AVSP - 11 - Insomnia

650 44 0
                                    

Granada pergi ke sekolah seperti biasa. Dia menaiki tangga menuju kelasnya. Saat di belokan koridor, dia berpapasan dengan seorang guru dan hampir menabraknya.

"Oh, maaf, Pak." Granada membungkuk kemudian melanjutkan langkahnya.

Guru itu memutar bola matanya kemudian menuruni tangga. Granada bersembunyi di balik dinding belokan koridor. Guru yang barusan hampir bertabrakan dengannya itu adalah targetnya.

Granada melangkah mendekati pagar balkon kelas dan melihat guru itu berjalan gontai menuju ke ruang guru.

Granada segera pergi ke laboratorium Kimia. Sesampainya di laboratorium kimia, dia mendorong kursi ke dekat jendela dan dia menaiki kursi itu lalu mengeluarkan senapan serbu dari tasnya. Dia memasang silencer kemudian membidik kepala gurunya dari jendela laboratorium kimia.

Guru itu berhenti melangkah. Dia berbicara dengan seorang murid di depan ruang guru.

Granada menutup sebelah matanya kemudian bersiap menarik pelatuknya. Namun, ada seorang siswi yang tiba-tiba datang menghampiri guru itu dan menghalangi bidikan Granada.

Terpaksa Granada harus menunggu. Ketiga orang itu tampak berbincang dan diselingi dengan candaan terlihat sesekali mereka bertiga tertawa.

Saat siswi itu menunduk, Granada langsung menarik pelatuknya, tepat mengenai kepala guru itu. Kedua murid yang bersamanya tampak terkejut melihat gurunya tiba-tiba tersungkur dengan darah mengalir dari kepalanya.

"Pak Ryan!"

Granada masih membidiknya memastikan jika pria itu benar-benar tewas. Tapi, karena siswa langsung berkerumun, dia mengurungkan niatnya.

Pak Ryan dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin. Karena kejadian penembakan itu, pihak sekolah menjadi khawatir. Untuk pertama kalinya dalam sejarah ada insiden penembakan di sekolah.

Para murid dipulangkan untuk mengantisipasi adanya korban lagi, karena penembaknya belum ditemukan. Sebelum keluar dari gerbang, security sekolah memeriksa semua murid, memastikan jika salah satu dari mereka bukan penembaknya.

Security perempuan mengecek siswi, sementara security laki-laki mengecek siswa. Tas mereka dibuka dan tubuh mereka juga diperiksa.

"Pak, apa Pak Ryan baik-baik saja?" Tanya salah seorang siswa.

Granada yang berbaris di barisan siswi menoleh mendengarkan.

"Katanya Pak Ryan mengalami kritis. Semoga dia baik-baik saja," jawab security.

Granada tampak berpikir.

"Siapa yang menembaknya? Apa dia tidak tahu aku jago taekwondo? Jika aku menemukan orangnya, aku akan mematahkan lehernya," kata siswa itu.

"Jangan sembarangan bicara, bisa jadi penembaknya adalah assassin," kata security.

"Maksud Bapak, ada assassin di sekolah kita?"

"Mungkin saja."

Giliran Granada yang diperiksa. Tubuhnya digeledah begitu pun dengan tasnya. Kemudian dia berlalu setelah diperiksa. Gadis itu pun pulang ke rumahnya.

Saat hari mulai gelap, Granada kembali ke sekolah. Dia menyelinap masuk dan mengambil senapan yang dia sembunyikan di kamar mandi. Gadis itu pun pulang ke rumahnya dan melihat web assassin.

Ternyata si pelanggan dengan akun bernama Psychosome itu mengirimnya pesan lagi.

"Targetmu masih hidup. Aku sudah mengirim uang muka sesuai ketentuan web assassin."

Granada membalasnya dengan mengetik, "Tenang saja, dia pasti mati."

Tampaknya Psychosome sedang aktif dan langsung membalas pesan dari Granada. "Targetmu tidak ada di rumah sakit. Dia dibawa pulang oleh saudaranya dan dirawat jalan di rumah saudaranya. Kau bisa datang ke alamat ini."

Granada mengernyit. Dia membalas pesan Psychosome, "Kenapa kau begitu yakin?"

"Aku bertetangga dengannya. Aku ingin kau dapatkan jam tangannya kemudian kirimkan padaku setelah kau mendapatkan jam tangannya," balas Psychosome.

Granada membawa dua pistolnya kemudian pergi.

⚔️⚔️⚔️

15.41 | 30 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

VENORA : Assassin VS PsychopathWhere stories live. Discover now