CAKE, AWAN, DAN SEPOTONG DEBAR YANG DATANG [34]

3.2K 326 14
                                    

Hai ketemu lagi My ❤️

Happy reading 😁

Oh ya, untuk versi di karya-karya sudah update sampai tamat ya ☺ bisa cek di akun aku anindastink 😁😁

Niat hati ingin memberi kejutan, justru berujung mendapat kejutan, mungkin begitu yang terbesit dalam isi kepala keluarga Aksa, pikir Sena dalam diam. Baru Sena tahu, hari ini tepat Aksa berusia 27 tahun, Sena tahu dari angka di atas birthday cake yang di bawa oleh gadis yang mengenalkan dirinya bernama Mutia beberapa menit yang lalu, itu sih sebelum Sena akhirnya hanya mampu duduk di atas stool sambil merapatkan kedua paha dan menyatukan kedua tangannya di depan perempuan yang dia taksir sudah berkepala enam. Tidak ada potong kue, hanya ada tiup lilin sebelum pertanyaan, “Kamu beneran cuma mahasiswi Dana?” meluncur dari perempuan tersebut. Sena hanya mampu meringis.

            “Bu, kan aku sud–”

“Sssttt! Kamu diam! Ibu tanya sama Sena ya, bukan kamu. Bisanya bawa anak orang ke apartemen, mau kamu apain ha?” gertak ibunya, Sena menggigit bibir bawahnya sekaligus geli sendiri melihat ekspresi tidak berdaya Aksa di sudut ruangan, sementara Mutia dan ayah diam-diam menertawakan dari sofa sambil nyemil keripik kentang. Biar saja Aksa kena sidak guru paling galak. Mantan BK dilawan.

            “Saya benar mahasiswi Mas Aksa kok, Tante. Kami hanya bimbingan, itu buktinya,” kata Sena menunjuk laptop dan tumbukan buku-buku di meja, lama-lama dia tidak tega melihat Aksa terpojok begitu. Alhasil, semua menoleh ke meja yang berantakan oleh buku dan laptop. Ibu Aksa manggut-manggut saja. “Dia ... nggak ngapain-ngapain kamu, kan?” tanya ibunya khawatir pada Sena. Di tempatnya, Aksa terperangah, jadi di sini siapa yang anak ibunya? Dengan Aksa saja ngegas seperti minta baku hantam, dengan Sena suaranya selembut sutera.

            Sena menggeleng cepat. “Nggak kok, paling hanya marah-marah kar–”

“Dana! Sejak kapan ibu ngajarin kamu marahin anak gadis orang ha?”

            Sena langsung terperanjat karena ibu Aksa kontan memarahi Aksa lagi. Aksa hanya mampu memejamkan matanya karena keluguan Sena. Sorry, bisik Sena tanpa suara sambil meringis tidak enak pada Aksa. Dia beneran keceplosan lho, serius, dia enggak sengaja, kok.

            “Nggak marah, Bu. Hanya mengoreksi. Iya kan, Na?” Aksa berjalan mendekati ibunya sambil mencari konfirmasi dari Sena.

            “Iya, Tante. Dia koreksi beberapa hal kok,” lanjut Sena meyakinkan.

Ibunya akhirnya mendesah lega, dan menepis cekalan Aksa pada bahunya. “Nggak usah sentuh-sentuh. Ingat ya, nggak ada bimbingan malam. Mau bikin anak orang sakit kamu? Sena, lain kali kalau Aksa ajak bimbingan malam, jangan mau. Malam waktunya istirahat, okay?”

            Sena kontan tersenyum senang. “Siap, Tante.” Nyatanya wanita yang dia perkirakan akan menyeprotnya sebagai perempuan yang main sembarangan ke apartemen pria justru berbalik memarahi anaknya sendiri. Sena terkikik dalam hati melihat Aksa yang hanya mampu mengekrut di depan ibunya.

            “Udah, Bu. Baru datang sudah marah-marah, kasihan tuh anak bujang kamu. Mukanya mirip telenan daging,” ejek ayah semakin membuat ekspresi Aksa tidak bersahabat.

            “Biarin.” Lalu ibunya beralih pada Sena.

“Saya tahu Dana ini dosen, tapi ini pertama kalinya saya ketemu langsung mahasiswinya,” ungkapnya lembut pada Sena.

            Sena tersenyum kecil. “Senang bisa bertemu Tante dan Om juga Mutia, tapi maaf sekali justru di pertemuan pertama harus begini,” ungkap Sea tidak enak.

Chasing You | TAMAT ✔Where stories live. Discover now