✦ᝰ՞Lima Belas

174 44 16
                                    

*Tin tin!

Lampu sudah berganti hijau, bunyi klakson yang berasal dari belakang sana membuat Jilan menjauhkan badannya dan kembali fokus menyetir.

Bagaimana dengan Niel? tentu saja wajahnya sudah memerah saat ini, dia meletakkan kedua tangannya dipipi guna menutupinya dari Jilan.

"Kenapa ditutupin?" Niel menoleh dengan sinis kearah Jilan yang sedang terkekeh, ya Tuhan mata Jilan lagi lagi menghilang, gemas sekali pikir Niel.

"Jangan deket deket kaya tadi, aku . ." Gadis itu terhenti ketika kekasihnya terdiam mencoba untuk mendengarkan.

"A-aku gasuka!" bohong, Niel sangat amat menyukainya. Itulah sisi menarik dari Jilan, kadang menyebalkan kadang juga ia membuat jantung Niel tak karuan karena perlakuan tak terduga darinya.

"Yaudah besok besok langsung dicium aja berarti gapapa?"

"JILANDRA!"

"aw- aduh hahaha iya maaf!" pekik Jilan karena kini paha pria itu menjadi sasaran empuk dari pukulan mematikan dan bertubi tubi dari Niel.

˓𓄹 ࣪˖ ˖ ࣪ ִֶָ♡ ⸰ ͙⸰ֺ⭑

Mereka tidak melakukan dinner di restoran mahal atau pergi ke taman hiburan untuk menghabiskan malam minggu bersama. Niel ingin memakan ramen jadi Jilan mengajaknya ke restoran ramen. Cukup lama mereka berada disana, dan kini mereka berdua sedang berjalan bersama kearah parkiran sambil bergandengan tangan how cute!

"Jilan?"

"Bae"

"Jilan."

"call me bae, Niel."

"Apa ih aku gamau manggil itu."

"Kenapa? kan lucu."

"Masa kita samaan manggilnya?"

"Gapapa. Kamu mau ngomong apa tadi?"

"Oh iya! Kenapa kamu mau pacaran sama aku?" Niel melihat sosok Jilan yang nampaknya sedang berfikir keras. Tak lama Jilan menatap kearahnya dengan senyuman yang sangat manis!

"Kamu itu spesial buat aku, awalnya aku mau mendem aja sampe kita lulus tapi taunya waktu aku tau kamu deket sama Haidar aku jadi gatahan." Jilan menghentikan langkahnya dan menggenggam kedua tangan gadisnya yang kini sedang menghadap kearahnya.

"Aku mau jagain kamu dari cowok cowok gabener diluar sana, aku mau jagain kamu biar kamu gak nangis terus. Dikira aku galiat kali ya kalo kamu sering nangis di perpus?" Ya, Niel bisa menjadi cengeng jika keadaan benar benar menekan dirinya, tapi gadis itu tidak habis pikir bahwa ternyata diam diam Jilan memperhatikan dirinya.

"Aku mau jadi tempat cerita kamu, rumah kamu buat beristirahat, aku mau asalkan itu kamu Niel. Biarin aku jagain kamu ya? Biarin aku buat sayang sama kamu sampe kita tua nanti, walaupun kamu menghindar kaya waktu itu, aku bakalan ngejar kamu. Tapi kalo kamu udah muak sama aku tolong bilang ya? Jangan dipendem sendiri. I love you Niel, i really mean it."

Jilan membawa Niel kepelukannya dengan penuh kasih sayang, jawaban Jilan benar benar melebihi ekspetasi Niel. Ia sangat beruntung mendapatkan pria seperti Jilan. Niel kira lelaki seperti ini hanya ada pada novel, ternyata semesta sangatlah berbaik hati karena telah memberikan pria yang telah Niel dambakan dalam kehidupan nya.

"I love you too Jilandra, makasih udah hadir di hidup aku." Niel mengeratkan pelukan nya.

"Harusnya aku yang bilang gitu, makasih ya kamu udah muncul di hidup aku, kamu yang bikin hari hari aku spesial setiap detiknya."

Perkataan Jilan mampu membuat kupu kupu berterbangan di perut Niel, gadis itu menjauhkan dirinya dan berlari kearah mobil, sang pria yang kemudian mengikuti kemana gadisnya berlari.

˓𓄹 ࣪˖ ˖ ࣪ ִֶָ♡ ⸰ ͙⸰ֺ⭑

Haidar sedang tertidur dikasurnya, menatap langit langit kamarnya dengan tatapan paling menyedihkan didunia, merasa kesal dan juga kecewa mengapa dirinya tidak mengenal Niel dari dulu. Mungkin kini Niel sudah menjadi kekasihnya, tapi apa boleh buat takdir berkata lain.

Kini Haidar pergi ke balkon dan melihat langit malam kelam yang disinari oleh cahaya bulan dan bintang. Ia berasumsi bahwa Niel sangat mirip dengan bulan

Bulan itu indah dan cantik, ia bersinar dengan terang disaat semuanya gelap gulita. Semua orang ingin memilikinya, ia juga menjadi salah satunya. Tapi mana boleh ia mengambil bulan dari semesta? Melihatnya bersinar dari kejauhan pun seharusnya ia sudah senang.

"Yaudah lah, jadi temen nya juga udah bagus, gue bisa ngobrol sama dia lagi daripada kaya kemaren gue kabur gajelas dari dia."

Haidar senang ia bisa mempunyai keberanian lagi untuk berbicara dengan Niel setelah berhari hari ia mencoba untuk menjauhi Niel.

Kini ia bisa berdamai dengan dirinya sendiri dan merelakan Niel bahagia bersama Jilan.

"Sialan, mana mereka berdua cocok lagi." Haidar mengacak rambutnya mengingat jika Jilan dan Niel memang cocok jika disandingkan bersama.

"Gapapa Haidar, lo kuat lo bisa lo ganteng sedunia, dibanding Jilandra gue paling ganteng, bentar lagi paling Niel suka deh sama gue HAHAHA" ujar Haidar sambil berjalan masuk kedalam kamarnya, padahal ia tahu itu tidak akan terjadi. Haidar hanya menenangkan dirinya saja.

˓𓄹 ࣪˖ ˖ ࣪ ִֶָ♡ ⸰ ͙⸰ֺ⭑
𝓽𝓸 𝓫𝓮 𝓬𝓸𝓷𝓽𝓲𝓷𝓾𝓮𝓭 . .

a.n

Haidar sabar ya :(

gais, jadi . .

SATU FRAME?! *pingsan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


SATU FRAME?! *pingsan

hehe vomment yaa, aku suka bacain komenan kalian jadiii komen banyak banyakkk. luv u guyssssss!!!!

clichèWhere stories live. Discover now