Chapter 9

29.9K 1.9K 6
                                    

Motor Calista membelah jalanan di Bandung itu. "Buset, nih motor enakan juga buat ngebut" gumamnya. Sebuah motor menyalipnya. Dan Calista mengenalnya.

Lampu merah, semua motor dan mobil berhenti. Calista berada di samping motor yang sudah menyalipnya tadi. "Woi" teriaknya. Orang tersebut menoleh.

Calista membuka kaca helmnya. "Hai, Rakha" gadis itu mengedipkan sebelah matanya.

"Lo bisa naik motor?" Tanya Rakha tak percaya. "Jelas bisa lah, Calista.." tersenyum sombong.

Rakha hanya berdehem dan mengalihkan pandangan. Ada sesuatu yang ingin dia lakukan. "Beneran dia bisa naik motor?" Batinnya. Rakha beralih menatap Calista, dan gadis itu sedang melihat spionnya.

"Ck, cantik banget gw ah." Ucap Calista.

Rakha hanya menghela nafas. Pede banget neng?. Saat lampu hijau menyala, motor Calista dan Rakha pun melaju bersamaan. Calista heran karena Rakha tepat berada disampingnya. Kenapa dia tidak duluan?.

"Lo kenapa nggak duluan njim?" Teriaknya.
"Gw takut lo kenapa-kenapa dijalan" jawabnya. Pipi Calista memerah. "Bangsat, gw gak boleh baper " gumamnya.

"Halah gak usah sok peduli lo. Gw bisa jaga diri sendiri, gw bisa naik motor kok!" Celetuknya.

"Gak usah banyak bacot" jawab Rakha datar.

Calista hanya bisa pasrah. Sampai pada akhirnya disekolahan, mereka memarkirkan motornya. Dan dua motor itu bersebelahan.

Beberapa siswa-siswi yang melihatnya pun kaget. Tumben Calista naik motor, dan barengan dengan Rakha.

"Lo kenapa sih. Deket-deket gw?" Tanya Calista yang saat ini berdiri disamping Rakha.

Rakha membuka helmnya. "Kenapa? Nggak usah baper!"

Bukannya malah kesal dengan ucapan Rakha jutsru Calista mematung melihat ketampanan Rakha. "Oh sialan pagi-pagi udah liat yang ganteng-ganteng gini" batinnya.

"S--siapa yang baper" jawab Calista mengalihkan pandangan.

"Pipi lo merah" ucapnya kemudian pergi. Entah kenapa Rakha menjadi gemas sendiri dengan tingkah Calista.

"H--hah?" Calista memegangi kedua pipinya.

***

Calista memasuki kelasnya dan pandangannya bertemu dengan Rakha. Cepat-cepat dia memutuskan pandangan itu dan beralih duduk. Sedangkan Rakha terkekeh geli.

"Eh, Cal. Udah dateng lo? Hoam.." ucap Felicia sambil menguap. Calista duduk disampingnya.

"Lo udah tau masih nanya!" Celetuknya. "Santai  dong, gw lagi pengen basa-basi" jawabnya.

Calista memutar bola matanya malas. Afnan yang awalnya duduk bersama dengan Rakha, langsung saja ia duduk didepan Calista dan menatapnya.

Gadis itu mengernyitkan dahinya. "Lo kenapa lagi? Lo mau bilang kalo gw berubah dan cantik?" Tanya Calista to the point.

"Jangan kegeeran, gw cuma pengen nanya. Sejak kapan lo bisa naik motor?" Tanya Afnan menaikkan turunkan alisnya.

"Dari jaman old" jawabnya malas. Felicia kemudian menjawab "Lagipun apa peduli lo? Tumben nanya-nanya?".

"Ya terserah gw lah"jawab Afnan. Calista noleh menatap Rakha. Betapa kagetnya ia, ternyata Rakha menatapnya sedari tadi.

"Astaghfirullahaladzim, jantungku gak aman" gumamnya. Dan didengar oleh Afnan dan Felicia. Mereka berdua saling tatap dan menahan tawa.

"Hayoo, lo kenapa Cal? Kok salting gitu?" Tanya Felica menggoda. "Duh jantungku disko nih" Afnan ikut menggoda.

"Denyut, jantungku berdebar terasa indahnya.." Felicia bernyanyi. Calista justru pipinya memerah menahan salting. Afnan yang melihatnya pun tertawa terbahak-bahak.

"Lo suka sama Calista bro?" Tanya Gerard yang berada di meja belakang Rakha.

Rakha hanya tersenyum menatap Calista. Gerard dan Ilham saling tatap, kemudian menaikkan kedua bahunya.

"Kurasa ku sedang dimabuk cinta aaa.." Ilham bernyanyi dan menjadikan botol plastik sebagai mikrofon. Gerard tertawa terbahak-bahak.
Rakha pun ikut salting.

Calista semakin panas saja, dan memutuskan untuk pergi. "Eh Cal mau kemana?" Tanya Afnan cekikikan. Begitu pula dengan Felicia yang sudah menangis saking lucunya.

Kini Calista berada di Perpustakaan. "AAAAA GW KENAPA SIH" gerutunya karena salting mengingat kejadian tadi. Beberapa murid yang berada di perpustakaan pun memutuskan untuk pergi. Karena takut mengusik Calista.

Seorang laki-laki mendekati Calista yang sedang senyam-senyum sendiri membayangkan kejadian tadi. "Kamu kenapa?" Tanya orang itu duduk disampingnya.

Calista menoleh, seketika dia ingat bahwa dia sudah memiliki pacar. "Lo bodoh Cal" batinnya.
"Ehehehe, gapapa" Calista mengalihkan pandangan.

"Tadi berangkat bareng Rakha?" Tanya Satria dingin. Calista menoleh menatap Satria.

"Iya, tadi nggak sengaja kok. Ketemu dijalan, padahal aku udah nyuruh Rakha duluan, dia nggak mau" jelasnya. Satria hanya diam. Calista yang sadar bahwa Satria ngambek pun, segera mencari cara untuk membujuknya.

"Maaf, sayang. Kan nggak sengaja ketemu" gadis itu mengerucutkan bibirnya. Laki-laki itu luluh dengan sikap Calista. Sangat menggemaskan itulah pikirnya.

"Ck, gemes banget sih" Satria mencubit pipi Calista gemas.

***

Kiww, makasih yang sudah mampir 😍😍

Jelasin dong, dapet rekomendasi cerita ini dari mana? Author nggak nyangka ada yang mampir baca 😭

Transmigrasi Stella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang