[ 3 ] sus

70 10 0
                                    

"ngh udah pagi ternyata," ucap [name] meregangkan otot tubuh. dirinya bangun, berjalan menuju ke dapur. "hari ini masak apa ya?" tanyanya dalam hati.

[name] menggulung rambutnya agar tak mengganggu, walau tak rapi. dirinya segera mengambil bahan-bahan masakan.

"mungkin masak onigiri," ucapnya memotong sayur mayur. dirinya memang melatih skill memasak, kasian jika Ran dan Rindou harus membeli masakan.

"pagi dek [name]," ucap Rindou memeluk pinggang kecil milik [name]

[name] sedikit terkejut, terlebih Rindou berbicara didekat telinganya.

"onii-chan jangan gitu, aku risih," ucap [name].

Rindou terkekeh, semakin mengeratkan pelukannya. dirinya menghirup aroma wangi tubuh milik sang adik. jujur, jika mereka bukan saudara mungkin Rindou sudah memacari [name].

"[name], lebih sayang aku atau Ran?" tanyanya secara tiba-tiba.

"kalau disuruh milih aku ga bakal milih, aku sama-sama sayang kalian," jawab [name] tak melirik Rindou sama sekali.

"ah ga seru, tapi gapapa."

[name] mengerutkan kening. kakaknya kedua ini penuh dengan kerandoman. dirinya hanya menghela nafas dan kembali memasak.

"Rin-nii aku mau masak, lebih baik kau duduk di kursi," [name] berucap. dirinya kesulitan bergerak karna Rindou.

"gomen aku pindah."

Rindou kini duduk di kursi, tepat dibelakang [name]. dirinya menatap [name] dengan intens. sungguh rasanya seperti berlomba dalam ajang memasak.

"Rin-nii kenapa? ada yang salah?" tanya [name] mulai heran dengan sang kakak.

"kau tak berniat memotong rambut mu?" tanya Rindou balik.

"aku suka rambut panjang, tapi aku pengen mewarnai rambut," sahut [name].

"jangan, kau cocok rambut hitam. cantik."

Rindou berkata sambil memuji [name]. dirinya bisa terbilang paling overprotektif dengan sang adik. overprotektif dan sedikit siscon.g

[name] mendengus geli, padahal kedua kakak mewarnai rambut dengan warna sedikit mencolok, terutama Rindou. apa boleh buat, dirinya mengangguk tak ingin membuat kerusuhan.

rasanya kaya suami istri, batin Rindou meletakkan kepala ke meja. dirinya menggeleng, menghapus segala imajinasi anehnya.

"[name] type pacarmu gimana?"

"[your husbu]," sahut [name] membuat Rindou terkekeh.

"kalau onii-chan sendiri?"

"kamu," gumamnya tak jelas.

"hah? apa aku ga denger?"

Rindou diam, takut jika [name] malah risih dengan pengakuannya. dirinya hanya menggeleng tak ingin mengulang perkataannya.

kini Ran datang. keadaan agak berantakan dengan rambutnya yang tergerai seperti singa. dirinya mengusap kepala, melihat Rindou yang menatap [name] intens.

"Rin," panggil Ran.

dirinya melirik, mata ungu tersebut bertubrukan dengan ungu yang senada. sial, mata Ran lebih tajam dan menakutkan dari dirinya.

"[name] kau istirahat dulu, biar aku yang masak," ucap Ran.

[name] mengangguk dan menuju ke kedepan tuk membersihkan halaman.

"Rin, kuharap kau tau kalau [name] adikmu," ucap Ran.

"hah? aku pasti ingat. aku bukan anak kecil lagi," sahutnya dengan emosi.

Ran terdiam, dirinya melirik Rindou yang masih bergumam. "baguslah, jangan sampai kau berniat memacari adikmu sendiri. kalau itu terjadi, tanganku sendiri yang akan membunuhmu."

Rindou terdiam. dirinya tak lagi menanggapi ceramah Ran. rasa asmaraloka miliknya seakan labil.
dirinya mengakui, terkadang mencintai [name] seperti adik dan terkadang seperti seorang wanita.

"andai kita bukan saudara." tak ada yang bisa menyalahkan garis takdir, ia telah ditata sedemikian rupa dengan berbagai plot.

sementara Ran paham dengan perasaan Rindou. namun, ini yang terbaik untuknya. Ran selalu mengamati, dirinya paham dengan Rindou dan [name].

cinta terkadang memang kejam. cinta, racun yang menyebabkan terhanyut dalam keenakan duniawi hingga manusia lupa diri.

TBC

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝙊𝙣𝙞𝙞-𝙘𝙝𝙖𝙣 | 𝙃𝙖𝙞𝙩𝙖𝙣𝙞 𝙩𝙬𝙞𝙣𝙨Where stories live. Discover now