¹⁰' 𝑆𝑖 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑠𝑢 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔

2.7K 276 6
                                    


-happy reading 🌼
-sorry for typo(s)

-happy reading 🌼 -sorry for typo(s)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌼

Panas terik matahari siang itu, tidak membuat beberapa anak kelas 12 berhenti bermain basket di lapangan outdoor. Tidak perduli keringat sudah membuat bajunya basah, permainan harus tetap berlanjut.

"Jaz, air!!"

Jaz menoleh kala namanya dipanggil, kemudian anak itu tersenyum kala melihat Kalyna berada di tribun penonton, mengangkat satu tangannya yang terdapat satu minuman kaleng. Membuat dirinya segera keluar dari pertandingan, dan menghampiri Kalyna.

Kalau udah cewe aja, lupa ambisinya tadi yang katanya mau main bola sampe dhuhur.

"Udah kali mainnya. Panas banget gini juga masih tahan pada main basket" cicit Kalyna, kala Jaz sekarang sudah duduk di sampingnya.

"Seru kalo cuacanya mendukung, tambah bikin gerah" kekeh Jaz, seraya membuka minuman kaleng dari Kalyna dan meminumnya.

"Kelas lo kosong Kal?"

"Eum. Makanya ini gua bisa kesini. Tadinya nggak niat sih, tapi tuh, gua nganterin tiga anak piyak" cicitnya, menunjuk menggunakan dagunya tiga temannya yang tak jauh duduknya dengan dirinya.

"Haha si Asha juga?"

"Iya, lagi tergila-gila sama Hasbi dia, karena waktu itu dianterin pulang. Padahal biasanya tengkar mulu berdua"

Jaz mengangguk, seraya kembali menyesap minuman kalengnya.

"Jaz," panggil Kalyna, karena Jaz yang lama diam.

"Hmm?"

"Nggak kangen Mama?" Tanyanya.

Jaz menoleh, walupun bibirnya tetap diam, tidak mengatakan apapun sebagai balasan.

"Mama selalu tanya ke gue, gimana keadaan anaknya? Sehat nggak? Dia makan dengan baik nggak? Sekolahnya gimana? Harinya juga, berat apa enggak? Setiap ketemu gue, Mama selalu kasih banyak pertanyaan tentang lo. Mama mau lo sering pulang, seengaknya dua Minggu sekali, Jaz. Kalo tetep nggak bisa, tolong kasih kabar ke rumah" ujarnya.

Jaz melirik Kalyna, untuk kemudian menghela nafas lirih dan kembali menundukkan kepalanya, menatap kaleng minuman di tangannya, "Kayanya gua udah terlalu banyak bikin kecewa. Gua udah terlalu malu buat ngakuin kalo gua itu anak mereka"

"Lo jahat kalo sampai berpikir begitu. Mama Papa lo sayang luar bisa ke lo, anak laki-laki satu-satunya mereka. Mereka nggak nuntut lo apa-apa, cukup kasih kabar, mereka udah seneng Jaz"

Jauzan hanya menatap binar Kalyna tanpa membalas perkataannya. Kalyna itu teman kecilnya, tetangganya, dan mungkin manusia yang paling tau tentang dirinya. Kalyna yang selalu marah jika Jaz tidak pulang ke rumah, tapi selalu menerima keputusan akhir Jaz. Kalyna tidak pernah memaksa Jaz pulang, gadis itu hanya mengingatkan Jaz untuk pulang, mengingatkan Jaz jika dirinya masih punya rumah untuk tempat pulang.

[14] YABENGs || 𝟶𝟶𝚍𝚛𝚎𝚊𝚖Where stories live. Discover now