Nishiki"

"Emm itu.. " Hikari tidak dapat menjawab dan wajahnya memerah. jelas saja Horoshi tidak dapat melihatnya karna Hikari berada tepat di balakang punggungnya.

"kita hanya pernah sekali kesana dan itu sudah lama sekali. nyaris aku lupa bagaimana keadaan saat pertama dan terakhir kita berkunjung. yang ku ingat hanya memancing dan rumah rumah terapung dengan banyak kapal di bawahnya. suasananya jelas tidak begitu ku ingat karna kita masih duduk di sekolah dasar waktu itu." Hikari melihat bintang di langit yang seolah tertawa geli mendengar alasan yang gadis itu jelaskan kepada Hiroshi.

"oh begitu ya?, aku malah lebih tidak banyak mengingatnya dibanding denganmu." dengan sedikit tertawa Hiroshi menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak merasa gatal.

"bagaimana jika kita ke Ine besok?" seru Hiroshi sambil mengerem sepedanya dengan tiba-tiba. dia memalingkan wajahnya kebelakang, dilihatnya Hikari yang masih melihat bintang-bintang.

sontak Hikari juga melihat wajah Hiroshi dengan ekspresi seorang gadis yang termangu. tanpa berfikir Hikari pun menjawab
"ya, tentu . aku akan meminta ijin kepada ayahku setelah makan malam, jika besok kita akan pergi ke ine."
mendengar jawaban itu Hiroshi mengayuh sepedanya kembali. Tiba-tiba  kilatan cahaya terlintas di mata mereka. rinti demi rintik basahan air menetes ke permukaan jalan yang kering.

"ahh, Yuudachi!" Hikari memekik. (*yuudachi  adalah hujan yang turun secara tiba-tiba di musim panas)

"lindungi kepalamu dengan tas, aku akan mengebut" Hiroshi bersiap-siap. dengan panik gadis itu pun mengangguk dan meletakan tasnya di atas kepala. tangan kirinya memegang jas Hiroshi dengan erat.

sepeda pun melesat menerobos rintikan air yang mulai menebal, rintik demi rintik mengepung mereka, ketika itu juga rantai sepeda mengeluarkan suara geritan saat pedal-pedal sepeda di kayuh dengan cepat oleh Pemuda yang berkaki panjang. langit bertambah mendung dan gelap, beberapa kilatan kembali terlihat di balik awan-awan hitam yang menggantung.

Tak lama mereka sampai di sebuah gang yang lebarnya dua meter itu, tempat biasa Hiroshi menjemput Hikari setiap pagi, saat itu nampak berbeda karena jalan yang terlihat licin, dinding-dinding gang yang basah terkena guyuran air hujan. daun-daun  pohon bambu yang menjuntai keluar dari dinding itu berdesau tertiup angin, terlihat aneh dan aga menyeramkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHIKIGURUMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang