13 : GhiBah BerKedok KerKom

17 4 0
                                    

Kini Dian, Jaya dan Yaya duduk bersila di teras depan rumah Yaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Dian, Jaya dan Yaya duduk bersila di teras depan rumah Yaya. Ketiganya sedang menikmati pisang goreng yang dihidangkan oleh ibunya Yaya. Sekalian menunggu kedatangan Lalu yang sudah lebih dari jam janjian belum datang juga.

Jaya mencomot pisang goreng di piring lagi, sudah pisang ketiga yang masuk ke rongga mulutnya. Sedangkan Yaya kembali menancap sedotan pada air mineral untuk ketiga kalinya, entah dehidrasi atau memang suka minum.

Dian yang memperhatikan hanya menggeleng pelan, tangannya kemudian meraih hape di samping tasnya. Ikut merasa bosan menunggu Lalu yang tak kunjung datang. 'Jadi inget dulu pernah suka dangdut,' kekehnya dalam hati.

"Ya, mulai bae aneh. Pendak sak tunggu Lalu tie," ucap Jaya membuat Dian dan Yaya menoleh.

"Side bisa ukur takarannya? Kita kan butuh timbangan analitik," tanya Yaya yang dibalas dengusan oleh Jaya.

"Harus pake takaran, ya?" tanya Dian yang langsung diangguki Yaya.

"Bentar deh, saya coba telpon Jandi." Yaya lantas menghubungi nomer WhatsApp Lalu, tak lupa ia loudspeaker agar kedua temannya itu bisa mendengarnya.

Sambungan terhubung, dan ....

"Maaf, Ya, saya lagi di rumah sakit. Tadi dadakan, keponakan saya sakit," kata Lalu sebelum Yaya sempat menyapa.

"Kok gak ngehubungi dari tadi, Jan?"

"Maaf banget, Ya. Gak kepikiran pegang hape, saya tadi panik denger kabar ponakan saya dilariin ke RS."

"Terus sekarang gimana?" tanya Yaya lagi disuruh oleh Jaya dengan kode alis dinaik-turunkan.

"Kalian masih di sana? Udah selesai kah?"

"Gimana mau mulai kalo timbangannya ada di side," protes Yaya yang mendapat kekehan di seberang.

"Side mau ke sini gak, Al?" Kini giliran Jaya yang bertanya, laki-laki itu memang tipe yang tidak sabaran.

"Saya ke sana sekarang, Jay. Oke, Ya, telponnya saya tutup ya," ucap Lalu sebelum akhirnya sambungan terputus.

"Aku jadi terbiasa denger kalian saling manggil sopan," celetuk Dian membuat Jaya maupun Yaya menoleh ke arahnya.

"Side itu artinya kamu 'kan?" tanyanya menatap dua temannya bergantian.

"Hehe iya, Di. Tapi kalo pake bahasa Sasak sih, beda ceritanya," jawab Yaya yang diangguki Jaya.

Hape Yaya bunyi, bukan ada orang nelpon, tapi notifikasi youtube. Membuat atensi Dian dan Jaya sepenuhnya pada Yaya.

"Siapa, Ya?"

"Notif youtube, biasa kpop," jawab Yaya santai, tapi mengundang ke-ekstrovert-an Dian.

"Kamu kpoper, Ya?" tanyanya sambil tersenyum senang, padahal belum dijawab.

Diary's Dian in Mataram | Ft. Jeon Somi [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang